Home / Tak Berkategori

Rabu, 3 Juli 2024 - 20:27 WIB

Penelitian Menunjukkan Semut Melakukan Amputasi untuk Menyelamatkan Temannya

Two carpenter ants, Camponotus fellah, are seen in this undated photograph in a laboratory at the University of Lausanne in Switzerland. The ant on the right is caring for the leg wound of the other ant. Bart Zijlstra/Handout via REUTERS

Two carpenter ants, Camponotus fellah, are seen in this undated photograph in a laboratory at the University of Lausanne in Switzerland. The ant on the right is caring for the leg wound of the other ant. Bart Zijlstra/Handout via REUTERS

AS, suararepubliknews.com – Tindakan amputasi tungkai biasanya dilakukan oleh ahli bedah pada manusia dalam kasus cedera traumatis atau penyakit serius. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa semut juga melakukan amputasi pada rekannya yang terluka untuk memastikan kelangsungan hidup mereka.

Penemuan yang Mengejutkan

Penelitian ini mendokumentasikan bahwa semut jenis Florida carpenter (Camponotus floridanus) melakukan amputasi untuk merawat anggota koloni yang terluka. Semut-semut ini berwarna coklat kemerahan dengan panjang lebih dari setengah inci (1,5 cm) dan ditemukan di beberapa wilayah di bagian tenggara Amerika Serikat. Mereka mengamputasi anggota tubuh yang terluka dengan menggigitnya, terutama jika lukanya berada di bagian atas kaki. Jika luka berada di bagian bawah kaki, mereka hanya membersihkan luka tersebut.

Amputasi sebagai Bentuk Perawatan

Erik Frank, ahli entomologi dari University of Würzburg di Jerman, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya hewan non-manusia diketahui melakukan amputasi pada individu lain untuk menyelamatkan nyawa mereka. Frank menyatakan bahwa sistem medis semut ini sangat canggih, hanya bisa ditandingi oleh sistem medis manusia.

Semut ini bersarang di kayu yang membusuk dan sering bertarung dengan koloni semut lainnya. Dilansir dari media Reuters, cedera yang terjadi biasanya ditemukan pada semut liar dari berbagai spesies, baik dalam perkelahian, saat berburu, atau karena dimangsa hewan lain. Semut-semut ini diamati di dalam laboratorium untuk penelitian ini.

Alasan Evolusioner di Balik Amputasi

Proses amputasi pada semut ini memakan waktu setidaknya 40 menit dan terkadang lebih dari tiga jam, dengan gigitan yang terus menerus di bagian bahu. Penelitian menunjukkan bahwa rasio harapan hidup semut yang diamputasi setelah cedera kaki bagian atas adalah sekitar 90-95%, dibandingkan dengan sekitar 40% untuk cedera yang tidak diamputasi.

Semut yang melakukan amputasi adalah semut betina pekerja, karena semut jantan hanya memiliki peran kecil dalam koloni semut. Frank menjelaskan bahwa alasan semut melakukan amputasi ini adalah untuk menghemat sumber daya. Jika seekor pekerja bisa direhabilitasi dengan sedikit usaha dan kembali menjadi anggota koloni yang produktif, maka tindakan ini sangat berharga. Namun, jika individu terluka parah, semut lain akan membiarkannya mati.

Mengapa Semut Merawat Rekannya?

Frank menambahkan bahwa pertanyaan ini menantang definisi empati kita saat ini. Meskipun semut mungkin tidak bisa disebut “penyayang”, ada alasan evolusioner yang kuat untuk merawat mereka yang terluka. Ini menghemat sumber daya dan memastikan kelangsungan hidup koloni.

Penemuan ini membuka lembaran baru dalam pemahaman kita tentang perilaku hewan dan bagaimana mereka beradaptasi untuk bertahan hidup dalam kondisi yang sulit. (Stg)

Share :

Baca Juga

Kolaborasi Kuat TNI-Kejaksaan: JAMPIDMIL Tutup Diklat SDM 2024 dengan Semangat Baru
Prediksi Seri A: Roma Vs Atalanta, Duel Sengit di Stadio Olimpico
Perkuat Silaturahmi Bhabinkamtibmas Polsek Cijaku Polres Lebak Sambangi Warga.
Santriawan dan Santriawati Sukses Kibarkan Bendera Merah Putih dalam Peringatan Hari Santri Nasional 2023 di Alun-alun Malingping.
Pemkab Lebak Alokasikan Rp 90 Miliar untuk THR 2025.
Musrenbang Desa Pakisrejo Penyusunan RKP Desa dan RKPD Kabupaten Tulungagung Tahun Anggaran 2026
Lagu Mars dan Hymne KPK, Bukti Keluarga Firli Bahuri Sudah Budayakan Sikap Antikorupsi
BELAJAR BERSAMA DENGAN PLANIT YANG HIDUP

Contact Us