Home / Tak Berkategori

Selasa, 16 Juli 2024 - 14:40 WIB

Booming ‘AI’ Memicu Lonjakan Konsumsi Energi dan Beban pada Jaringan Listrik

(Credit: metamorworks/Shutterstock)

(Credit: metamorworks/Shutterstock)

AS, suararepubliknews.com – Booming kecerdasan buatan (AI) telah memberikan dampak besar pada perusahaan teknologi besar, sehingga konsumsi energi dan emisi karbon mereka melonjak drastis. Keberhasilan spektakuler dari model bahasa besar seperti ChatGPT telah meningkatkan permintaan energi. Menurut Electric Power Research Institute, setiap permintaan ChatGPT membutuhkan sekitar 2,9 watt-jam, sekitar 10 kali lipat lebih banyak listrik dibandingkan permintaan Google pada umumnya. Kemampuan AI yang semakin berkembang seperti pembuatan audio dan video kemungkinan akan menambah permintaan energi ini.

Dampak pada Kalkulus Perusahaan Energi

Kebutuhan energi dari AI mengubah kalkulus perusahaan energi. Mereka kini menjajaki opsi yang sebelumnya tidak terbayangkan, seperti menghidupkan kembali reaktor nuklir di pembangkit listrik Three Mile Island yang telah tidak aktif sejak bencana terkenal pada tahun 1979.

Pertumbuhan Pusat Data yang Luar Biasa

Pusat data telah mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan selama beberapa dekade, tetapi besarnya pertumbuhan di era model pembelajaran bahasa sangat luar biasa.

Data storage has becoming an increasingly concerning problem for electrical grids over the years. With the fast rise of artificial intelligence and its demands, experts warn many grids are already near capacity. (Credit: Unsplash+ in collaboration with Getty Images)

AI membutuhkan lebih banyak sumber daya komputasi dan penyimpanan data dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pusat data sebelum AI.

Tekanan pada Jaringan Listrik

Berkat AI, jaringan listrik di banyak tempat yang sudah mendekati kapasitasnya atau rentan terhadap masalah stabilitas mengalami lebih banyak tekanan. Ada ketimpangan yang cukup besar antara pertumbuhan komputasi dan pertumbuhan jaringan listrik. Pusat data membutuhkan waktu satu hingga dua tahun untuk dibangun, sementara penambahan daya baru ke jaringan listrik membutuhkan lebih dari empat tahun.

Konsentrasi Pusat Data di Beberapa Wilayah

Laporan terbaru dari Electric Power Research Institute menyatakan bahwa hanya 15 negara bagian yang memiliki 80% pusat data di AS. Beberapa negara bagian, seperti Virginia, memiliki lebih dari 25% listrik yang dikonsumsi oleh pusat data. Tren serupa juga terlihat di belahan dunia lain, seperti Irlandia.

Tantangan dalam Dekarbonisasi dan Penyimpanan Energi

Seiring dengan kebutuhan untuk menambah pembangkit listrik guna mempertahankan laju pertumbuhan ini, hampir semua negara menetapkan kebijakan dekarbonisasi. Energi terbarukan seperti angin dan matahari bersifat intermiten, dan kelangkaan penyimpanan energi yang murah, ramah lingkungan, dan terukur membuat jaringan listrik menghadapi masalah dalam mencocokkan pasokan dengan permintaan.

Inovasi dalam Teknologi Sistem Pendinginan dan Efisiensi

Industri telah berupaya mengatasi krisis energi ini dengan membuat perangkat keras komputasi yang lebih hemat energi.

Running computer servers in a liquid – rather than in air – could be a more efficient way to cool them. Craig Fritz, Sandia National Laboratories

Efisiensi penggunaan daya pusat data telah meningkat, dengan sistem pendinginan yang lebih efisien menggunakan pendingin air dan udara dingin eksternal. Namun, peningkatan efisiensi perangkat keras telah melambat, karena industri mencapai batas skala penggunaan teknologi perangkat keras.

Masa Depan dengan Komputasi Fleksibel

Cara baru untuk membangun pusat data AI adalah dengan komputasi fleksibel, di mana ide utamanya adalah mengomputasi lebih banyak saat listrik lebih murah, lebih tersedia, dan lebih ramah lingkungan, serta mengurangi saat listrik lebih mahal, langka, dan menimbulkan polusi. Operator pusat data dapat mengubah fasilitas mereka menjadi beban yang fleksibel di jaringan listrik.

Tantangan dan Peluang ke Depan

Menerapkan fleksibilitas skala besar dalam konsumsi daya membutuhkan inovasi dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan koordinasi pusat data jaringan. Ada banyak ruang untuk mengembangkan strategi baru untuk menyesuaikan beban komputasi pusat data dan konsumsi energi. Penting juga untuk memprediksi beban dan pertumbuhan jaringan untuk membantu perencanaan dan operasi yang lebih baik.

Di Ujung Tanduk

AS berada di titik kritis dengan pertumbuhan eksplosif AI. Sangat sulit untuk mengintegrasikan ratusan megawatt permintaan listrik ke dalam jaringan yang sudah padat. Mungkin sudah saatnya untuk memikirkan kembali bagaimana industri ini membangun pusat data. Salah satu kemungkinan adalah membangun lebih banyak pusat data kecil yang tersebar luas untuk menghadirkan komputasi ke komunitas lokal, yang juga dapat diandalkan untuk menambah daya komputasi di wilayah perkotaan yang padat tanpa membebani jaringan. Para analis memproyeksikan pasar untuk pusat data berskala kecil akan tumbuh lebih dari 20% dalam lima tahun ke depan. (Stg)

Sumber: StudyFinds “Artificial intelligence needs so much power it’s overwhelming the electrical grid”

Share :

Baca Juga

Manfaat Ampas Kopi untuk Kesehatan dan Lingkungan
Polresta Cirebon Amankan Pengedar Sabu
JAM-Intelijen: Hukum sebagai Instrumen dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Nasional
Bupati Humbahas Tinjau Peternakan Sapi di Pollung dan Sijamapolang
Pemerintah Kota Cimahi Sosialisasikan Program Suami Peduli Keluarga
Aliansi Mahasiswa Batabual Tagih Janji Politik 100 Hari Kerja Bupati Buru,Hingga  Kejar-kejaran dengan Aparat.
Waka Polres Buru Kompo H.I Akmil Djapa Pengecekan Dan Menarik Senpi Yang Dipegang  Personil  Polres Buru
Prediksi Laga Serie A: Atalanta BC vs Hellas Verona – La Dea Berupaya Bangkit Kembali di Bergamo

Contact Us