Bandung, suararepubliknews.com – Tidur seharusnya menjadi waktu di mana pikiran dan tubuh memulihkan energi serta beristirahat. Namun, ada serangkaian kondisi psikis maupun fisik yang dapat memengaruhi tidur dan membuat orang dewasa menangis setelah bangun tidur. Berikut adalah beberapa penyebabnya:
Mimpi Buruk
Mimpi buruk yang menakutkan terkadang tidak dapat dihindari dan dapat dialami oleh usia berapa pun. Meskipun anak-anak lebih sering mengalami mimpi buruk, bukan berarti orang dewasa tidak pernah mengalaminya. Mimpi buruk terasa sangat realistis dan cenderung terjadi selama fase tidur REM (Rapid Eye Movement). Munculnya mimpi buruk sering dikaitkan dengan stres atau gangguan psikis yang mendasari. Sejumlah obat juga diketahui berkontribusi terhadap frekuensi mimpi buruk, misalnya antidepresan dan obat narkotika.
Rasa Berduka
Kesedihan yang luar biasa saat berduka bisa mengganggu tidur dan membuat seseorang menangis setelah bangun tidur. Menangis adalah bagian dari berkabung, dan ekspresi lahiriah dan spontan ini menjadi perasaan yang umum dialami orang dewasa. Setelah kehilangan orang yang disayangi, kesibukan atau rasa tidak nyaman menangis di depan orang banyak dapat membuat kesedihan terkubur. Menangis setelah bangun tidur menunjukkan gejala kesedihan yang terkubur, yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan, stres, dan kecemasan.
Depresi
Seperti halnya kesedihan, depresi sering kali dikaitkan dengan perasaan sedih dan putus asa. Kesedihan mungkin bersifat sementara, sedangkan depresi cenderung menjadi perasaan yang lebih samar dan bertahan lama. Menangis setelah bangun tidur menjadi salah satu tanda-tanda depresi. Tanda-tanda lain yang menunjukkan kondisi depresi meliputi:
- Perasaan hampa dan putus asa.
- Kehilangan minat pada aktivitas normal seperti seks, hobi, atau olahraga.
- Gangguan tidur seperti insomnia atau terlalu banyak tidur.
- Kelelahan dan kekurangan energi.
- Perubahan nafsu makan dan berat badan.
- Kecemasan.
- Berpikir lambat.
- Perasaan tidak berharga dan selalu memikirkan kegagalan.
- Kesulitan berkonsentrasi dan membuat keputusan.
- Masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan.
- Usaha untuk menyakiti diri atau bunuh diri.
Variasi Suasana Hati Diurnal
Variasi suasana hati diurnal terkadang juga disebut depresi pagi. Meskipun dianggap sebagai gejala khas dari depresi klinis berat, kondisi ini tidak muncul di dalam DSM-5. Selain menangis setelah bangun tidur, gejala lain meliputi:
- Mudah tersinggung dan frustrasi.
- Merasa sangat lelah setelah bangun tidur.
- Tidak antusias menjalani aktivitas sehari-hari.
- Sulit berkonsentrasi.
- Kesulitan bangun pagi dan malas beranjak dari tempat tidur.
- Tidur berlebihan daripada biasanya.
Parasomnia
Gangguan tidur seperti berjalan dalam tidur atau gangguan perilaku tidur fase REM dapat menyebabkan Anda menangis setelah bangun tidur. Episode ini dapat terjadi kapan saja dan cenderung diturunkan dalam keluarga.
Menangis setelah bangun tidur bisa disebabkan oleh salah satu kondisi di atas. Jika Anda mengalaminya, pertimbangkan untuk mendiskusikan kondisi Anda dengan dokter agar dapat menemukan solusi yang tepat. (Stg)
Sumber: AiCare