Jerman, suararepubliknews.com – Di tengah eskalasi konflik Israel-Palestina, ribuan demonstran di berbagai kota di Eropa turun ke jalan untuk menyuarakan protes mereka terhadap serangan Israel di Jalur Gaza. Para pengunjuk rasa di Inggris, Austria, Jerman, dan Italia menyerukan gencatan senjata dan penghentian penjualan senjata oleh pemerintah Eropa kepada Israel. Demonstrasi ini diwarnai bentrokan dengan polisi, terutama di Berlin, di mana 11 orang ditangkap.
Protes di Inggris
Di London, para aktivis dari Youth Demand menggelar aksi di Victoria Embankment Gardens dan kemudian di Oxford Circus, yang terpaksa ditutup sementara akibat demonstrasi tersebut. Kelompok ini menuntut penghentian segera serangan di Jalur Gaza dan penghentian penjualan senjata oleh pemerintah Inggris ke Israel. Salah satu pengunjuk rasa, Hala, yang berasal dari Gaza, menggambarkan kondisi mengerikan di daerah tersebut, termasuk kelangkaan makanan dan pengabaian medis selama liburan Idul Adha. Setelah sempat bubar, para aktivis kembali berkumpul dan menutup Oxford Circus tanpa ada laporan penangkapan.
Bentrokan di Berlin
Di Jerman, para simpatisan Palestina menggelar pawai di Berlin dan Frankfurt untuk memprotes aksi militer Israel di Gaza. Di Berlin, polisi bentrok dengan para demonstran dalam pawai pro-Palestina yang diikuti sekitar 3.000 orang. Para demonstran meneriakkan “Hentikan genosida di Gaza” dan bergerak menuju pusat kota, meneriakkan slogan-slogan anti-Israel. Aksi boikot juga dilakukan oleh 60 aktivis di pusat perbelanjaan Alexa, yang diikuti dengan penangkapan 11 demonstran oleh polisi.
Aksi di Austria
Di Wina, para demonstran berkumpul di gedung parlemen untuk memprotes serangan militer Israel yang mereka gambarkan sebagai “genosida” yang telah berlangsung selama 260 hari. Para pendukung Palestina membawa bendera dan spanduk dengan slogan-slogan seperti “Gencatan Senjata Segera” dan “Akhiri Genosida.” Aktivis Austria, Martin Weinberger, mengkritik agresi Israel dan pengekangan hak-hak Palestina, serta menekankan pentingnya perlawanan berkesinambungan terhadap tindakan apartheid dan kolonialisme di Gaza.
Protes di Italia
Di kota Roma dan Milan, pawai pro-Palestina digelar dengan peserta mengutuk serangan Israel ke Gaza dan meneriakkan slogan-slogan seperti “Bebaskan Palestina” dan “Kebebasan untuk Gaza.” Para demonstran membawa bendera dan spanduk Palestina, dan beberapa menuduh Italia terlibat dalam genosida warga Palestina di Jalur Gaza. Setelah berorasi, para demonstran menutup Ringstrasse untuk sementara waktu sebelum berbaris ke Gedung Uni Eropa untuk memperkuat tuntutan mereka.
Kondisi di Gaza
Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 37.500 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 85.900 lainnya terluka. dikutip dari media Anews, blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan membuat sebagian besar wilayah Gaza berada dalam kehancuran. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, di mana lebih dari 1 juta orang Palestina telah mencari perlindungan sebelum diserang pada 6 Mei lalu.
Gelombang unjuk rasa di berbagai kota besar Eropa menunjukkan solidaritas yang kuat terhadap Palestina di tengah ketegangan yang terus meningkat di Jalur Gaza. Seruan untuk gencatan senjata dan penghentian penjualan senjata ke Israel menggema di seluruh aksi protes, menyoroti urgensi situasi kemanusiaan yang memerlukan perhatian dan tindakan segera dari komunitas internasional. (Stg)