Kota Tangerang, SuaraRepublikNews.com – Diduga Aparat Penegak Hukum (APH) tutup mata maraknya penjual obat keras golongan G(Gevaarlijk) di wilayah kepolisian Polres Metropolitan Tangerang Kota yang berkedok toko kosmetik dan kebutuhan rumah tangga lainnya menjadi modus penjual obat keras golongan G(Gevaarlijk) tanpa resep dokter alias ilegal.
Menurut observasi awak media, salah satu toko yang buka diduga menjual obat keras golongan G(Gevaarlijk) berada di Jalan buroq 5 kelurahan karang sari Kecamatan Neglasari Kota Tangerang masih terlihat jelas transaksi jual beli secara terang- terangan tanpa ada rasa takut akan terjerat oleh hukum, penjual obat keras golongan G Tramadhol dan Eximer ini dengan santainya melayani pembeli walaupun awak media sedang merekam kegiatan tersebut, Pada Hari Rabu (12/2/2025).
Saat awak media mendatangi penjaga toko obat keres golongan G(Gevaarlijk) untuk konfirmasi terkait Nama pemilik toko yang tidak mau menyebut kan namanya dan Enggan menyebutkan nama pemilik toko tersebut ia mengatakan bahwa, kami sudah koordinasi dengan Agam Bewok/Arrahimudin seorang oknum media.
“kami hanya pekerja bang disini terkait pemilik kami sudah koordinasi Arrahimudin dia oknum media telepon saja dia, “ucapnya.
Hal ini mengindikasikan lemahnya pengawasan Aparat Penegak Hukum (APH) terhadap para penjual obat keras golongan G(Gevaarlijk) Tramadhol dan Eximer membuat merasa kebal hukum sampai saat ini.
beberapa menit kemudian Arrahimudin oknum media tersebut menghubungi salah satu rekan media kami yang observasi ke toko obat, lewat Telpon dengan bahasa penuh ancaman.
“bang kirim Nomor Rekening aja bang, kalau kalian tidak mau nerimanya jangan salahkan saya kalau orang aceh turun rame- rame, “ketusnya saat komunikasi lewat Telpon dari salah satu rekan media kami.
masih di tempat yang sama awak media juga menemui salah satu warga Karang Sari kecamatan Neglasari yang tidak jauh dari toko yang menjual obat- obatan golongan G(Gevaarlijk) yang Engan menyebutkan namanya.
warga pun meminta keseriusan dari Aparat Penegak Hukum (APH) khususnya Polsek Neglasari untuk menutup toko obat keras golongan G(Gevaarlijk) serta melakukan penindakan tegas kepada para penjual obat keras golongan G(Gevaarlijk)Tramadhol dan Eximer tanpa resep dokter alias ilegal yang berada wilayahnya masing masing.
“kami sangat resah dengan adanya toko obat keras golongan G(Gevaarlijk) yang di salah guna kan oleh para remaja generasi muda kebanyakan masih duduk sekolah menjadi konsumen yang mengancam kesehatan, toko obat tersebut buka dari jam 08.00 sampai dengan jam 21.00 WIB, ”ucapnya warga sekitar.
Praktik penjual obat keras golongan G(Gevaarlijk) dengan merk excimer dan tramadol ini sudah jelas menyalahi koridor perizinan edar dagang yang jelas -jelas harus apotek resmi dengan perizian yang di keluarkan oleh pihak Dinas Kesehatan.
Tramadol dan excimer adalah obat keras golongan G (Gevaarlijk) yang penggunannya harus dalam pengawasan dokter dan pembeliannya pun harus dengan resep dokter dan apabila salah dalam penggunaan efeknya bisa berakibat fatal dan berbahaya bagi kesehatan bahkan bisa berujung kematian bagi si pengkonsumsi obat keras merk tramadol dan excimer ini apabila melebihi dosis.
Pasalnya obat obatan daftar golongan G(Gevaarlijk) ini yang memiliki efek serupa bahkan bisa lebih dahsyat dari narkoba, ini berpotensi menjadi narkotika jenis baru (New psychoactive subtances) yang dimanfaatkan sindikat untuk berlindung dari jerat hukum narkotika dengan harga yang sangat terjangkau bisa mampu merasakan efek yang sama dengan jenis narkotika kebanyakan.
Bagi para pelaku penjual jenis obat keras golongan G(Gevaarlijk) ini tanpa izin resmi dari dinas kesehatan akan dijerat dengan pasal 196 undang undang kesehatan no 36 tahun 2009 yang ancaman hukumannya 10 tahun penjara. Dan pasal 197 undang undang kesehatan no 36 tahun 2009 dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun.
(tim)