Sebuah laporan terbaru dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang merinci tentang bagaimana berbagai kelompok bersenjata, seperti kelompok pemuda PKK (YDG-H), dan afiliasinya seperti SDF dan YPG, terus merekrut anak-anak di bawah usia 12 tahun untuk ikut ke dalam medan pertempuran
Washington, suararepubliknews.com – Mitra Amerika Serikat di Suriah timur laut yang terlibat dengan Partiya Karkerên Kurdistan (PKK) dilaporkan terus merekrut anak-anak untuk masuk ke dalam barisan pertahanan mereka, menurut sebuah laporan yang dirilis hari Senin. Laporan “Trafficking in Persons” tahun 2024 dari Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa perekrutan atau pemanfaatan anak-anak dalam pertempuran dan sebagai pasukan pendukung di Suriah masih sering terjadi.
Kelompok Bersenjata yang Terlibat
Sejak awal tahun 2018, para pengamat internasional melaporkan adanya insiden perekrutan dan penggunaan anak-anak oleh berbagai kelompok bersenjata. Laporan tersebut menyebutkan pasukan pemerintah Suriah, milisi pro-rezim, dan kelompok-kelompok bersenjata seperti Gerakan Pemuda Revolusioner Patriotik (YDG-H) yang terkait dengan PKK, Pasukan Demokratik Suriah (SDF), dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG). Selain itu, cabang PKK yang seluruhnya terdiri dari kaum hawa, yaitu Unit Perlindungan Perempuan (YPJ), juga terlibat dalam perekrutan anak laki-laki dan perempuan sebagai prajurit perang anak.
Kasus Perekrutan Anak oleh YDG-H
YDG-H di barat laut Suriah dilaporkan terus merekrut, melatih, dan menggunakan anak-anak yang berusia sekitar 12 tahun. Sementara itu, SDF terus menerapkan rencana aksi yang diamanatkan oleh Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri perekrutan dan penggunaan anak-anak serta mendemobilisasi anak-anak di jajaran mereka. Namun, laporan mengungkapkan bahwa kelompok-kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan SDF masih merekrut dan menggunakan anak-anak pada tahun 2022 dan 2023.
Strategi Perekrutan yang Licik
Laporan tersebut juga menuduh YDG-H menggunakan iklan palsu untuk kursus pendidikan di timur laut Suriah sebagai alat untuk merekrut anak-anak ke dalam organisasi kepemudaan Kurdi radikal. LSM dan organisasi internasional melaporkan bahwa kelompok pemuda PKK terus merekrut dan menggunakan anak-anak secara licik dan sewenang-wenang. Anak-anak ini kemudian dilaporkan menjalani pelatihan militer di Pegunungan Qandil, Irak.
Data Perekrutan Anak oleh PKK/YPG
Dilansir dari Media Anews, bulan lalu, sebuah laporan PBB mengungkapkan bahwa PKK/YPG dan struktur yang berafiliasi dengannya secara paksa melibatkan 231 anak ke dalam barisan bersenjata mereka pada tahun 2023 di Suriah. Laporan tersebut, yang dirilis oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, berisi data dari tahun 2023 dan mengonfirmasi bahwa organisasi teror PKK/YPG dan struktur afiliasinya yang beroperasi di bawah nama SDF di Suriah secara paksa merekrut anak-anak.
Pelanggaran Hukum Internasional
PKK/YPG biasanya membawa anak-anak dan remaja yang diculik ke kamp-kamp teror untuk pelatihan bersenjata, sebuah pelanggaran hukum internasional yang melarang penggunaan anak di bawah umur dalam konflik. Dalam aksi terornya selama lebih dari 35 tahun melawan Turki, PKK-yang masuk dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa-dianggap bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang, termasuk perempuan, anak-anak, dan bayi. YPG adalah cabang PKK di Suriah. (Stg)