Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengungkapkan manfaat besar dari pengobatan herbal dalam mengatasi asam urat.
Bandung, suararepubliknews.com – Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Ahmad Sutomo, seorang ahli kedokteran herbal terkenal di Indonesia, yang bekerja sama dengan Dr. Ratna Sari Dewi, seorang pakar reumatologi dari Fakultas Kedokteran UGM.
Penelitian yang dimulai pada tahun 2022 dan berlangsung selama dua tahun ini memberikan wawasan baru tentang potensi tanaman herbal lokal dalam mengobati asam urat.
Asam urat adalah kondisi yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat dalam sendi, menyebabkan nyeri hebat, peradangan, dan pembengkakan. Penyakit ini sering kali dipicu oleh kadar asam urat yang tinggi dalam darah, yang dapat disebabkan oleh konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, makanan laut, dan alkohol.
Dampak dari asam urat tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan fisik tetapi juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup penderita.
Penelitian Dr. Sutomo dan Dr. Dewi melibatkan 400 peserta yang menderita asam urat kronis. Mereka mengevaluasi efektivitas beberapa tanaman herbal yang banyak ditemukan di Indonesia, seperti daun salam, sambiloto, dan jahe merah, yang dikenal memiliki sifat antiinflamasi dan penurun asam urat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi rebusan daun salam secara teratur mampu menurunkan kadar asam urat dalam darah dan mengurangi frekuensi serangan asam urat. “Daun salam mengandung senyawa flavonoid yang memiliki efek diuretik dan antiinflamasi, membantu tubuh mengeluarkan kelebihan asam urat dan meredakan peradangan,” jelas Dr. Sutomo.
Sambiloto, yang dikenal dengan nama ilmiahnya Andrographis paniculata, juga menunjukkan hasil positif dalam penelitian ini.
Ekstrak sambiloto diberikan kepada peserta dalam bentuk kapsul, dan hasilnya menunjukkan penurunan signifikan pada gejala nyeri dan peradangan sendi. “Sambiloto memiliki senyawa aktif yang dapat menghambat enzim yang terlibat dalam pembentukan asam urat, sehingga efektif dalam mengurangi kadar asam urat,” kata Dr. Dewi.
Jahe merah, yang mengandung gingerol dan shogaol, juga terbukti efektif dalam mengurangi nyeri dan peradangan pada penderita asam urat. Peserta yang mengonsumsi suplemen jahe merah melaporkan peningkatan signifikan dalam mobilitas dan penurunan nyeri sendi.
“Jahe merah tidak hanya membantu mengurangi peradangan tetapi juga memperbaiki sirkulasi darah, yang sangat penting bagi penderita asam urat,” tambah Dr. Sutomo.
Penelitian ini memberikan harapan baru bagi penderita asam urat di Indonesia, menawarkan alternatif pengobatan yang lebih alami dan mungkin lebih aman dibandingkan obat-obatan konvensional.
Dr. Sutomo dan Dr. Dewi menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan herbal, terutama bagi mereka yang sedang mengonsumsi obat lain.
Temuan ini juga menyoroti potensi besar tanaman herbal lokal Indonesia dalam bidang pengobatan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat dan mekanisme kerja tanaman herbal, diharapkan terapi ini dapat diintegrasikan dengan lebih baik ke dalam praktik medis konvensional, memberikan pilihan pengobatan yang lebih luas dan efektif bagi pasien.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan mengembangkan panduan penggunaan herbal ya aman dan efektif. (Stg)