Home / Tak Berkategori

Jumat, 23 Agustus 2024 - 03:50 WIB

Fenomena Sturgeon Moon: Supermoon Paling Terang Tahun 2024 Menyajikan Pesona Warna yang Unik

Meski dikenal dengan sebutan

Meski dikenal dengan sebutan "blue moon" atau bulan biru, satelit alami Bumi ini sebenarnya tidak benar-benar tampak berwarna biru - Foto: Ilustrasi

Jakarta, suararepubliknews.com – Pada Selasa dini hari, tanggal 20 Agustus 2024, langit malam dihiasi oleh sebuah fenomena langka yang dikenal sebagai Sturgeon Moon, atau supermoon paling terang tahun ini. Fenomena ini tidak hanya memukau dengan cahayanya yang luar biasa, tetapi juga dengan variasi warnanya yang memikat mata. Meski dikenal dengan sebutan “blue moon” atau bulan biru, satelit alami Bumi ini sebenarnya tidak benar-benar tampak berwarna biru.

Mengapa Bulan Bisa Tampak Berwarna-warni?

Sumber dari laman media NASA pada hari yang sama, penampakan bulan yang berubah warna dari kuning cerah hingga jingga, atau bahkan merah, merupakan fenomena optik yang terjadi di atmosfer Bumi. Sebagai satelit yang tidak memancarkan cahaya sendiri, bulan hanya memantulkan cahaya matahari. Sekitar 3 hingga 12 persen dari cahaya matahari ini dipantulkan ke Bumi, memungkinkan kita untuk melihatnya.

Warna bulan yang terlihat dari Bumi tidaklah konstan dan bisa berubah tergantung pada posisi bulan di langit serta kondisi atmosfer. Ketika bulan berada dekat cakrawala, warnanya cenderung menjadi kuning atau merah, disebabkan oleh hamburan cahaya biru melalui jalur panjang atmosfer Bumi yang penuh dengan partikel debu. Di sisi lain, bulan yang tampak biru dapat menandakan adanya partikel debu yang lebih besar di atmosfer, yang menghamburkan lebih banyak cahaya merah dan kuning.

Jika terjadi gerhana bulan, bulan tampak berwarna merah redup karena cahaya matahari yang dibiaskan melalui atmosfer Bumi. Fenomena ini dikenal sebagai “blood moon” dan sering kali dikaitkan dengan berbagai mitos dan legenda.

Apa Sebenarnya Warna Asli Bulan?

Setelah misi manusia ke bulan, seperti program Apollo yang dijalankan oleh NASA, manusia kini bisa melihat bulan dari dekat. Hasilnya, kita tahu bahwa permukaan bulan sebenarnya terdiri dari berbagai batuan vulkanik yang membentuk warna aslinya. Permukaan bulan menunjukkan kontras antara area yang lebih terang dan lebih gelap.

Area yang lebih terang, yang dikenal sebagai dataran tinggi bulan atau ‘terrae’, kaya akan kalsium dan memiliki sedikit zat besi. Inilah sebabnya mengapa area ini tampak lebih putih. Batuan dominan di dataran tinggi ini disebut anorthosite, yang juga ditemukan di Bumi. Anorthosite yang terdapat di bulan dikenal sebagai batuan dataran tinggi murni, yang sangat langka.

Sementara itu, area gelap di permukaan bulan, yang dikenal sebagai ‘maria’, mengandung lebih banyak basalt, batuan vulkanik yang sangat gelap. Basalt terbentuk melalui pendinginan lava yang cepat dan mengandung magnesium serta besi. Batuan ini juga umum ditemukan di Bumi dan Mars. Di permukaan bulan, basalt terkadang mengandung mineral olivin, yang memberikan rona hijau samar pada bulan.

Selain anorthosite dan basalt, bulan juga memiliki batuan breksi yang terbentuk dari pecahan batuan lain dan disemen oleh matriks berbutir halus. Bentang alam bulan, yang kaya akan kawah, gunung berapi, dan aliran lava, menawarkan pemandangan yang memukau dan menunjukkan keragaman geologi bulan yang sangat unik.

Sturgeon Moon: Fenomena Alam yang Penuh Pesona

Sturgeon Moon pada 20 Agustus 2024 ini tidak hanya akan menjadi supermoon paling terang tahun ini, tetapi juga kesempatan bagi para pengamat langit untuk menyaksikan keindahan alam yang penuh dengan warna dan misteri. Bagi mereka yang beruntung bisa menyaksikannya, Sturgeon Moon akan menjadi pengingat akan keindahan dan kompleksitas alam semesta yang tak pernah berhenti memukau. (Stg)

Share :

Baca Juga

Kecamatan Kosambi Gelar Acara Persiapan Dan  Penetapan Calon   Kepala Desa PAW Salembaran Jati
Kapolres Buru AKBP Sulastri Sukidjang S.H.S.I.K.M.M Membuka Lat Pra Ops Lilin Salawaku 2024
 Keceriaan Anak-Anak Distrik Malagay Bersama Satgas Yonif Mekanis 203/AK
Jalur Cipanas-Gunung Luhur Tertutup Longsor, Wisata Negeri di Atas Awan Terisolasi
Judi di Kepri Pelan Tapi Mulai Menggurita
Jaksa Agung Tegaskan Kejaksaan Sebagai Lembaga Penegak Hukum Terpercaya dengan Peringatan Keras pada Potensi Penyimpangan
Presiden Prabowo Targetkan Swasembada Pangan dalam 3-4 Tahun, Gandeng TNI-Polri dalam Ketahanan Pangan
Tiga Pelaku Narkoba di Ambon Kembali Ditangkap Polda Maluku

Contact Us