Limbah Tambak Diduga Kurangi Hasil Tangkapan Ikan
Kundur, suararepubliknews.com – Aktivitas tambak dan pengelolaan udang di Desa Lubuk, Kecamatan Kundur, diduga kuat mencemari perairan laut yang menjadi lokasi utama nelayan menangkap ikan. Limbah hitam pekat yang mengalir ke laut tersebut menyebabkan penurunan signifikan hasil tangkapan ikan, sehingga berdampak serius pada penghasilan nelayan setempat.
Seorang nelayan yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa limbah tersebut diduga berasal dari tambak dan pengelolaan udang milik PT. Baruna Sumber Lestari. Ia menjelaskan, limbah cair tersebut dialirkan melalui saluran khusus yang langsung bermuara ke laut, tempat nelayan biasa memasang kelong.
“Air limbahnya dialirkan melalui galian peret menuju perairan laut tempat kelong kami menangkap ikan,” ujar nelayan tersebut, Jumat (15/11/2024).
Dampak Ekonomi yang Mengkhawatirkan
Akibat pencemaran ini, para nelayan mengaku pendapatan mereka turun drastis. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga memengaruhi perekonomian keluarga secara keseluruhan.
“Pendapatan kami berkurang. Saya meminta kepada instansi terkait, khususnya Dinas Lingkungan Hidup, untuk segera turun tangan dan meninjau langsung kondisi di lokasi tambak ini,” ungkap nelayan tersebut penuh harap.
Potensi Pelanggaran Hukum Lingkungan
Jika dugaan pencemaran ini terbukti, aktivitas tambak udang tersebut berpotensi melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal 69 ayat (1) huruf a secara tegas melarang perbuatan yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat dikenai sanksi pidana maupun denda yang signifikan. Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 menyebutkan bahwa setiap usaha wajib memiliki izin pengelolaan limbah dan bertanggung jawab atas dampak pencemaran yang ditimbulkan.
Pencemaran Terulang Lagi Setelah Satu Minggu Reda
Pada Jumat (6/12/2024), pencemaran limbah kembali terjadi, meskipun sebelumnya sudah ada penanganan sementara dari Dinas Perikanan dan Kepala Desa. Selama sepekan, tidak ada limbah yang dibuang ke laut. Namun, insiden pembuangan limbah kali ini kembali membuat para nelayan tidak bisa mencari ikan akibat pencemaran yang merusak ekosistem laut.
“Setelah dinas turun, kami sempat lega karena tidak ada limbah yang mengalir ke laut. Tapi sekarang kejadian ini terulang lagi, membuat kami semakin resah,” ujar salah satu nelayan dengan nada kecewa.
Klarifikasi Pihak Pengelola Belum Ada
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT. Baruna Sumber Lestari selaku pengelola tambak udang belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan pencemaran tersebut. Kondisi ini memicu keresahan masyarakat, terutama nelayan yang menggantungkan hidup mereka pada hasil tangkapan laut. Masyarakat berharap pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas untuk menyelesaikan persoalan ini.
Pewarta: Iqbal
Editor: Stg
Copyright © suararepubliknews 2024