Lebak, Suararepubliknews – Bayangkan hidup di dalam hunian sementara yang hanya beratapkan terpal dan berdinding tripleks seadanya, tanpa kepastian masa depan. Itulah kenyataan yang dihadapi oleh ratusan warga korban bencana banjir bandang dan longsor di Cigobang, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, yang masih terpaksa tinggal di huntara setelah 5 tahun bencana melanda.
Setiap hari, mereka hidup dalam ketidakpastian, tanpa kepastian apakah mereka akan memiliki rumah yang layak untuk ditinggali. “Kami sudah 5 tahun tinggal di tenda, tanpa kepastian apa-apa. Kami hanya ingin memiliki rumah yang layak untuk hidup,” kata salah satu korban bencana.
Ketua Perkumpulan Urang Banten (PUB) Kabupaten Lebak, H. Pepep Faisaludin, mengungkapkan bahwa penanganan bencana di Cigobang jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah lain. “Korban bencana di Cileuksa, Bogor saja sudah menempati huntara layak pakai. Bahkan korban banjir lahar Gunung Semeru sudah punya rumah tetap hanya dalam waktu satu tahun. Tapi di Cigobang, sudah lima tahun masih hidup di tenda, seperti terlupa oleh pemerintah,” ungkap Pepep, Minggu (20/4/2025) dengan nada yang penuh keprihatinan.
Sekretaris PUB Lebak, Dede Sudiarto, menambahkan bahwa ketimpangan penanganan bencana ini menimbulkan pertanyaan besar soal keadilan. “Ini bukan hanya soal kemanusiaan, tapi juga soal keadilan sosial. Apakah Lebak bukan bagian dari Indonesia? Di mana implementasi sila ke-5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?” tegasnya dengan nada yang tajam.
PUB Kabupaten Lebak mendesak Bupati Lebak dan Gubernur Banten untuk segera bergerak dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat. “Jangan biarkan mereka terus terlunta-lunta. Warga Cigobang berhak hidup layak seperti korban bencana lainnya di negeri ini,” tutup Pepep dengan nada yang penuh harapan.
Mari kita suarakan bersama kepedulian kita terhadap nasib warga Cigobang yang masih terkatung-katung dalam penderitaan. Saatnya pemerintah bertindak nyata untuk memberikan solusi yang tepat dan menyelamatkan mereka dari keterpurukan yang berkepanjangan.(Iwan H)