Bandung, suararepubliknews.com – Komisi Kateketik Keuskupan Bandung dan Pt. Kanisius menyelenggarakan acara bertajuk “Terapi Menulis Refleksi; Metode Pendampingan Iman Gen-Z” pada Sabtu, 13 Juli 2024. Acara ini diadakan di gedung Bumi Silih Asih, Jl. Moch. Ramdan No.18, Regol, Kota Bandung, dengan dipandu oleh Frater William.
Acara dibuka dengan kata sambutan oleh Pastor RD. Vincentius Dwi Sumarno, Pr., selaku ketua panitia acara dan juga Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Bandung. Narasumber utama adalah Pastor RD. Dr. Yohanes Yupilustanaji, M.Hum., yang akrab disapa Romo Yupi, penulis buku “Terapi Menulis Refleksi; Metode Pendampingan Iman Gen-Z”.
Pentingnya Kepemimpinan Diri Sendiri
Romo Yupi memaparkan pentingnya kemampuan memimpin diri sendiri sebagai dasar untuk bisa memimpin orang lain.
Ia menekankan bahwa berlatih menjadi pemimpin untuk diri sendiri sangat penting agar kita mampu berkontribusi bagi sesama. Salah satu cara efektif untuk mencapai hal ini adalah dengan menulis.
Dampak Negatif Kemajuan Teknologi
Romo Yupi mengingatkan bahwa walaupun kemajuan teknologi banyak memberikan manfaat, efek negatifnya pun tidak kalah banyak. Kebiasaan kita dalam memanfaatkan kemajuan teknologi berpotensi meningkatkan stres, depresi, dan bahkan tidak jarang menimbulkan pikiran untuk bunuh diri. Saat merasa kalut dan bosan, kita sering beralih ke gadget, yang justru memperburuk keadaan. Dengan menulis, kita bisa mengosongkan cangkir dari emosi dan pikiran negatif, sehingga mampu berpikir lebih jernih.
Generasi Strawberry dan Tantangan Tangguh
Generasi muda saat ini, yang dikenal sebagai generasi strawberry, sering kali merasa bosan dan cenderung mencari pelarian. Namun, ini tidak melulu dialami oleh generasi muda saat ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa generasi strawberry adalah produk dari orang tua ‘strawberry’ yang juga mudah jenuh, mudah mencari pelarian, dan sulit mengenali perasaan sendiri.
Untuk menjadi tangguh, diperlukan usaha dan kesadaran. Romo Yupi mengutip buku “Power and Force” karya David Hawkins yang menyatakan bahwa orang yang berkesadaran adalah orang yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh situasi eksternal.
Menulis sebagai Terapi Efektif
Menulis adalah kegiatan biasa dengan efek luar biasa. Kegiatan menulis memberikan efek meditatif yang mampu menumbuhkan ketangguhan. Kegiatan ini melibatkan seluruh diri: pikiran, perasaan, dan tindakan. Dengan menulis, kita bisa menuangkan gagasan, perasaan, dan pikiran, sehingga cangkir menjadi kosong dan kita mampu berpikir lebih jernih.
Manfaat Menulis untuk Kesehatan Emosi dan Fisik
Tanpa menulis, emosi akan terpendam dan sulit mengambil jarak dengan situasi yang dihadapi, sehingga mudah diombang-ambing perasaan dan prasangka. Emosi terpendam ini dapat berdampak pada kesehatan fisik.
Lewat kegiatan menulis kita dapat mengubah diri dari dalam, mengubah cara pandang, dan menstabilkan emosi dan gejolak pikiran. Menulis juga bisa menjadi sarana untuk bercermin. Tidaklah salah peribahasa yang mengatakan bahwa pena lebih tajam dari pedang karena selain dapat mengubah diri, melalui pena juga kita dapat mengubah orang lain yang membaca tulisan kita.
Metode M-Top: Langkah Konkret untuk Menulis
Metode M-Top (Momen, Tokoh, Percakapan) yang diajarkan Romo Yupi memberikan langkah-langkah konkret yang mudah diikuti oleh anak-anak muda. Metode ini memberikan struktur yang jelas sehingga terasa less threatening bagi generasi muda saat ini.
Testimoni Peserta
“Untuk saya pribadi, sesi dengan Romo Yupi kemarin sungguh memvalidasi apa yang selama hampir 10 tahun ini saya lakukan: journaling. Saya betul-betul sudah merasakan buah dari menulis. Tapi setiap kali saya membagikan cara ini ke orang lain, terutama anak muda, saya menemukan jalan buntu. Mereka enggan untuk mulai dan bahkan tampak skeptis bahwa menulis itu bisa membantu.
Tapi lewat sesi kemarin, saya dapat inspirasi luar biasa. Metode M-Top yang dipaparkan Romo Yupi terasa jauh lebih konkret jadi bisa dilakukan oleh anak-anak muda. Metode yang diajarkan Romo Yupi terasa lebih jelas karena ada langkah-langkah yang ringkas dan to the point. Untuk generasi muda sekarang ini akan terasa less threatening,” ucap C. Lili Y. Widarsa, salah satu peserta dalam seminar.
Penutupan Acara
Mendekati penghujung acara, sesi tanya jawab antara peserta yang sangat antusias dan narasumber,
kuiz dan pemberian hadiah untuk peserta oleh penyelenggara yaitu Pt. Kanisius. Acara ditutup dengan misa penutup. (Stg)
Informasi lebih lanjut silahkan kunjungi :
https://www.instagram.com/yupi_tanaji/ & https://kanisiusmedia.co.id/