Moskow, suararepubliknews.com – Gereja Katolik Ortodoks Rusia di Kazakhstan telah memberhentikan seorang imam yang secara terbuka menentang invasi Rusia ke Ukraina. Hieromonk Iakov, yang nama aslinya adalah Vladimir Vorontsov, telah mengusulkan pembentukan Gereja Ortodoks yang independen dari pengaruh Moskow. Keputusan pemberhentian ini dikeluarkan oleh Patriark Kirill, pemimpin tertinggi Gereja Ortodoks Rusia pada Rabu, 18 Juli 2024.
Gereja Ortodoks Rusia dan Dukungan Terhadap Putin
Di bawah kepemimpinan Patriark Kirill, Gereja Ortodoks Rusia telah menjadi pendukung utama Presiden Rusia Vladimir Putin dan peperangannya melawan Ukraina. Dukungan ini meluas hingga ke seluruh cabang Gereja Ortodoks di luar negeri, termasuk di Kazakhstan. Sikap ini memicu kontroversi di kalangan imam dan jemaat yang menentang perang tersebut.
Kritik terhadap Invasi Rusia ke Ukraina
Hieromonk Iakov telah beberapa kali mengkritik invasi Rusia ke Ukraina. Dalam salah satu unggahan di Facebook, Iakov menyatakan, “Saya tidak ingin berhubungan dengan Gereja Ortodoks Rusia, yang kepemimpinannya telah meninggalkan Kristus, mengkhianati kepentingan Gereja, dan memberikan restu untuk membunuh warga Ukraina.” Pernyataan ini menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap sikap Gereja yang mendukung perang.
Etnis Rusia dan Gereja Ortodoks di Kazakhstan
Sekitar 15 persen dari 20 juta penduduk Kazakhstan adalah etnis Rusia, yang sebagian besar adalah penganut Katolik Ortodoks. Kazakhstan, sebagai negara bekas Soviet di Asia Tengah, merupakan sekutu strategis dan mitra historis Moskow. Namun, negara ini juga mengupayakan hubungan yang lebih baik dengan negara-negara Barat. Pemberhentian Hieromonk Iakov menambah kompleksitas dinamika sosial dan keagamaan di Kazakhstan.
Langkah Selanjutnya bagi Hieromonk Iakov
Hieromonk Iakov terus mengulangi kecamannya terhadap Gereja Ortodoks Rusia. Setelah pemberhentiannya, dia menyerukan pembentukan Gereja Ortodoks yang independen di Kazakhstan. Langkah ini bisa menjadi tonggak sejarah baru bagi umat Ortodoks di Kazakhstan, terutama bagi mereka yang tidak setuju dengan campur tangan Moskow dalam urusan gereja. (Stg)
Sumber: Anews “Russian Orthodox Church dismisses anti-war priest in Kazakhstan”