AS, suararepubliknews.com – Tubuh kita membutuhkan air untuk berbagai fungsi vital, seperti mengatur suhu tubuh, melancarkan pencernaan, dan mengangkut nutrisi. Namun, tidak semua air aman untuk diminum. Mengonsumsi air mentah yang belum diolah bisa berbahaya bagi kesehatan. Mari kenali apa saja yang mungkin terkandung dalam air mentah dan dapat membahayakan kesehatan manusia.
Kandungan Berbahaya dalam Air Mentah
Mengonsumsi air mentah dapat membawa berbagai risiko kesehatan yang serius. Meskipun terlihat jernih dan segar, air mentah berpotensi mengandung berbagai mikroorganisme berbahaya. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut adalah berbagai bakteri dan bahan kimia yang dapat mencemari air mentah:
- Bakteri E. coli Bakteri ini sering ditemukan di air yang terkontaminasi oleh kotoran manusia atau hewan. Infeksi E. coli dapat menyebabkan diare, sakit perut, dan muntah. Dalam kasus yang parah, E. coli dapat menyebabkan gagal ginjal dan bahkan kematian.
- Virus Norovirus Virus ini sangat menular dan dapat menyebabkan gastroenteritis yang ditandai dengan mual, muntah, diare, dan sakit perut. Norovirus dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi oleh kotoran.
- Parasit Giardia dan Cryptosporidium Kedua parasit ini dapat menyebabkan infeksi usus yang dikenal sebagai giardiasis dan cryptosporidiosis. Gejala yang ditimbulkan termasuk diare, kram perut, dan dehidrasi. Infeksi ini sering kali sulit diobati dan dapat bertahan selama beberapa minggu.
- Salmonella Bakteri Salmonella umumnya ditemukan di kotoran hewan atau manusia dan dapat masuk ke dalam air melalui pencemaran oleh limbah. Infeksi Salmonella menyebabkan gejala seperti diare, demam, muntah, dan sakit perut yang parah. Infeksi ini bisa menjadi fatal terutama pada individu yang rentan.
- Arsenik Arsenik dapat masuk ke dalam air tanah secara alami atau melalui aktivitas industri seperti pertambangan. Paparan terhadap arsenik dapat menyebabkan mual dan muntah, penurunan produksi sel darah merah dan putih, irama jantung tidak normal, kerusakan pembuluh darah, dan sensasi “kesemutan” di tangan dan kaki.
- Tembaga Tembaga dapat terdapat dalam air dari pipa tembaga yang korosif atau dari pencemaran industri. Bila Anda terpapar tembaga dalam jumlah yang tinggi, Anda mungkin akan merasa mual, muntah, hingga diare.
- Logam Berat Lainnya Logam berat lainnya seperti merkuri, timbal, kadmium, dan besi bisa masuk ke dalam air melalui proses alami atau aktivitas industri seperti pertambangan, pabrik, atau pembuangan limbah. Beberapa logam berat juga diketahui sebagai karsinogenik, meningkatkan risiko kanker pada manusia.
Apa Saja Efek Minum Air Mentah?
Minum air mentah atau air yang belum dimasak atau disaring dapat memiliki beberapa efek negatif pada kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa efek yang mungkin terjadi:
- Resiko Penyakit Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, air mentah bisa mengandung bakteri, virus, parasit, dan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Contohnya termasuk kolera, disentri, tifus, dan penyakit lain yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau bahkan infeksi serius.
- Gangguan Pencernaan Konsumsi air mentah yang terkontaminasi dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare, mual, muntah, dan kram perut.
- Risiko Kesehatan Jangka Panjang Pemaparan berulang terhadap air yang terkontaminasi dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti kanker yang terkait dengan paparan zat kimia berbahaya dalam air.
- Ancaman Kesehatan Anak-anak Anak-anak lebih rentan terhadap efek negatif dari konsumsi air mentah karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang dan mereka cenderung mengonsumsi lebih banyak air relatif terhadap berat badan mereka dibandingkan orang dewasa.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk selalu memasak atau menyaring air sebelum dikonsumsi, terutama jika sumber airnya tidak terjamin kebersihannya. Memastikan air yang kita minum bebas dari kontaminan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita.
Sumber: Centers for Disease Control and Prevention (CDC)