Home / tulungagung

Jumat, 3 Juni 2022 - 10:37 WIB

Si Miskin di Ladang Korupsi,Mark UP dan Pungli

Suararepubliknews.com – Tulungagung 03/06/2022,, Sebagaimana kita ketahui bersama, pemberantasan kemiskinan adalah salah satu dari sekian bidang garap pemerintah pusat maupun daerah (skala propinsi maupun kabupaten). Terutama di saat pandemi covid beberapa saat lalu, hampir semua program menyasar kalangan ekonomi lemah/keluarga miskin (BLT, UMKM, BPNT, KIP, KIS, BSM, RTLH) dan lain sebagainya. Sayangnya, hampir semua program ini sarat dengan perilaku a moral oleh para penyelenggaranya, betapa tidak ketika seorang menteri ikut terseret dalam kasus penerimaan fee 10k per orang dari jumlah total penerima program se Indonesia dan betapa tidak kita geleng kepala ketika hampir semua di tingkat daerah, oknum oknum memainkan proyek-proyek bantuan semisal BPNT, BSM dan lainnya. Modus mereka pun beragam, mulai dari sengaja membuat celah dalam aturan mainnya, manipulasi data penerima sampai pada pengadaan barang kebutuhan program yang tidak sesuai standart kelayakan.

Namun, apa yang menarik bagi saya untuk mengangkat tema ini bukan itu, kali ini bukan fitur program berikut instrumentnya, kali ini saya lebih tergelitik dari perspektif sasaran dari program ini. Ya, si miskin sebagai obyek program, dengan sebuah pertanyaan mendasar; “MENGAPA SI MISKIN SELALU MENJADI KORBAN KECURANGAN”, ini menarik oleh karena hampir seluruh program pemerintah ini menjadikan kalangan ekonomi lemah/miskin sebagai ladangnya. Lalu apa sih kemiskinan itu? Dan mengapa kaum ini selalu menjadi bulan bulanan? Mengapa mereka hanya mampu diam? Opini ini berusaha menjawab secara singkat.

Dalam realita kehidupan masyarakat dan kelumrahan, publik selalu mengkaitkan istilah kemiskinan adalah sebuah simbol status, sebuah strata tersendiri yang dilekatkan dalam struktur sosial kemasyarakatan. Di India bahkan struktur ini dipertajam dengan peng “kasta”an yang menyakitkan ketika golongan yang mereka sebut “sudra” ini lekat dengan miskin harta benda, kumuh, bodoh dan predikat lain yang menunjuk sebuah kerendahan dan kehinaan.

Baca Juga  Ketua LPKP2HI Penuhi Panggilan Polres Tulungagung Soal Laporan Dugaan Pungli

Masih tentang pendefinisian miskin, khalayak selalu mengkaitkan dengan kebutuhan primer atau kebutuhan dasar yang kita kenal selama ini meliputi sandang, papan, dan pangan. Jika diterjemahkan secara berturut-turut adalah pakaian, rumah, dan makan-minum. Seolah hanya sifat kebendaan saja yang menentukan orang termasuk kategori ini. Namun dalam perkembangannya beberapa ahli sosial memasukkan pendidikan dan kesehatan ke dalam kebutuhan primer juga. Mereka berasumsi bahwa pendidikan dan kesehatan juga merupakan modal dasar manusia dalam pemenuhan 3 (tiga) kebutuhan primer sebelumnya, yaitu ketika manusia tidak sehat maka tidak mungkin mereka mampu bekerja, atau pandangan bahwa bila ber ilmu maka akan memantik daya kreatifitas dan memantik hal baru misalnya.

Membahas tentang istilah kemiskinan, menurut Ali Khomsan dkk dalam buku yang berjudul Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin, ada beberapa jenis kemiskinan yang perlu diketahui, yakni:

1. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang mendeskripsikan individu-individu yang tingkat pendapatannya di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh negara. Atau bisa juga diartikan seperti keadaan individu yang penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan primernya.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijakan pembangunan yang belum merata sehingga belum dapat menjangkau seluruh masyarakat. Oleh sebab itu, di sebagian daerah ada penduduknya yang memiliki ketimpangan pendapatan.Meskipun kondisi seorang penduduk sudah berada di atas batas garis kemiskinan, tetapi tetap terlihat miskin karena rata-rata pendapatan penduduk daerah tersebut lebih tinggi.Maka dari itu, kemiskinan jenis ini dinamakan kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif juga bisa diartikan sebagai kemiskinan yang berasal dari perbandingan antara penduduk dan lingkungannya.

3. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan masyarakat yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung, pemikiran, maupun cara kerja. Contoh kemiskinan kultural yang masih kita jumpai misalnya, kemalasan,

Baca Juga  Hampir Dua Minggu Di Guyur Hujan Banyak Kubangan Air di Jalan Berlubang,Pengendara Harus Hati - hati

Etos kerja yang rendah, Mudah menyerah pada nasib

Budaya masyarakat yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme, Menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,Menggantungkan bantuan dari pihak lain, termasuk pemerintah

4. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang berasal dari struktur sosial yang tersemat pada golongan masyarakat tertentu dan memungkinan terjadinya kondisi di mana mereka tidak dapat menggunakan sumber daya yang sebenarnya tersedia untuk sebagainxma alnya sebuah daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah, tetapi masyarakatnya tidak dapat menikmati kekayaan tersebut.Penggusuran atau pembersihan lahan yang dilakukan oleh pemerintah di suatu daerah sehingga menyebabkan masyarakat sekitar tidak memiliki tempat tinggal dan kehilangan pekerjaan.

Naah dari paparan kemiskinan secara definitif diatas kiranya kita sudah dapat membuat kesimpulan atas pertanyaan “mengapa dalam tiap program bantuan pemerintah, mereka selalu menjadi ladang bagi tumbuh suburnya korupsi, mark up dan pungli”?? Yaa karena penyelenggara program (oknum) memandang strata ini memiliki potensi untuk di”kalah”kan, yaitu :

1. Si miskin minim akses informasi tentang  program dan keterbatasan koneksi sehingga selalu diliputi ketakutan, diam dan berserah diri,

2. Si miskin memiliki keterbatasan pemikiran (sebagai akibat dari keterbatasan tingkat pendidikannya)

3. Sebagai hasil dari 2 kondisi diatas, si miskin selalu takut berhadapan dan bahln melakukan “pembelaan” atas hak nya.

Ketiga hal inilah yang biasanya dicoba untuk ditutup/digenapi oleh para aktivis baik umum maupun kalangan mahasiswa. Agar si miskin menjadi melek program pemerintah dan memahami tentang hak-haknya atas program pemerintah tersebut, agar si miskin mampu bersuara sebagaimana mereka menjadi ladang politik  pada masa pemilu.

Namun, apa yang sebenarnya kita ketahui tentang mereka? Bahwa dibalik kelemahannya, menurut ajaran Islam, Kelebihan orang miskin ialah doanya yang mustajab. Orang yang punya perut yang sering dalam keadaan lapar maka doanya makbul. Disamping itu, dihari kiamat orang miskin akan lebih dulu masuk surga 40 tahun sebelum orang yang berpunya. Akhir kata, penulis ingin mengajukan sebuah pertanyaan sebagai bahan renungan kita bersama “HANYA ADA 2 PILIHAN : MEMBANTU MEMPERJUANGKAN HAKNYA ATAU MEMAINKANNYA” (selamat merenung)

Baca Juga  Pembinaan Karangtaruna Himpunan Pemuda Ngrejo Bersatu

PENULIS TANPA GELAR….yps/Kbt

Share :

Baca Juga

tulungagung

Polemik dibalik pengisian Jabatan Perangkat Desa Suruhan Kidul

tulungagung

Mahasiswa UIN,Sosialisasi Sertifikasi Halal Oleh KKN dan P3H UIN Tulungagung

tulungagung

Komisi A DPRD Tulungagung,Panggil Dispendikpora Kelanjutan BSM,Meminta Inspektorat Lakukan Pengawasan

tulungagung

Hearing Tertutup DPRD Tulungagung Bahas PPDB Tanpa Melibatkan Pemohon

tulungagung

Pemdes Pojok Gelar Ujian Kekosongan Perangkat (Kasun Gedang Sewu)

tulungagung

Ketua LPKP2HI Angkat Bicara,Pasca Terjadinya Unjuk Rasa Di SMKN 1 Tulungagung

tulungagung

Ada Apa,???Laporan Pendapatan Keuangan BPK Tahun 2019 – 2020 Kabupaten Tulungagung Nol Rupiah

tulungagung

Bantuan Sembako Dari PSHT,Untuk Warga Terdapat Tanah Gerak

Contact Us