Home / Tak Berkategori

Selasa, 18 Juni 2024 - 17:04 WIB

Fosil Reptil Laut Tertua Ditemukan di Belahan Bumi Selatan, Ungkap Perjalanan Global yang Mengejutkan

Para ilmuwan baru-baru ini menemukan fosil reptil laut tertua dari Belahan Bumi Selatan di Selandia Baru. Fosil ini adalah seekor dinosaurus jenis ‘sauropterygian’ yang diperkirakan hidup sekitar 246 juta tahun yang lalu, pada periode Trias Tengah. Penemuan ini mengungkapkan bahwa reptil laut purba ini memiliki penyebaran global yang jauh lebih luas daripada yang sebelumnya diperkirakan.

Selandia Baru, suararepubliknews.com – Sauropterygians adalah kelompok reptil laut yang mendominasi lautan selama 180 juta tahun di era Mesozoikum, yaitu pada zaman dinosaurus. Sebelumnya, mereka dianggap berevolusi terutama di Belahan Bumi Utara, namun fosil yang ditemukan di Selandia Baru ini membuktikan sebaliknya.

Fosil ini, yang disebut dengan “GNS CD 540” dan dilaporkan dalam jurnal ‘Current Biology’, ditemukan di dekat Sungai Balmacaan di Gunung Harper, Pulau di sebelah Selatan, Selandia Baru. Fosil tersebut berasal dari Formasi Balmacaan (yang mengacu pada lapisan batuan di Pulau Selatan, Selandia Baru, yang telah menghasilkan fosil-fosil invertebrata dan fosil reptil laut dari periode Trias Tengah, sekitar 246 juta tahun yang lalu), yang berusia sekitar 246 juta tahun.

“Nothosaurus yang ditemukan di Selandia Baru ini berusia lebih dari 40 juta tahun lebih tua dari fosil sauropterygian tertua sebelumnya dari Belahan Bumi Selatan. Kami menemukan bahwa reptil laut purba ini hidup di lingkungan pantai dangkal di wilayah yang saat itu berada di lingkaran kutub selatan,” kata Dr. Benjamin Kear dari Museum Evolusi di Universitas Uppsala.

Tim peneliti menggunakan teknik Pemindaian atau visualisasi micro-computed tomography (mCT) untuk menganalisis fosil tersebut, yang mengungkapkan ciri khas dari kelompok eosauropterygians, termasuk nothosaurus, pachypleurosaurus, pistosaurus, dan plesiosaurus. Mereka kemudian memasukkan fosil ini ke dalam filogeni sauropterygians yang telah dipublikasikan sebelumnya, untuk memperkirakan sejarah penyebaran kelompok tersebut.

Hasil penelitian menempatkan GNS CD 540 dalam klad Nothosauroidea, yang mencakup nothosaurus dan kerabat dekatnya, simosaurus dan pistosaurus. Analisis menunjukkan bahwa nothosauroids berasal dari Samudra Tethys timur laut sekitar 248 juta tahun yang lalu dan kemudian menyebar ke barat laut Tethys. Penemuan di Selandia Baru ini menunjukkan bahwa dinosaurus telah menyebar hingga ke pinggiran kutub selatan Samudra Panthalassa pada awal Trias Tengah (merupakan bagian dari zaman Mesozoikum dalam skala waktu geologi. Trias Tengah berlangsung sekitar 247 hingga 237 juta tahun yang lalu. Periode ini terletak di antara Trias Awal dan Trias Akhir).

Dikutip dari media Studyfinds, meskipun penelitian ini memberikan bukti kuat tentang globalisasi awal sauropterygians, para peneliti mengakui adanya keterbatasan. Catatan fosil sauropterygians di Belahan Bumi Selatan masih relatif sedikit, dengan GNS CD 540 sebagai satu-satunya spesimen yang diketahui dari Trias Tengah di wilayah ini. Lebih banyak fosil dari berbagai lokasi akan membantu memperkuat temuan ini dan memberikan pemahaman yang lebih lengkap.

Penemuan fosil GNS CD 540 memiliki implikasi besar terhadap pemahaman kita tentang evolusi dan penyebaran reptil laut purba. Hal ini menunjukkan bahwa sauropterygians telah mencapai distribusi global jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, bertepatan dengan diversifikasi adaptif mereka setelah kepunahan massal akhir Permian (periode geologi yang berlangsung sekitar 299 hingga 252 juta tahun yang lalu, merupakan periode terakhir dari era Paleozoikum sebelum memasuki era Mesozoikum. Nama “Permian” diambil dari wilayah Perm di Rusia, di mana batuan dari periode ini pertama kali diidentifikasi).

Temuan ini menyoroti pentingnya eksplorasi geografis untuk menemukan fosil yang dapat mengubah asumsi kita tentang evolusi dan distribusi kehidupan purba. Kehadiran nothosaurus di perairan kutub selatan menunjukkan bahwa reptil laut ini lebih mudah beradaptasi dan tersebar luas daripada yang diketahui sebelumnya.

“Awal Zaman Dinosaurus ditandai dengan pemanasan global yang ekstrem, yang memungkinkan reptil laut ini berkembang di Kutub Selatan. Ini juga menunjukkan bahwa daerah kutub kuno bisa menjadi rute migrasi global mereka, mirip dengan perjalanan lintas samudra yang dilakukan oleh paus saat ini. Tidak diragukan lagi, masih banyak fosil monster laut yang menunggu untuk ditemukan di Selandia Baru dan tempat lain di Belahan Bumi Selatan,” pungkas Kear. (Stg)

Share :

Baca Juga

Bupati Aunur Rafiq : Karya Bakti Pembersihan Sampah, Momentum Bangkitkan Semangat Karimun Bersih
Danrem Merauke Brigjen TNI Agus Widodo Bagikan Tambahan Gizi Bagi Anak Yang Mengalami Stunting
Wakil Bupati Hadiri Pelatihan Tata Kelola Bisnis dan Pemasaran Destinasi Pariwisata
Kapolsek Arjawinangun Polresta Cirebon Adakan Tarawih Keliling dalam Kesempatannya Memberikan Himbauan Kamtibmas Kepada Jamaah yang Hadir
Matikan Bibit Malaria, Babinsa Koramil 1710-02 /Timika Dampingi Petugas Kesehatan Dalam Kegiatan Penyemprotan Pestisida Ke Rumah Warga  
Inovasi ‘Jago Nenek Kite’ Bawa Muba Raih Gemilang di Tahun 2024
Spanyol dan Maroko Siap Bertarung di Semifinal Olimpiade
LSM Pamahanu Hijrah Maluku Tengah Gelar Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak Bersama Polsek Tehoru dan Unit PPA Polres Maluku Tengah

Contact Us