Rekoleksi dua hari di Gedung Bumi Silih Asih menjadi momen refleksi mendalam dan memperkuat spiritualitas bagi guru Pendidikan Agama Katolik se-Keuskupan Bandung dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital
Bandung, suararepubliknews.com – Rekoleksi bagi guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) Paroki berlangsung selama dua hari, dari Sabtu (30/11/2024) hingga Minggu (01/12/2024), di Gedung Bumi Silih Asih (BSA), Jalan Mohammad Ramdan No. 18, Kota Bandung. Kegiatan ini diinisiasi oleh Komisi Kateketik Keuskupan Bandung dan diikuti oleh 64 guru dari berbagai paroki di wilayah Keuskupan Bandung.
Paroki-paroki yang hadir meliputi Paroki Bunda Maria Dukuh Semar Cirebon, Bunda Pembantu Abadi Pamanukan, Bunda Tujuh Kedukaan Bandung, Hati Tak Bernoda St. Perawan Maria Bandung, Kristus Raja Karawang, Salib Suci Bandung, Salib Suci Purwakarta, St. Fransiskus Xaverius Dayeuhkolot, St. Gabriel Bandung, St. Ignatius Kota Cimahi, St. Laurentius Bandung, St. Maria Cikampek KBI, St. Maria Fatima Lembang, St. Martinus Bandung, St. Melania Bandung, St. Odilia Bandung, St. Paulus Bandung, St. Theodorus Bandung, St. Yohanes Ciamis, St. Yusuf Cirebon, dan Bunda Maria Garut.
Sesi Pertama: Spiritualitas Guru PAK
Sesi pertama diawali dengan registrasi peserta, ibadat pembuka, perkenalan, dan pengantar proses yang dibawakan oleh Pastor Vincentius Dwi Sumarno, Pr., selaku ketua Komisi Kateketik Keuskupan Bandung . Selanjutnya, Tema utama dalam sesi ini adalah Spiritualitas Guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) yang disampaikan oleh Pastor Fransiskus Samong, OSC.
Dalam pemaparannya, Pastor Samong menekankan bahwa guru PAK harus menjadi “lilin harapan” yang menerangi kehidupan orang lain. Pastor Samong mengingatkan pentingnya membangun kerjasama antara orang tua, sekolah, dan Gereja untuk memastikan pendidikan Katolik yang holistik. Pendidikan Katolik, lanjutnya, bukan hanya soal pengetahuan, tetapi juga pengalaman yang menghubungkan teori dengan tindakan nyata.
Pastor Samong juga memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi:
- Generasi Muda dan Kepemimpinan: Guru PAK harus mempersiapkan generasi muda yang akan menjadi pemimpin Gereja dan masyarakat pada tahun 2050-an.
- Kolaborasi: Pentingnya kerjasama erat antara orang tua, sekolah, dan Gereja untuk mengatasi kesenjangan dalam pendidikan.
- Iman dan Identitas: Tantangan dalam mempertahankan identitas iman Katolik di tengah pengaruh dunia luar.
- Ekonomi Keluarga: Situasi ekonomi keluarga yang memengaruhi proses pembinaan iman anak-anak.
Teknologi dalam Pendidikan Katolik
Pastor Samong juga mengangkat isu penggunaan teknologi dalam pendidikan Katolik. Mengutip buku High Tech High Touch karya John Naisbitt, ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kecanggihan teknologi (high tech) dan empati serta sentuhan manusiawi (high touch).
Beberapa tantangan teknologi yang dihadapi meliputi:
- Gejala Teknologi: Beban pekerjaan yang berkurang, tetapi manusia menjadi teralienasi.
- Realitas dan Dunia Maya: Kebingungan antara yang nyata dan virtual.
- Konsumerisme Teknologi: Ketertarikan berlebihan pada produk teknologi terbaru yang berpotensi menjauhkan manusia dari sesamanya.
Namun, teknologi juga membawa manfaat besar seperti efisiensi dan hasil kerja yang lebih maksimal. Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkannya untuk perkembangan iman dan kepribadian.
Spiritualitas dan Peran Pelayan Awam
Pastor Samong mengingatkan bahwa pelayan awam harus membekali diri dengan spiritualitas yang kuat. Mereka dipanggil untuk menjadi pribadi yang murah hati, rendah hati, dan setia dalam melayani. Pelayan awam harus mempersiapkan diri, meningkatkan mutu hidup, dan selalu bersatu dengan Kristus dalam doa.
Kutipan Paus Fransiskus juga menjadi pengingat penting:
“Siapa itu katekis? Mereka adalah orang yang menjaga ingatan akan Tuhan tetap hidup dan mampu membangkitkan ingatan itu pada orang lain.” (Paus Fransiskus, Hari Katekis Sedunia, 29 September 2013).
Pelayanan awam mencakup tiga peran utama:
- Mewartakan: Menjadi juru bicara Allah dan saluran rahmat-Nya.
- Menyucikan: Menghidupkan Kristus dalam sakramen, terutama Ekaristi.
- Melayani: Partisipasi dalam tugas rajawi Kristus dengan semangat pelayanan.
Refleksi dan Tantangan Guru PAK
Pada sesi kedua, peserta diajak untuk merenungkan dua pertanyaan refleksi:
- Apa yang menggerakkan Anda untuk terlibat dalam pelayanan sebagai pengajar PAK?
- Tantangan apa yang Anda hadapi dalam pelayanan tersebut?
Diskusi ini membuka ruang bagi para guru untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi di lapangan, serta mencari solusi bersama untuk memperkuat pelayanan mereka.
Kelanjutan Rekoleksi
Rekoleksi akan dilanjutkan pada Minggu (01/12/2024) dengan sesi ketiga yang diharapkan dapat memperdalam refleksi dan memperkuat komitmen para peserta dalam menjalankan tugas sebagai guru PAK.
Sumber: Komisi Kateketik Keuskupan Bandung
Editor: Stg
Copyright © suararepubliknews 2024