Poto Guntur Soekarno Putra saat Launching Buku catatan Merah
Jakarta Oktober, Suara Republik News(SRN), Sebagai Kabiro Suara Republik News, mempunyai kewajiban mempublikaskan Peluncuran buku berjudul “Catatan merah” dari putera Bung Karno, Guntur Sukarno Putra. Karena sesuatu dan lain hal tidak bisa konek zoom , akhirnya megikuti melalui yuotube. Dalam sambutannya pada Peluncuran bukunya yang berjudul Catatan Merah, Guntur Sukarno Putra mengucapkan banyak terimakasih kepada tamu yang telah kami undang dan para hadirin baik yang hadir melalui zoom maupun yang hadir ditempat ini (Hotel Cipta Pancoran Jakarta Selatan). Pada hari ini kata Guntur mengawali sambutannya, sengaja meluncurkan buku yang saya tulis ini dan kumpulam artikel-artikel yang sudah dimuat diberbagai media masa. Intinya lanjut Guntur buku ini berisi tentang politik,ideologi,budaya, seni dan humaniora.Karena Bungkarno semasa beliau aktif jadi Presiden, yang wawasan kebangsaannya, Nasionalisme dan Patriotismenya sangat tinggi. Itu pulalah yang saya teladani dari beliau. Harapan saya kata Guntur para generasi muda dan atau kaum milenial perlu membaca buku ini dan memahaminya, karena masa depan bangsa ini berada ditangan generasi muda kita. Maka buku ini sambung pembawa acara Andini Efendi, perlu dibeli , karena dari hasil penjualan buku ini akan disumbangkan yang menurut mas To, sapaan akrab Guntur akan disumbangkan, kepada Komunitas Unidentified Flying Object (UFO) dan komomunitas Elvispreslay.serta Komunitas masyarakat Fotografi. Lebih lanjut Guntur Sukarno Putra mengatakan Yang menjadi Editor buku Catatan merah ini adalah Ahmad Basarah Wakil Ketua MPR RI. Dalam peluncuran buku Catatan merah ini ada beberapa tokoh yang memberi testimoninya.
para tokoh yang memberikan testimoni catatan merah dari Guntur Sukarno Putra.



Ahmad Basarah sebagai editor, dalam testimoninya, mengatakan, sejak mas To sapaan akrab Guntur Sukarno Putra turun gunung, saat Bung Karno sudah tidak menjadi Presiden lagi. Saya memahami Bug Karno itu lanjutnya lagi, dari buku-buku,bacaan beliau (Sukarno) sebagai pemikir,dan yang memiliki komitmen yang kuat serta orang yang nasionalismenya tidak diragukan lagi. Guntur ujar Basarah meminta saya lagi untuk editor ke empat jilid bukunya.Kemudian dilanjutkan Testimoni oleh Mahmud MD, Menko Polhukam RI,Memberikan testimoninya secara online lewat zoom. Saya menyampaikan hanya tigal hal ujar Mahmud MD. Satu, Selamat atas terbitnya buku Catatan merah ini , merah ini dimaknai sebagai berani dan tegas serta konsisten sebagaimana keberanian dan ketegasan Bungkarno dalam mengambil Keputusan kedua dari buku ini bisa diambil pelajaran seperti ungkapan “Jas Merah” dari Bung Karno (Jangan Sekali -sekali Melupakan Sejarah) karena sambung Mahmud lagi, Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat ( tidak melupakan) dan menghargai jasa para pahlawannya. Berikutnya testimoni Yasona Laloly SH, M.sc, Ph.D Menteri Hukum dan HAM.RI, Mas To ini memiliki kecintaan terhadap seni, budaya, politik, serta wawasan kebangsaan yang tinggi dengan kata lain mas Guntur pokoknya multi talenta yang perlu diancungi jempol. Demikian juga tidak ketinggalan Try Sutrisno, mantan Wakil Preiden jaman Suharto presidennya. mengawali testimoninya dengan salam Pancasila, dan dibisikkan Megawati tambah salam Merdeka lagi.mudah-mudahan kata Try buku mas To ini bisa menjadi inspirasi bagi anak- anak milenial, generasi muda. Menjadi contoh dalam kehidupan berbangsa ,bernegara dan bermasyarakat.jangan mudah terjebak dengan faham luar ujar Try, seperti ideologi Kiri,kanan, tapi tengan ditambah religius ungkap Try dan atau khilafah yag tidak sesuai degan Ideologi Pancasila. tapi tengan ditambah religius ungkap Try rus duet lagi an dan atau lkhilafah yag tidak sesuai degan Ideologi Pancasila. Ganjar Pranowo yang gubernur Jawa Tengah itu dalam testimonimya, bernostalgia masa lampau yang pernah diajak mas To untuk bernyanyi Bersama dengan lagu Bengawan Solo. Tentang Buku Catatan Merah karya Guntur Sukarno Putra ini, kata Ganjar Pranowo banyak memuat karya seni,budaya, politik , ekonomi dan wawasan kebangsaan yang perlu dimiliki,dibaca dan difahami terutama kaum milenial, generasi muda. Selain mas To orangnya humanis,familiar dan menarik untuk diteladani sebagaimana mas TO meneladani ayahnya sang Proklamator. Mohon maaf kepada mas To, kata Ganjar karena gak bisa hadir di lokasi Launching bukunya karena berada di Boyolali, untuk urusan tugas. Tapi mas To mengingatkan Ganjar agar jangan lupa nanti tanggal 3 Desember 2022 ada acara, maka harus hadir untuk duet lagi, ujar mas To, dan di timpali Ganjar tapi jangan lagu Bengawan solo lagi ya ganti lah dengan yang lain?( Ring-o)











