Jerusalem, suararepubliknews.com = Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi kritik tajam baik dari dalam negeri maupun komunitas internasional atas kebuntuan dalam perundingan untuk pembebasan sandera Gaza dan mencapai kesepakatan gencatan senjata. Menurut tiga pejabat Israel, frustrasi ini mencerminkan ketidakpuasan dengan cara Netanyahu menangani situasi yang sangat sensitif ini.
Ketegangan di antara Netanyahu dan Kementerian Pertahanan semakin terbuka, dengan pertukaran komentar tajam yang bocor ke media Israel. Para pejabat yang dekat dengan perundingan ini menyuarakan kekhawatiran bahwa politik domestik telah mengganggu proses negosiasi, menghalangi tercapainya kesepakatan.
Ancaman Stabilitas Koalisi
Beberapa mitra koalisi sayap kanan Netanyahu mengancam akan menggoyahkan stabilitas pemerintahan jika perang berakhir tanpa kekalahan total Hamas. Netanyahu sendiri telah berulang kali menegaskan bahwa pembebasan 115 sandera yang masih ditahan di Gaza sejak serangan 7 Oktober oleh Hamas merupakan prioritas utama.
Serangan tersebut menyebabkan kematian 1.200 orang dan penawanan lebih dari 250 orang, sementara otoritas kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 39.000 warga Palestina terbunuh dalam pertempuran di wilayah yang padat penduduk itu.
Komitmen Publik dan Kebocoran Informasi
Dalam pidato publiknya, Netanyahu menegaskan komitmennya untuk membebaskan sandera sambil tetap menjaga keamanan Israel. Ia mengecam kebocoran informasi yang dianggap mengganggu upaya pemerintah.
Upaya mediasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar mengalami kemajuan pada bulan Juli, namun terhenti setelah Israel memperkenalkan persyaratan baru dalam kerangka kerja yang telah disepakati. Salah satu poin krusial adalah syarat pemeriksaan warga Palestina yang mengungsi saat mereka kembali ke wilayah kantong di bagian utara Israel saat gencatan senjata dimulai.
Kompleksitas Situasi Setelah Pembunuhan Ismail Haniyeh
Pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran semakin memperumit perundingan. Meski demikian, Hamas masih terbuka untuk negosiasi. Netanyahu menegaskan bahwa tekanan militer terhadap Hamas akan terus dilanjutkan hingga semua sandera dibebaskan dan tujuan perang tercapai.
Dalam tanggapan atas laporan yang mengemuka akhir pekan lalu, termasuk pernyataan Presiden AS Joe Biden kepada Netanyahu untuk “berhenti membohongi” soal kelanjutan perundingan, Netanyahu tetap bersikukuh bahwa tekanannya harus diarahkan kepada Hamas, bukan pemerintah Israel. (Stg)
Sumber: Reuters “Frustration with Netanyahu mounts as Gaza talks falter”









