Tiongkok, suararepubliknews.com – Seorang pria di Tiongkok baru-baru ini bikin geger setelah mencoba menyelundupkan lebih dari 100 ekor ular hidup ke negaranya dengan cara yang benar-benar nyeleneh: menyelipkan ular-ular itu di dalam celananya! Akibat aksi nekatnya, istilah “ular celana” jadi populer, dan banyak yang bertanya-tanya, “Astaga, kenapa kamu tega melakukan itu?”
Ditangkap di Pelabuhan Futian
Pria ini dicegat oleh petugas bea cukai di Pelabuhan Futian, yang terletak di perbatasan antara Hong Kong dan Shenzhen, Tiongkok. Menurut keterangan resmi dari badan bea cukai China minggu ini, petugas menemukan saku celana pria tersebut penuh dengan enam jenis kain katun yang disegel dengan selotip.
“Setelah dibuka, setiap kemasan ditemukan berisi ular hidup dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna,” ujar pernyataan tersebut. Ternyata, meskipun ide menyelundupkannya konyol, pria ini setidaknya punya sedikit akal sehat: ular-ular yang diselundupkan tidak berbisa.
Jenis Ular yang Diselundupkan
Beberapa jenis ular yang berhasil diidentifikasi antara lain ular susu, ular hognose barat, ular jagung, ular tikus Texas, dan ular banteng. Meskipun tidak berbisa, banyak di antaranya bukanlah hewan asli daerah tersebut. Ini menambah panjang daftar masalah dari penyelundupan satwa liar ilegal yang semakin meresahkan.
Perdagangan Satwa Liar Ilegal: Bisnis Gelap Bernilai Miliaran
Kasus ini merupakan contoh dari masalah besar yang dihadapi dunia: perdagangan satwa liar ilegal. Industri ini bernilai 20 miliar dolar AS per tahun dan semakin terhubung dengan kejahatan terorganisir, kekerasan bersenjata, dan kerusakan lingkungan.
Menurut Kebun Binatang London, perdagangan satwa liar ilegal adalah kegiatan ilegal terbesar keempat di dunia, setelah perdagangan senjata, narkoba, dan manusia. “Perdagangan ini meninggalkan jejak kehancuran yang memusnahkan spesies dan menghancurkan kehidupan manusia,” ungkap mereka.
Upaya China untuk Mengurangi Perdagangan Satwa Liar
Di Tiongkok, permintaan akan satwa liar ilegal sangat tinggi. Hewan-hewan ini sering diselundupkan untuk digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok, sebagai hewan peliharaan, atau investasi. Sebagai contoh, antara tahun 2010 dan 2021, terdapat setidaknya 192 kasus penyelundupan trenggiling yang menyebabkan kematian 74.500 trenggiling.
Namun, China telah berusaha untuk mengurangi reputasinya sebagai pusat penyelundupan satwa dalam beberapa tahun terakhir. Pada Februari 2020, badan legislatif tertinggi negara ini mengumumkan keputusan untuk “melarang perdagangan ilegal satwa liar secara menyeluruh dan menghapuskan konsumsi satwa liar untuk melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat.” Bahkan, hukuman bagi penyelundup satwa liar kini lebih berat, termasuk kemungkinan hukuman mati.
Nasib Sang Penyelundup Ular
Pihak bea cukai memperingatkan bahwa mereka yang melanggar peraturan akan dimintai pertanggungjawaban sesuai dengan hukum. Meskipun belum ada kabar apakah penyelundup ular tersebut sudah ditangkap, sepertinya nasibnya tidak akan baik-baik saja.
Nah, buat kamu yang masih mikir buat nyelundupin hewan, mending pikir dua kali deh. Kalau nggak, bisa-bisa kamu juga kena istilah “ular celana” yang bikin geger ini! (Stg)
Sumber: IFLscience “Man Caught In China Smuggling Over 100 Live Snakes Inside His Pants”