Jakarta, Suararepubliknews – Suara republik news. Com – PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menunjukkan langkah strategisnya dalam merambah industri farmasi nasional dengan menggelar kegiatan bertajuk ‘Sosialisasi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di Ballroom Kantor Pusat JNE, Tomang Raya, Jakarta Barat. Acara ini menjadi penanda komitmen JNE untuk turut berperan aktif dalam menjaga kualitas dan kepatuhan terhadap regulasi distribusi obat di Indonesia, 24 April 2025.

Kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini dihadiri oleh jajaran direksi, kepala divisi, kepala cabang, serta tim sales regional JNE dari seluruh Indonesia. Kehadiran secara daring melalui Zoom Meeting juga disediakan bagi peserta yang tidak dapat hadir langsung, mencerminkan semangat kolaborasi dan inklusivitas di era digital.
Pembukaan dimulai pukul 10.00 WIB dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars JNE. Doa bersama dipimpin oleh Bapak Erik Syam sebagai simbol harapan akan kelancaran acara.
Direktur Utama JNE, Mohamad Feriadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal yang penting dalam mempersiapkan JNE sebagai pemain baru dalam ekosistem distribusi farmasi nasional.
“Kami sadar bahwa distribusi obat menuntut standar tinggi dan tanggung jawab besar. Oleh karena itu, JNE berkomitmen untuk terus belajar, menyesuaikan diri, dan mematuhi regulasi yang berlaku, khususnya dalam implementasi CDOB yang menjadi pedoman utama,” ujar Feriadi.
Ketua panitia kegiatan, Samsul Djamaludin dari Grup QAGC (Quality Assurance & Good Compliance), menegaskan bahwa sosialisasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari transformasi internal yang penting.
“Dengan memperkuat regulasi, kesiapan infrastruktur, dan integritas SDM, JNE siap menjadi mitra terpercaya dalam distribusi farmasi. Sosialisasi ini adalah awal dari perjalanan panjang menuju akreditasi dan kepercayaan industri,” jelas Samsul.
Materi utama disampaikan oleh narasumber dari BPOM, Bapak Wardhono Tirtosudarno, yang menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap proses distribusi obat. Ia menjelaskan bahwa distribusi obat tak hanya tentang logistik, namun juga berkaitan erat dengan keamanan, kontrol suhu, pelacakan, dan dokumentasi.
“Distribusi obat adalah bagian dari pelayanan kesehatan. Diperlukan sertifikasi, audit fasilitas, dan sistem yang menjamin integritas produk hingga sampai ke tangan konsumen,” tegas Wardhono.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, di mana peserta menanyakan langkah konkret untuk menjadi mitra Pedagang Besar Farmasi (PBF). Wardhono menegaskan pentingnya kesiapan administratif, jejak rekam distribusi, serta sinergi dengan industri farmasi.
Sebagai penutup, panitia memberikan kenang-kenangan kepada para pembicara dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama seluruh peserta. Momen ini menjadi simbol komitmen bersama JNE dalam menapaki peran baru di sektor distribusi farmasi.
Dengan durasi lebih dari dua jam, acara ini tidak hanya menjadi sarana edukasi, tetapi juga tonggak penting dalam perjalanan JNE menuju dunia farmasi yang menuntut ketelitian, integritas, dan komitmen tinggi terhadap kesehatan masyarakat.( Rosita)










