Pentingnya Menjaga Kesucian Sholat dari Gangguan Teknologi dan Konten Negatif
Bekasi, suararepubliknews.com – Ustadz Adi Hidayat (UAH), pendiri Quantum Akhyar Institute, menyampaikan kritik tajam terhadap kebiasaan membawa handphone saat sholat, yang kerap kali mengganggu kekhusyukan dalam beribadah. Dalam ceramah yang disampaikan melalui kanal YouTube @Travel-elit, UAH berbicara lantang mengenai pentingnya menjaga sholat dari gangguan teknologi, terutama konten negatif yang mungkin tersimpan di handphone.
Dalam ceramahnya, UAH memulai dengan pertanyaan menggelitik, “Yang bawa handphone saat sholat, angkat tangan. Handphone-nya masuk saku sholat.” Ucapan ini langsung memancing perhatian dan refleksi di antara para jamaah. Menurutnya, membawa handphone saat sholat tidak sekadar kebiasaan, tetapi menjadi masalah serius yang perlu dikritisi lebih dalam.
Konten Negatif di Handphone: Ancaman Terhadap Kekhusyukan Ibadah
UAH dengan tegas mengingatkan bahwa isi dari handphone yang dibawa ke dalam sholat seringkali menjadi masalah utama. “Apa isi handphone? Itu saat dibawa dalam sholat, ceramah update status sehari satu hadis, sehari satu ayat bagus,” ujar UAH dengan nada serius. Sayangnya, kenyataan di lapangan seringkali berbeda. Yang paling meresahkan menurutnya adalah ketika handphone tersebut berisi aplikasi atau konten yang tidak Allah sukai.
“Yang paling repot, handphone ada aplikasi yang tidak Allah sukai, ada video-video yang baru terbuka yang tidak Allah senangi,” tegas UAH. Pernyataan ini menyoroti bahwa membawa konten yang tidak baik ke dalam masjid sama saja dengan mencoreng kekhusyukan ibadah.
Lebih lanjut, UAH menyamakan hal ini dengan membawa “kotoran” ke dalam rumah Allah. “Kok bisa bawa kotoran dimasukkan ke dalam sakunya, dipakai lewat sholat dan mengatakan Allahu Akbar. Apa nggak malu sama Allah?” ungkapnya, menyerukan umat untuk lebih berhati-hati dalam menjaga kebersihan hati dan pikiran selama sholat.
Menjaga Momen Suci dengan Bijak Memanfaatkan Teknologi
Melalui ceramahnya, UAH menekankan bahwa sholat adalah momen suci untuk berkomunikasi dengan Allah. Kehadiran handphone yang memuat konten negatif dapat merusak fokus dan niat suci dalam beribadah. “Bagaimana kita bisa fokus, kalau di dalam saku kita ada yang Allah tidak ridhoi?” tanyanya retoris.
Quantum Akhyar Institute yang dipimpin oleh UAH, berbasis di Bekasi, Jawa Barat, dan dikenal aktif dalam dakwah serta pengembangan studi Islam, terutama dalam bidang adab dan akhlak. Ustadz Adi Hidayat dikenal sebagai sosok yang tegas dalam menyampaikan kritiknya, namun tetap dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas iman dan ibadah umat.
Bijak Menggunakan Teknologi dalam Kehidupan Beragama
Meski begitu, UAH juga mengingatkan bahwa teknologi tidak sepenuhnya buruk, selama digunakan dengan bijak. “Bukan berarti teknologi itu buruk, tapi bagaimana kita memanfaatkannya yang harus diperhatikan,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa membawa handphone saat sholat tidak sepenuhnya salah, namun menjadi masalah ketika isinya justru menjauhkan kita dari Allah.
“Kalau isi handphone kita bermanfaat, ya silakan. Tapi kalau isinya justru merusak, lebih baik tinggalkan saat sholat,” tegasnya. UAH berharap umat Islam dapat lebih introspektif terhadap kebiasaan-kebiasaan yang tampaknya sepele namun berdampak besar pada kekhusyukan ibadah.
Dengan berkembangnya teknologi dan banyaknya konten yang dapat diakses di handphone, UAH mengajak umat untuk lebih berhati-hati dalam memilih apa yang mereka simpan dan konsumsi. “Kontrol diri itu penting. Jangan sampai kita membawa sesuatu yang kotor ke dalam momen yang seharusnya suci,” ujarnya, menutup ceramah dengan seruan untuk memprioritaskan sholat tanpa gangguan, demi mendapatkan ridho Allah.
Sumber: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Editor: Stg
Copyright © suararepubliknews 2024