Tulungagung, suararepubliknews.com – Perhelatan politik pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Tulungagung semakin memanas. Beberapa partai politik mulai ancang-ancang memberikan rekomendasi kepada pasangan calon sebagai salah satu syarat untuk mengikuti kompetisi Pilkada 2024. Namun, isu yang beredar di masyarakat semakin meramaikan perdebatan, apakah rekomendasi partai pasti akan diberikan kepada pasangan calon yang sedang viral atau justru kepada calon yang tak terduga?
Kondisi ini semakin memanas setelah adanya berita bahwa salah satu pasangan calon yang telah mendapatkan rekomendasi partai, tiba-tiba mengalami perubahan formasi karena salah satu calon mengundurkan diri. Fenomena ini semakin menambah ketidakpastian dan keramaian politik di Tulungagung.
Totok Yulianto: Harga Rekomendasi Partai Mahal, Politik Dinamis Hingga Injury Time
Totok Yulianto, penasehat LSM Cakra, turut memberikan pandangannya terhadap situasi politik yang berkembang di Tulungagung. Menurut Totok, dinamika politik di Tulungagung sangat dipengaruhi oleh tingginya biaya untuk mendapatkan rekomendasi dari partai politik yang memiliki kursi di Dewan. “Ini sah-sah saja,” ujarnya, “karena pasti partai politik ingin melihat kesiapan finansial dari calon yang akan diusung, serta elektabilitasnya.”
Totok juga memprediksi bahwa dinamika politik ini akan mencapai puncaknya pada injury time, di mana partai politik harus memutuskan apakah mereka akan menurunkan tarif rekomendasi demi mendapatkan porsi dalam perhelatan Pilkada atau justru sebaliknya.
Antisipasi Calon Tunggal di Pilkada Tulungagung 2024
Totok juga mengingatkan akan adanya potensi calon tunggal dalam Pilkada Tulungagung 2024 akibat perubahan arah politik yang dinamis. “Bisa saja terjadi petahana akan melawan kotak kosong,” ungkap Totok. Ia juga mencatat adanya fenomena kampanye berbisik yang mulai muncul di masyarakat, seperti istilah-istilah penolakan terhadap calon tunggal, yang bisa mendorong apatisme masyarakat jika hanya ada satu pasangan calon yang maju. (Yps/Kbt)