Bandung, suararepubliknews.com – Tubuh manusia secara terus-menerus membakar kalori untuk menjalankan fungsi dasar yang vital. Proses-proses ini disebut dengan metabolisme basal, yang merupakan bagian dari total pengeluaran energi harian. Bahkan saat tidur, tubuh tetap membakar kalori untuk mempertahankan fungsi-fungsi penting seperti pernapasan, sirkulasi, pengaturan suhu tubuh, serta pertumbuhan dan perbaikan sel-sel tubuh.
Berapa Banyak Kalori yang Dibakar saat Tidur?
Saat tidur, rata-rata seseorang bisa membakar sekitar 50 kalori per jam. Namun, jumlah kalori yang dibakar saat tidur dapat berbeda pada setiap orang, tergantung pada tingkat metabolisme basal mereka. Dikutip dari media AiCare, tingkat metabolisme basal dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, usia, pola makan, kualitas tidur, ras, genetik, hormon, kondisi kesehatan, dan olahraga yang dilakukan.
Pengaruh Tahapan Tidur terhadap Pembakaran Kalori
Tahapan tidur juga dapat memengaruhi jumlah kalori yang dibakar. Tahap tidur REM (Rapid Eye Movement) biasanya merupakan tahap tidur yang paling banyak menggunakan energi karena adanya peningkatan detak jantung dan aktivitas otak yang mirip dengan saat terjaga. Aktivitas otak yang meningkat memerlukan lebih banyak glukosa, yang mengakibatkan peningkatan metabolisme.
Sebaliknya, tahapan tidur lebih dalam atau disebut juga tidur Slow Wave Sleep (SWS) menunjukkan penurunan detak jantung, pernapasan, suhu inti tubuh, dan aktivitas otak hingga minimum. Pada tahap ini, hormon pertumbuhan dilepaskan, dan tidur tahap ini diyakini memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh. Namun, otak membutuhkan lebih sedikit glukosa sehingga metabolisme cenderung berada di titik terendah.
Cara Meningkatkan Jumlah Kalori yang Dibakar saat Tidur
Anda dapat meningkatkan jumlah kalori yang dibakar saat tidur dengan meningkatkan laju metabolisme basal. Beberapa cara yang efektif meliputi:
- Menjaga Pola Makan Seimbang: Asupan nutrisi yang seimbang dapat membantu meningkatkan metabolisme.
- Berolahraga Secara Teratur: Aktivitas fisik meningkatkan massa otot yang pada gilirannya meningkatkan metabolisme basal.
- Tidur yang Cukup dan Nyenyak: Kualitas tidur yang baik berperan penting dalam mengatur metabolisme.
Kurang tidur secara terus-menerus telah terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan karena kurang tidur dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme, seperti hormon ghrelin yang meningkatkan nafsu makan dan hormon leptin yang mengatur rasa kenyang.

Young brunette woman sleeping in bed covered with a beige flowered quilt
Selain itu, kurang tidur dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol, yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur glukosa dan berkontribusi pada penambahan berat badan serta masalah kesehatan lainnya.
Meskipun melewatkan satu malam tidur dapat meningkatkan jumlah kalori yang dibakar dalam waktu singkat, hal ini tidak berarti bahwa kurang tidur adalah strategi yang efektif untuk meningkatkan metabolisme basal dalam jangka panjang. Kurang tidur justru dapat menyebabkan tubuh membakar massa otot tanpa lemak, bukan lemak, yang tidak diinginkan dalam upaya manajemen berat badan. (Stg)