Protes Panas di Tengah HUT Lebak ke-196: Tuntut Negara Hadir dalam Konflik Lahan
Wanasalam, suararepubliknews.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Mahasiswa Taktis Demokratis Wanasalam (Mata Dewa) menggelar aksi unjuk rasa di gerbang masuk PT Malingping Indah Internasional (MII), Senin (2/12/2024). Aksi ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Lebak ke-196 dan menjadi sorotan karena mengangkat isu penting tentang nasib puluhan petani di Tenjolaya yang kehilangan lahan garapannya sejak tahun 1970-an.
Mahasiswa Bela Hak Petani
Dalam orasinya, Koordinator Mata Dewa, Repi Rizali, menyerukan agar pemerintah segera turun tangan menyelesaikan konflik lahan yang memengaruhi kehidupan puluhan petani. Ia menegaskan bahwa Negara memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
“Kami hadir di sini sebagai saudara untuk membela hak rakyat. Negara harus bertindak cepat, karena rakyat membutuhkan keadilan atas lahan mereka yang telah dirampas,” tegas Repi di depan para pengunjuk rasa.
Lahan seluas 119 hektare yang selama ini menjadi sumber penghidupan petani, kini diakui sebagai Hak Guna Bangunan oleh PT MII. Mahasiswa menegaskan bahwa lahan tersebut adalah milik negara dan bukan milik perusahaan.
Aksi Simbolis: Perobohan Plang PT MII
Sebagai simbol perlawanan, para mahasiswa merobohkan plang milik PT MII yang berada di gerbang masuk Tenjolaya. Aksi ini menarik perhatian masyarakat sekitar dan pengguna jalan yang melintas. Banyak yang memberikan dukungan moral kepada mahasiswa, memuji keberanian mereka dalam membela hak petani Tenjolaya.
“Kami butuh tindakan nyata dari pemerintah, bukan sekadar janji. Pak Pj Bupati dan anggota DPRD, lihat langsung ketakutan dan kecemasan para petani yang terancam kehilangan masa depan mereka,” ujar Repi dengan nada tegas.
Seruan untuk Eksekutif dan Legislatif
Mahasiswa Mata Dewa juga mendesak Pj Bupati Lebak dan anggota DPRD setempat untuk segera mengunjungi lokasi konflik. Menurut mereka, kehadiran pemerintah sangat penting untuk memberikan rasa aman kepada petani yang kini hidup dalam kecemasan.
“Rakyat membutuhkan keadilan untuk melanjutkan hidup dan masa depan keluarga mereka. Kami meminta eksekutif dan legislatif untuk turun tangan dan membuat kebijakan yang pro-rakyat,” tambah Repi.
Aksi Lanjutan di Kantor Bupati dan DPRD
Tidak berhenti di gerbang Tenjolaya, Mata Dewa berencana melanjutkan aksi protes mereka ke kantor Bupati Lebak dan Gedung DPRD Lebak di hari yang sama. Agenda ini dimaksudkan sebagai bentuk koreksi terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai belum berpihak pada rakyat kecil.
Aksi ini menjadi pengingat keras kepada pemerintah bahwa isu agraria masih menjadi salah satu persoalan mendesak yang membutuhkan solusi nyata.
Pewarta: Iwan H
Editor: Stg
Copyright © suararepubliknews 2024