Dhaka, suararepubliknews.com – Tentara berpatroli di jalan-jalan yang sepi di ibukota Bangladesh, Dhaka, pada hari Sabtu (20/07) setelah sedikitnya 114 orang terbunuh minggu ini dalam aksi protes yang dipimpin oleh mahasiswa yang menentang kuota pekerjaan pemerintah. Pemerintah menginstruksikan semua kantor dan institusi untuk tetap tutup selama dua hari setelah bentrokan mematikan tersebut.
Bentrokan dan Korban Jiwa
Sedikitnya empat orang tewas, menurut data rumah sakit, dalam bentrokan-bentrokan sporadis pada hari Sabtu di beberapa daerah di Dhaka. Pasukan keamanan memasang blok-blok di jalan-jalan untuk memberlakukan peraturan jam malam.

Pemerintah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengumumkan hari Minggu dan Senin sebagai “hari libur nasional” karena situasi di negara tersebut, hanya layanan darurat yang diizinkan untuk beroperasi.
Penutupan Institusi dan Situasi Kampus
Pihak berwenang sebelumnya telah menutup universitas dan perguruan tinggi mulai hari Rabu. Kerusuhan nasional terjadi menyusul kemarahan para mahasiswa terhadap kuota untuk lowongan pekerjaan di pemerintahan, termasuk 30% yang dikhususkan untuk keluarga para pejuang kemerdekaan Pakistan. Pemerintah Hasina telah menghapus sistem kuota pada tahun 2018, tetapi pengadilan mengembalikannya bulan lalu. Mahkamah Agung menangguhkan keputusan tersebut setelah pemerintah mengajukan banding dan akan menyidangkan kasus ini pada hari Minggu setelah menyetujui untuk memajukan sidang yang dijadwalkan pada 7 Agustus.
Pemicu Demonstrasi
Demonstrasi-demonstrasi ini merupakan yang terbesar sejak Hasina terpilih kembali untuk masa jabatan keempat kalinya secara berturut-turut tahun ini. Aksi ini juga dipicu oleh pengangguran yang tinggi di kalangan kaum muda, yang merupakan hampir seperlima dari populasi.
Pemadaman Internet dan Isolasi
Layanan internet dan pesan teks di Bangladesh telah ditangguhkan sejak hari Kamis, menyebabkan negara ini terisolasi karena polisi melakukan penindakan terhadap para pengunjuk rasa yang menentang larangan untuk melakukan pertemuan publik.

Panggilan telepon ke luar negeri sebagian besar gagal tersambung, sementara situs-situs web kantor-kantor media yang berbasis di Bangladesh tidak dapat diakses dan akun-akun media sosial mereka tidak aktif.
Reaksi Ahli Terhadap Pemadaman Internet
“Pemadaman internet di sebuah negara berpenduduk hampir 170 juta penduduk merupakan langkah drastis, yang belum pernah kita lihat sejak revolusi Mesir pada tahun 2011,” ujar John Heidemann, kepala penelitian divisi jaringan dan keamanan siber di Institut Ilmu Pengetahuan Informasi USC Viterbi. Pemadaman internet ini menyebabkan banyak orang tidak dapat mengisi ulang meteran listrik mereka, sehingga mereka tidak memiliki aliran listrik.
Kekerasan dan Jam Malam
Bentrokan tersebut telah melukai ribuan orang, menurut rumah sakit-rumah sakit di seluruh Bangladesh. Rumah Sakit Dhaka Medical College telah menerima 27 jenazah antara pukul 17.00 dan 19.00 WIB (1100-1200 GMT) pada hari Jumat.

Selama seminggu, polisi menembakkan gas air mata, peluru karet, dan melemparkan granat peledak untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang melemparkan batu bata dan melakukan pembakaran terhadap kendaraan.
Langkah Keamanan Ketat
Dengan jumlah korban tewas yang terus meningkat dan polisi serta aparat keamanan lainnya tidak dapat menahan aksi protes, pihak berwenang memberlakukan jam malam nasional dan mengerahkan militer, yang diberi perintah untuk menembak di tempat jika diperlukan. Jam malam dilonggarkan selama dua jam dari siang hari pada hari Sabtu untuk memungkinkan orang berbelanja kebutuhan dan menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya. Jam malam ini akan berlangsung hingga pukul 10 pagi (0400 GMT) pada hari Minggu, ketika pemerintah akan menilai situasi. Mereka yang keluar rumah diperiksa kartu identitasnya oleh personel tentara di pos-pos pemeriksaan.
Pengawasan Ketat
Tayangan TV menunjukkan tentara telah memasang penghalang jalan dan bunker menggunakan karung pasir di lokasi-lokasi strategis di Dhaka. Tayangan TV Reuters menunjukkan tentara bersenjata sedang mengamati jalan-jalan yang dipenuhi batu dan puing-puing, sementara toko-toko masih tutup.

Pohon-pohon dan barikade ditumbangkan di jalan-jalan di mana kendaraan-kendaraan yang hangus terbakar. Para pemuda bermain sepak bola di jalan yang sepi saat jam malam berakhir.
Kerusuhan di Luar Dhaka
Di distrik Narsingdi, Bangladesh tengah, para pengunjuk rasa menyerbu sebuah penjara pada hari Jumat, lalu membebaskan lebih dari 850 narapidana dan membakar fasilitas tersebut, demikian laporan saluran TV, mengutip keterangan dari pihak kepolisian.

Insiden-insiden pembakaran yang tersebar juga dilaporkan pada hari Sabtu di beberapa bagian negara tersebut.
Penangkapan Aktivis dan Demonstran
Banyak pemimpin partai oposisi, aktivis, dan demonstran mahasiswa telah ditangkap, kata Tarique Rahman, penjabat ketua Partai Nasionalis Bangladesh yang diasingkan. Polisi menangkap Nahid Islam, seorang koordinator mahasiswa yang terkemuka, pada pukul 2 pagi hari Sabtu, kata para pengunjuk rasa dalam sebuah pesan singkat. Media tidak dapat mengkonfirmasi secara langsung penangkapan tersebut.
Reaksi Internasional
Negara tetangga India mengatakan hampir 1.000 mahasiswa India telah kembali ke rumah mereka sejak kekerasan dimulai. “Meningkatnya jumlah korban tewas merupakan sebuah indikasi yang mengejutkan akan intoleransi mutlak yang ditunjukkan oleh pihak berwenang Bangladesh terhadap demonstrasi dan perbedaan pendapat,” ujar Babu Ram Pant, wakil direktur regional Asia Selatan di Amnesty International, salah satu dari sekian banyak kelompok hak asasi manusia yang telah mengkritik penanganan pemerintah terhadap aksi-aksi demonstrasi tersebut. (Stg)
Sumber: Reuters “Bangladesh shuts offices, imposes curfew to curb deadly job quota protests”










