Home / Tak Berkategori

Kamis, 11 Juli 2024 - 09:44 WIB

Malala Yousafzai: Dari Peluru Taliban Hingga Nobel Perdamaian, Perjalanan Inspiratif Seorang Pejuang Pendidikan

Nobel Peace Prize winner Malala Yousafzai speaks during the 21st Nelson Mandela Annual Peace Lecture on the tenth anniversary of his death, in Johannesburg, South Africa, December 5, 2023. REUTERS/Sumaya Hisham

Nobel Peace Prize winner Malala Yousafzai speaks during the 21st Nelson Mandela Annual Peace Lecture on the tenth anniversary of his death, in Johannesburg, South Africa, December 5, 2023. REUTERS/Sumaya Hisham

Tangerang, suararepubliknews.com – Pada tanggal 11 Juli, kita mengenang berbagai tokoh yang telah memberikan dampak signifikan bagi dunia. Salah satu tokoh yang layak kita soroti adalah Malala Yousafzai, seorang advokat pendidikan dan peraih Nobel Perdamaian termuda dalam sejarah. Meskipun Malala lahir pada 12 Juli 1997 di Mingora, Pakistan, kisah hidupnya dan perjuangannya yang tak kenal lelah untuk pendidikan perempuan terus menjadi inspirasi hingga hari ini.

Perjuangan Awal dan Serangan Taliban

Malala memulai advokasinya untuk pendidikan perempuan pada usia muda. Pada usia 11 tahun, dia mulai menulis blog untuk BBC Urdu, menggambarkan kehidupan di bawah Taliban yang melarang pendidikan bagi anak perempuan. Pada tahun 2012, saat usianya baru menginjak 15 tahun, Malala ditembak di kepala oleh seorang anggota Taliban ketika pulang sekolah. Meskipun nyawanya terancam, dia selamat dan terus melanjutkan perjuangannya dengan semangat yang lebih kuat.

Penghargaan dan Pengakuan Global

Setelah serangan tersebut, Malala menjadi simbol keberanian dan ketahanan. Pada tahun 2014, dia dianugerahi Nobel Perdamaian atas perjuangannya untuk hak pendidikan bagi semua anak. Dia juga mendirikan Malala Fund, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung pendidikan perempuan di seluruh dunia. Malala telah menerima banyak penghargaan dan pengakuan dari berbagai institusi, termasuk gelar kehormatan dari Universitas Oxford.

Pengaruh Global dan Aktivisme Berkelanjutan

Tidak hanya di Pakistan, pengaruh Malala telah meluas ke seluruh dunia. Dia telah berbicara di depan Majelis Umum PBB, bertemu dengan para pemimpin dunia, dan terus memperjuangkan akses pendidikan yang setara bagi semua anak. Kampanye #YesAllGirls yang dimulainya pada tahun 2015 semakin memperkuat komitmennya terhadap pendidikan.

Inspirasi yang Tak Pernah Padam

Malala terus menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Kisahnya telah diadaptasi ke dalam dokumenter “He Named Me Malala,” dan dia tetap aktif dalam menyuarakan isu-isu pendidikan dan hak asasi manusia melalui berbagai platform, termasuk media sosial. Dedikasinya untuk pendidikan, meskipun menghadapi ancaman dan kritik, menunjukkan keberanian dan ketahanan yang luar biasa.

Dengan segala pencapaiannya, Malala tidak hanya mengubah hidupnya sendiri, tetapi juga membuka jalan bagi banyak anak perempuan untuk meraih pendidikan dan mengubah nasib mereka. Seperti yang diungkapkannya, “Pendidikan adalah hak dasar manusia,” dan melalui pekerjaannya, Malala terus berupaya mewujudkan dunia di mana setiap anak memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Kisah Malala Yousafzai mengajarkan kita bahwa satu suara yang berani dapat mengubah dunia. Pada hari ini, kita mengenang perjuangan dan pencapaiannya yang luar biasa, dan terinspirasi untuk terus berjuang demi pendidikan dan kesetaraan hak bagi semua. (Red-Drs. Maripin Munthe)

Sumber: facts.net, mindsquotes, uk.marketscreener

Share :

Baca Juga

Moms, Intip Makanan yang Bisa Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2!
Kabid Humas Polda Banten Berikan Arahan Kepada PPID Satker Jajaran Pold Banten
Kajari Humbahas Irup Penurunan Bendera Merah Putih
Novita Fajrin: Semangat Tak Padam Menembus Batas Disabilitas untuk Wujudkan Cita-Cita sebagai Polisi
SDN Kapuk Muara 01 Sosialisasi P5, Sekaligus Gelar Tarian Nusantara
Prakiraan Cuaca Hari Senin, 15 Juli 2024: Detil untuk Kota-kota Besar di Indonesia
Bupati Humbahas Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2023
Boris Johnson Ajukan Rencana Damai untuk Ukraina kepada Donald Trump

Contact Us