Pengadilan Rusia pada hari Senin (20/05) membuka persidangan seorang sutradara teater dan penulis naskah drama yang dituduh telah mendukung terorisme dalam sebuah drama, sebuah langkah terkini dalam pemberangusan tanpa henti terhadap perbedaan pendapat di Rusia yang telah mencapai titik tertinggi sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina.
Moskow.SuaraRepublikNews.com, – Pengadilan Rusia pada hari Senin (20/05) membuka persidangan seorang sutradara teater dan penulis naskah drama yang dituduh telah mendukung terorisme dalam sebuah drama, sebuah langkah terkini dalam pemberangusan tanpa henti terhadap perbedaan pendapat di Rusia yang telah mencapai titik tertinggi sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina.
Dilansir dari media Apnews, Zhenya Berkovich sang sutradara teater independen yang terkenal, dan seorang penulis naskah Svetlana Petriychuk telah dipenjara selama lebih dari satu tahun. Pihak berwenang menyatakan bahwa drama mereka yang berjudul “Finist, the Brave Falcon” telah dianggap membenarkan terorisme, yang menjadi tindak kriminal di Rusia dan dapat dihukum hingga tujuh tahun penjara. Berkovich dan Petriychuk telah berulang kali menolak tuduhan yang dilayangkan kepada mereka.
Berkovich mengatakan kepada pengadilan pada hari Senin bahwa ia mementaskan drama tersebut untuk mencoba untuk mencegah terorisme, dan Petriychuk menggemakan sentimennya, dengan mengatakan bahwa ia menulis drama tersebut untuk mencegah kejadian-kejadian seperti yang digambarkan dalam drama tersebut.
Pengacara kedua terdakwa telah menunjukkan di persidangan bahwa pementasan tersebut didukung oleh Kementerian Kebudayaan Rusia dan memenangkan penghargaan Golden Mask, penghargaan teater nasional paling bergengsi di Rusia. Pada 2019, drama ini dipentaskan di hadapan para narapidana di sebuah penjara perempuan di Siberia, dan layanan lembaga pemasyarakatan Rusia memujinya di situs web mereka, kata pengacara Petriychuk.
Kasus yang menimpa Berkovich dan Petriychuk menimbulkan reaksi keras di Rusia. Sebuah surat terbuka untuk mendukung kedua seniman tersebut, yang dimulai oleh surat kabar independen Novaya Gazeta, telah ditandatangani oleh lebih dari 16.000 orang sejak penangkapan mereka. Menurut surat itu, drama tersebut “membawa sentimen anti-teroris yang sangat jelas.”
Puluhan aktor, sutradara, dan jurnalis Rusia juga menandatangani surat pernyataan yang mendesak pengadilan untuk membebaskan keduanya dari tahanan sembari menunggu proses penyelidikan dan persidangan.
Begitu Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, Kremlin melancarkan kampanye penindasan besar-besaran, yang tak ada bandingannya sejak era Soviet. Pihak berwenang tidak hanya menargetkan tokoh-tokoh oposisi terkemuka yang akhirnya menerima hukuman penjara yang kejam, tetapi juga siapa pun yang menyuarakan kritik terhadap perang, baik di depan umum maupun tidak.
Selain itu, seniman yang kritis juga mendapat tekanan. Aktor dan sutradara dipecat dari teater yang dikelola pemerintah, dan musisi dimasukkan ke dalam daftar blacklist untuk tampil di negara itu. Beberapa di antaranya diberi label “agen asing”, yang menambah ketatnya pengawasan pemerintah dan konotasi negatif yang kuat. Tak sedikit yang meninggalkan Rusia.
Meski begitu, Berkovich, yang membesarkan dua anak perempuan yang diadopsinya, menolak untuk meninggalkan Rusia dan tetap bekerja dengan produksi teater independennya di Moskow, yang dinamakan Soso’s Daughters. Tak lama setelah dimulainya perang di Ukraina, ia melakukan sebuah aksi protes anti-perang yang membuatnya dipenjara selama 11 hari. (Stg)