(By : Romo Martin Harun OFM, dosen tinggal di Sukabiumi)
Jakarta, Juli , Suara Republik News (SRN), Paus Fransiskus memberi kritik terhadap sistem kapitalis yang bentuknya neoliberal mendorong sistem pasar kapitalis tetapi juga mau menggunakan intervensi pemerintah untuk mengoreksi kegagalan pasar. Menurut Edwin Clemenz, ketua LSAP sektor Ekonomi, Di sektor ekonomi, kami berpusat pada ekonomi ekologis kata dia.
Pada taraf learning model nya kami memakai U Theory ,Otto Scharmer pada faktor produksi Penemuan kembali bahwa Ekonomi adalah subsistem kemasyarakatan yang bergantung pada keseimbangan biosfer Bumi, Rumah Kita. Mengubah mindset konsumsi rumah tangga menjadi sustainabel , siap dengan perubahan ekonomi yang merugikan dan merusak keberadaban manusia dan bumi, rumah kita. Mendukung keseimbangan alur ekonomi (barang&jasa) antara kota dan desa sesuai dengan kaidah keberlanjutan, konsumsi yang benar dan tidak membahayakan kehidupan planet ujar Edwin Clemenz.
Penyelenggaraan ilahi dalam pelaksanaan investasi ekonomi ekologis yang berkelanjutan , aman bagi masa depan manusia melalui segqala terapan disiplin ilmu pengetahuan yang tidak membenturkan ekonomi dan ekologi demi profit keuangan semata, baik dalam temuan energi ramah lingkungan maupun pengolahan limbah yang menjadi berkat bagi bumi rumah Kita Perlindungan tenaga kerja secara adil sesuai dengan martabat pekerja, kesimbangan faktor produksi dan keberlanjutan kehidupan
Romo Martin Harun OFM dosen di Unika Parahyangan (1979-2005 dan di Unika Atmajaya Jakarta (1973-2008) penulis tentang masalah-masalah biblis dan ekologis.
Penyelenggaraan ilahi dalam pelaksanaan investasi ekonomi ekologis yang berkelanjutan , aman bagi masa depan manusia melalui segqala terapan disiplin ilmu pengetahuan yang tidak membenturkan ekonomi dan ekologi demi profit keuangan semata, baik dalam temuan energi ramah lingkungan maupun pengolahan limbah yang menjadi berkat bagi bumi rumah Kita Perlindungan tenaga kerja secara adil sesuai dengan martabat pekerja, kesimbangan faktor produksi dan keberlanjutan kehidupan
Perwujudan advokasi dan partisipasi dalam bidang ekonomi ekologis bagi bumi dan kerasulan kepada orang miskin, baik melalui sikap kenabian sebagai pelayan Allah, maupun di tingkat yang terkecil menjadi pemimpin dan pribadi-pribadi paling akhir untuk merawat Rumah kita.Tutup Edwin Edwin.
Kita harus memperluas konsepsi kita tentang tempat di mana pembelajaran terjadi melampaui ruang-ruang dan institut-institut yang berpusat pada manusia, untuk memasukkan juga taman, jalan-jalan kota, jalan pedesaan, kebun, hutan belantara, lahan pertanian, hutan, gurun, danau, lahan basah, lautan, dan semua lainnya yang merupakan tempat-tempat yang melampaui kehidupan manusia. Manusia adalah bagian dari planet Bumi yang hidup ujar romo Martin Harun OFM yang lahir di Belanda tahun 1940 ini. Banyak budaya asli yang sudah berlangsung
lama sambungnya lagi, memiliki pandangan tepat dan meluas tentang pengadaan hubungan antara manusia dan non-manusia yang saling menguntungkan. Biosfer adalah ruang belajar yang penting kata Martin Harun yang ambil S2 Study Teologi Biblis di Nijmegen dan S3 di Yerusalem,. Fakta bahwa saat ini wilayah-wilayah yang dikelola masyarakat adat adalah rumah bagi sekitar 80% keanekaragaman hayati dunia sudah jelas menunjukkan bahwa perspektif masyarakat adat dapat mengajarkan banyak kepada kita ujar Romo Martin yang tiba di Indonesia pada 1 April 1971 ini,semua tentang pendidikan yang peduli terhadap bumi ini lanjut Martin yang dosen Kitab Suci di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta ini (1972-2013), . Pengetahuan dan ajaran berbasis tanah dan air seperti yang dimiliki oleh Imajinasi ekologis kita perlu sepenuhnya memposisikan diri kita di tengah planet yang hidup. Martin Harun yang juga pernah dosen di dan Unika Parahyangan (1979-2005); Unika Atmajaya Jakarta (1973-2008), melanjutkan, Krisis ekologi yang disebabkan oleh manusia memerlukan pemikiran ulang tentang pelajar yang merupakan inti dari pendidikan yang berorientasi pada tujuan bersama. Pendidikan tidak bisa hanya bertujuan pelajar kosmopolitan ideal yang merasa betah dan mampu di dunia yang saling berhubungan – yang disebut ‘pelajar abad kedua puluh satu’ yang dibayangkan dalam pendidikan yang biasanya hanya berfokus pada pengembangan manusia. Agar pendidikan mendukung masa depan yang adil dan berkelanjutan, kita harus mempromosikan kesadaran akan planet. Pelajar yang memikul tanggung jawab untuk mengembangkan dunia bersama makhluk-makhluk lain harus ditempatkan di pusat pendidikan. Perspektif ini memiliki implikasi untuk praktik pendidikan di hampir semua domain. Khususnya pendidikan kewarganegaraan global harus diselaraskan dengan kesadaran planet ini. Sebagai dosen purnabakti saat ini Romo Martin Harun OFM yang tinggal di Sukabumi, dan menulis tentang masalah-masalah biblis dan ekologis tutupnya (Ring-o)