AS, suararepubliknews.com – John Davison Rockefeller lahir pada 8 Juli 1839 di Richford, New York, dari pasangan William Avery Rockefeller dan Eliza Davison. Ayahnya adalah pedagang keliling dengan reputasi yang kurang baik, sementara ibunya adalah seorang wanita religius yang bekerja keras. Hidup dalam kondisi yang sulit, sejak kecil Rockefeller terbiasa bekerja keras untuk membantu perekonomian keluarganya. Dia menjual permen, memelihara kalkun, dan melakukan berbagai pekerjaan kecil di lingkungannya.
Langkah Pertama di Dunia Bisnis
Pada tahun 1853, keluarganya pindah ke Cleveland, Ohio, di mana Rockefeller menempuh pendidikan sebagai akuntan di sebuah perguruan tinggi swasta. Pada usia 16 tahun, ia bekerja sebagai juru tulis di perusahaan Hewitt & Tuttle yang bergerak di bidang pengiriman barang. Empat tahun kemudian, pada tahun 1859, Rockefeller memulai bisnis sendiri bersama rekannya, Maurice B. Clark. Mereka mencoba peruntungan sebagai pedagang jerami, daging, biji-bijian, dan barang-barang lainnya, meraih keuntungan sebesar $450 ribu (sekitar 6,75 miliar Rupiah saat ini).
Membangun Imperium Minyak
Kesuksesan di bisnis perdagangan membawa Rockefeller dan rekannya ke industri minyak yang sedang booming saat itu. Bersama Samuel Andrews, mereka mendirikan perusahaan penyulingan minyak di Cleveland. Pada tahun 1870, bersama saudaranya William A. Rockefeller dan rekan bisnisnya seperti Henry Flagler, mereka mendirikan Standard Oil Company of Ohio, dengan Rockefeller sebagai pemegang saham terbesar. Berkat kelihaian lobi dan kedekatannya dengan politisi, Standard Oil memperoleh monopoli dalam industri minyak, mengendalikan 90 persen kilang minyak dan saluran pipa minyak nasional.
Kontroversi dan Kritik
Praktik monopoli dan eksploitasi minyak besar-besaran oleh Rockefeller menuai kritik keras. Ida Tarbell, seorang jurnalis investigasi, dalam bukunya “The History of the Standard Oil Company” (1902-1904), mengekspos praktik bisnis perusahaan Rockefeller yang merugikan banyak pihak. Tarbell mengungkap bagaimana Standard Oil memasok minyak untuk tentara dalam perang sipil, mendapat tarif khusus jalur transportasi, hingga mengancam pesaingnya untuk mengikuti monopoli Standard Oil. Rockefeller memilih diam atas tuduhan ini, yang oleh banyak orang dianggap sebagai pengakuan bersalah. Pada tahun 1916, Rockefeller menjadi miliarder pertama di Amerika Serikat dengan kekayaan mencapai hampir $1 miliar (setara dengan sekitar 15 triliun Rupiah saat ini).
Dari Pebisnis Kejam Menjadi Filantropis
Meskipun dikenal sebagai pebisnis yang kejam, Rockefeller memberikan sebagian besar kekayaannya untuk amal. Ia mendirikan The Rockefeller Institute for Medical Research pada tahun 1901, dan menyumbangkan lebih dari $500 juta (7,5 triliun Rupiah) untuk berbagai tujuan amal, termasuk pendidikan, kesehatan, dan seni. Kontribusinya dalam filantropi meningkatkan citra keluarganya di masyarakat sebagai keluarga dermawan.
Tantangan Kesehatan yang Mengubah Hidup
Pada usia 53 tahun, Rockefeller didiagnosis dengan sejumlah masalah kesehatan serius, termasuk masalah pencernaan yang parah. Dokter-dokter yang merawatnya pesimis tentang harapan hidupnya dan memprediksi bahwa ia tidak akan bertahan lama. Kondisi kesehatan ini memaksa Rockefeller untuk mengubah gaya hidupnya secara drastis. Menghadapi vonis dokter, Rockefeller memutuskan untuk mengurangi keterlibatannya dalam bisnis dan lebih fokus pada kesehatan dan filantropi. Ia mulai menjalani gaya hidup yang lebih sehat, termasuk pola makan yang lebih baik dan rutinitas harian yang disiplin.
Transformasi Hidup dan Dedikasi terhadap Filantropi
Selain perubahan gaya hidup, Rockefeller juga mulai mendonasikan sebagian besar kekayaannya untuk amal. Ia mendirikan berbagai institusi pendidikan, kesehatan, dan penelitian, termasuk University of Chicago dan Rockefeller University. Sumbangsihnya dalam bidang kesehatan dan pendidikan memiliki dampak yang signifikan dan berkelanjutan hingga hari ini.
Hidup Sampai Usia 93 Tahun
Berkat perubahan gaya hidup dan dedikasinya terhadap kesehatan, Rockefeller mampu hidup hingga usia 93 tahun. Ia meninggal pada 23 Mei 1937. Kehidupannya yang panjang dan produktif menjadi bukti bahwa dengan tekad dan perubahan gaya hidup, seseorang bisa mengatasi tantangan kesehatan yang tampak tak teratasi.
Warisan Abadi Rockefeller
Warisan Rockefeller tidak hanya terletak pada kekayaannya, tetapi juga pada kontribusi filantropisnya yang luas. Institusi-institusi yang ia dirikan terus memberikan manfaat bagi masyarakat global. Kisah hidupnya mengajarkan kita tentang pentingnya ketahanan, perubahan positif, dan dedikasi terhadap tujuan yang lebih besar.
Inspirasi dari Kisah Rockefeller
Kisah John D. Rockefeller adalah inspirasi bagi kita semua. Ia menunjukkan bahwa meskipun dihadapkan dengan tantangan besar, termasuk vonis kesehatan yang serius, semangat dan tekad untuk berubah dapat membawa hasil yang luar biasa. Perjalanan hidupnya mengingatkan kita bahwa dengan keyakinan dan kerja keras, kita bisa mengatasi hambatan dan mencapai hal-hal besar dalam hidup. John D. Rockefeller tidak hanya dikenal sebagai miliarder dan pengusaha sukses, tetapi juga sebagai contoh nyata dari ketahanan hidup dan dedikasi terhadap kemanusiaan. Kisah hidupnya terus menginspirasi banyak orang di seluruh dunia untuk terus berjuang dan memberikan yang terbaik dalam setiap aspek kehidupan. (Stg)
Sumber: Biography.com: John D. Rockefeller Biography, History.com: John D. Rockefeller, Investopedia: The Life and Times of John D. Rockefeller