Penutupan akses jalan oleh Kusnadi, atas perintah bosnya, menambah penderitaan keluarga Futiri. Proses hukum di Polres Karimun semakin memanas
Kundur, suararepubliknews.com – Kasus pengerusakan kebun kelapa seluas 12 hektar di Desa Lubuk, Kundur, semakin memanas. Selain kerusakan kebun yang menghilangkan sumber penghidupan Futiri, penutupan akses jalan menuju kebun kini menjadi persoalan baru yang menambah penderitaan. Kusnadi alias Lombok, yang mengaku bertindak atas perintah bosnya, menjadi saksi kunci dalam kasus ini.
Keluarga Terisolasi, Hak Mereka Digerus
Penutupan jalan oleh Kusnadi membuat keluarga Futiri tidak bisa mengakses kebun yang telah dirusak. Menurut pengakuan Futiri, tindakan ini seolah mengunci hak-hak mereka sebagai pemilik sah lahan. “Akses ini satu-satunya jalan menuju kebun kami. Dengan ditutup, kami benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkap Futiri dengan penuh emosi.
Penutupan jalan ini diduga kuat dilakukan atas instruksi dari pihak yang sama yang bertanggung jawab atas pengerusakan kebun. Kusnadi, dalam panggilannya sebagai saksi di Polres Karimun, mengaku hanya mengikuti perintah. Namun, keterangannya membuka potensi keterlibatan oknum lain yang lebih besar dalam kasus ini.
Peran Kusnadi dalam Kasus Pengerusakan
Bachrum Efendi, S.H., kuasa hukum Futiri, menjelaskan bahwa kesaksian Kusnadi dapat menjadi titik terang dalam penyelidikan.
“Tindakan Kusnadi menutup jalan ini bukan hanya masalah hukum, tetapi juga pelanggaran moral. Ini adalah bentuk pengabaian hak-hak dasar pemilik tanah,” tegas Bachrum.
Bachrum juga menegaskan bahwa penutupan jalan bukanlah tindakan yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari skenario besar untuk menguasai lahan Futiri. Kesaksian Kusnadi diharapkan dapat mengungkap dalang utama di balik kasus ini.
Proses Hukum Terus Berjalan
Polres Karimun terus mendalami kasus ini, termasuk menelisik lebih jauh peran bos Kusnadi dalam rangkaian peristiwa tersebut. Meskipun terdapat kendala, seperti intensifnya pengamanan Pilkada di daerah, pihak kepolisian berkomitmen untuk menegakkan hukum secara adil.
Dampak Penutupan Jalan terhadap Keluarga Futiri
Akibat penutupan jalan, keluarga Futiri kini terpaksa bergantung pada bantuan tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akses ke kebun yang seharusnya menjadi sumber penghasilan kini tertutup, memperburuk kondisi ekonomi keluarga tersebut.
Futiri berharap agar kasus ini segera mendapat kepastian hukum.
“Kami ingin keadilan ditegakkan. Tidak ada lagi yang kami inginkan selain hak kami kembali dan para pelaku dihukum,” ujarnya.
Pewarta: Iqbal
Editor: Stg
Copyright © suararepubliknews 2024