Keir Starmer Tegas dalam Pertanyaan Perdana Menteri: Penjualan Senjata untuk Tujuan Pertahanan Akan Terus Dilanjutkan
London, suararepubliknews.com – Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, pada hari Senin (07/10) secara tegas menolak seruan untuk menghentikan ekspor senjata ke Israel, meskipun kekerasan terus meningkat di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon. Dalam sesi Prime Minister’s Questions di House of Commons, Starmer dengan tegas menjawab “tidak” ketika anggota parlemen independen, Zarah Sultana, mengajukan pertanyaan terkait penjualan senjata ke Israel yang berhubungan dengan dugaan kejahatan perang.
Sultana menyoroti krisis kemanusiaan yang parah di Gaza, di mana hampir 42.000 warga Palestina telah tewas dalam konflik yang terus berlangsung sejak serangan Hamas pada Oktober 2023. Berdasarkan penelitian oleh para ahli medis AS, Sultana menyatakan bahwa jumlah korban tewas di Gaza sekarang melebihi 118.000 orang, dan menambahkan bahwa 2.000 orang lainnya tewas di Lebanon setelah serangan Israel dimulai akhir bulan lalu.
Desakan Menghentikan Ekspor Senjata: Jet Tempur F-35 Jadi Sorotan
Sultana juga mengkritik keterlibatan Inggris dalam konflik ini, menyerukan agar penjualan senjata, termasuk jet tempur F-35 buatan Lockheed Martin, dihentikan. Jet tempur F-35 dikenal sebagai pesawat tempur paling mematikan di dunia dan telah digunakan oleh Israel dalam operasinya di wilayah tersebut.
Namun, Starmer tetap kukuh pada kebijakan pemerintahnya. Ia mengakui betapa beratnya situasi ini tetapi menolak untuk menghentikan ekspor senjata yang berfungsi untuk tujuan pertahanan. Starmer menggarisbawahi pentingnya keamanan Israel di tengah meningkatnya serangan oleh pasukan Iran dan eskalasi kekerasan yang terjadi sejak serangan 7 Oktober oleh Hamas.
“Pelarangan semua ekspor berarti tidak ada penjualan untuk tujuan pertahanan,” kata Starmer, menegaskan posisinya. Ia juga mengingatkan bahwa pemerintah Inggris telah menangguhkan 30 dari 350 izin ekspor senjata ke Israel pada bulan September lalu, sebagai langkah yang dianggap cukup untuk merespons situasi tersebut.
Starmer: Posisi Pemerintah Sudah Jelas, Tidak Ada Perubahan Kebijakan
Meski Sultana terus mendesak dengan menyebut “Jet tempur F-35,” Starmer menegaskan bahwa tidak ada yang diekspor kecuali untuk tujuan pertahanan. Ia menolak keras untuk mengubah kebijakan tersebut dengan menekankan, “Ini adalah posisi yang benar bagi pemerintah ini, dan saya tidak akan mengubahnya.”
Sultana, yang berafiliasi dengan sayap kiri Partai Buruh dan dikenal sebagai sekutu mantan pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn, secara konsisten mengkritik kebijakan luar negeri pemerintah Inggris. Ia menjadi anggota parlemen independen setelah kehilangan cambuk Partai Buruh pada Juli 2024 karena mendukung penghapusan batas tunjangan dua anak.
Sumber: Anews
Editor: Stg
Copyright © suararepubliknews 2024