Kyiv, suararepubliknews.com – Puluhan rudal Rusia menghantam kota-kota di seluruh Ukraina pada hari Senin (08/07), menghancurkan gedung-gedung apartemen dan rumah sakit anak-anak di ibukota. Serangan brutal ini menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya, menurut pihak berwenang Ukraina. Penduduk setempat bergabung dengan regu penyelamat untuk mencari korban di antara reruntuhan, menggambarkan skala kehancuran yang mengerikan.
Serangan Siang Hari yang Mematikan
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dalam pernyataannya di media sosial, mengungkapkan bahwa serangan tersebut menargetkan lima kota di Ukraina dengan menembakkan lebih dari 40 rudal berbagai jenis. Angkatan udara Ukraina mengatakan telah berhasil mencegat 30 rudal, namun dampak dari rudal yang berhasil lolos sangat mematikan.
Di Kyiv, serangan tersebut menghantam tujuh dari sepuluh kawasan kota, mengakibatkan tujuh orang tewas, termasuk dua anggota staf rumah sakit. Tiga anak terluka di rumah sakit tersebut.
Kehancuran di Kryvyi Rih dan Kota Lainnya
Di Kryvyi Rih, tempat kelahiran Presiden Zelenskyy di Ukraina tengah, serangan mematikan menewaskan 10 orang. Zelenskyy menekankan pentingnya perhatian dunia terhadap kekejaman ini. “Ini hal yang sangat penting bahwa dunia tidak boleh diam tentang hal ini sekarang dan semua orang harus menyadari apa yang dilakukan Rusia,” kata Zelenskyy di media sosial.
Penyangkalan Rusia dan Realitas di Lapangan
Rusia membantah telah melakukan serangan terhadap rumah sakit dan mengklaim bahwa target mereka adalah fasilitas militer. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya.
Di rumah sakit anak Okhmatdyt di Kyiv, tim penyelamat bekerja keras mencari korban di bawah reruntuhan bangunan dua lantai yang sebagian ambruk. Jendela dan pintu gedung utama rumah sakit berlantai sepuluh hancur, dinding menghitam, dan darah berceceran di lantai salah satu ruangan.
Horor di Rumah Sakit Anak
Menteri Kesehatan Ukraina, Viktor Liashko, mengungkapkan bahwa pada saat serangan terjadi, tiga operasi jantung sedang berlangsung. Puing-puing dari ledakan mengotori dada para pasien yang terbuka. Rumah sakit kehilangan air, lampu, dan oksigen, memaksa para pasien dipindahkan ke rumah sakit lain. Liashko menyatakan kondisi ini sangat menyedihkan dan penuh dengan horor.
Tindakan Tim Penyelamat
Tim penyelamat kemudian membentuk barisan, saling mengoper batu bata dan puing-puing lainnya saat mereka menyisir reruntuhan.
Asap masih mengepul dari gedung, sementara para sukarelawan serta kru darurat bekerja dengan menggunakan masker pelindung. Di tengah reruntuhan, harapan dan upaya tak kenal lelah terus berlanjut untuk menemukan dan menyelamatkan korban yang masih hidup.
Reaksi Dunia Internasional
Serangan ini terjadi sehari sebelum para pemimpin Barat yang mendukung Ukraina dijadwalkan untuk memulai pertemuan puncak NATO selama tiga hari di Washington. Dilansir dari media APnews, pertemuan ini bertujuan untuk mempertimbangkan cara-cara untuk meyakinkan Kyiv mengenai dukungan penuh dari NATO dan memberikan harapan kepada Ukraina agar negara mereka dapat bertahan dari konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. (Stg)