Prabowo Subianto Siapkan Fondasi Angkatan Siber, Dukung TNI Hadapi Perang Dunia Maya dan Tantangan Teknologi Global
Jakarta, suararepubliknews.com – Pada 5 Oktober 2024, Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan ulang tahun ke-79. Selama hampir delapan dekade, TNI telah bertransformasi dengan signifikan mengikuti perkembangan zaman, terutama dalam sektor pertahanan. Dari berbagai operasi militer bersejarah seperti di Timor Timur dan Aceh, hingga menghadapi ancaman separatis dan kelompok teroris, TNI terus memperkokoh perannya dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Namun, ancaman yang dihadapi saat ini tidak lagi terbatas pada pertempuran bersenjata. Dunia kini memasuki era perang siber, di mana serangan di dunia maya mampu mengguncang stabilitas negara. Perang ini tidak lagi melibatkan senjata, tetapi propaganda informasi, spionase, dan sabotase sistem keamanan data yang dapat menghancurkan negara tanpa melepaskan satu pun peluru.
Dalam upaya menghadapi tantangan ini, TNI merespons dengan mempersiapkan pembentukan matra baru: Angkatan Siber, yang akan menjadi kekuatan strategis baru dalam menjaga keamanan negara dari ancaman digital.
Prabowo Subianto dan Pembentukan Angkatan Siber: Menjawab Kebutuhan Pertahanan di Era Digital
Terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden RI diharapkan membawa angin segar bagi kemajuan TNI di masa depan, terutama dalam pembentukan Angkatan Siber. Latar belakang militer Prabowo memberikan optimisme bahwa ia akan memberikan ruang yang lebih besar untuk pengembangan TNI, terutama dalam menghadapi ancaman perang di dunia maya.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM, Hadi Tjahjanto, menyatakan bahwa baik Presiden Joko Widodo maupun Prabowo Subianto telah menyetujui pentingnya pembentukan Angkatan Siber. Keduanya melihat ancaman siber sebagai prioritas yang mendesak, dan penguatan di bidang ini adalah kunci untuk masa depan pertahanan Indonesia.
Namun, pengamat militer seperti Khairul Fahmi, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), memperingatkan bahwa membentuk Angkatan Siber bukanlah hal mudah. Diperlukan landasan hukum yang kuat, sumber daya manusia yang kompeten, dan biaya besar untuk membangun teknologi canggih yang dibutuhkan dalam operasional angkatan ini.
Tantangan Pembentukan Angkatan Siber: Fondasi Hukum, Perekrutan, dan Anggaran
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menyiapkan dasar hukum yang jelas, yang akan menjadi pijakan bagi Angkatan Siber dalam menjalankan tugasnya. Undang-undang (UU) yang mengatur kerja siber harus disusun dengan teliti, termasuk menyelaraskan tugas Angkatan Siber dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), agar tidak terjadi benturan tugas di lapangan.
Selanjutnya, perekrutan personel menjadi tantangan besar. TNI perlu merekrut prajurit dengan kompetensi di bidang siber, baik dari kalangan militer maupun sipil. Masyarakat sipil yang memiliki keahlian siber juga bisa direkrut dari tingkat SMA hingga universitas, dengan pelatihan khusus tentang pertahanan digital. Selain itu, etos kerja yang sama harus diterapkan agar personel militer dan sipil dapat bekerja selaras dalam Angkatan Siber.
Modal besar juga dibutuhkan untuk teknologi super canggih yang diperlukan dalam operasional Angkatan Siber. Pemerintah harus berkomitmen untuk terus mengalokasikan anggaran yang besar selama lima hingga sepuluh tahun ke depan untuk memastikan Angkatan Siber dapat berjalan dengan efektif.
Dukungan Politik dan Diplomasi Internasional untuk Angkatan Siber
Tidak hanya dukungan finansial, dukungan politik dari Senayan juga menjadi kunci keberhasilan pembentukan Angkatan Siber. Karena kerangka kerja angkatan ini diatur oleh UU, politik menjadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan.
Selain itu, Prabowo yang memiliki jaringan diplomasi militer internasional yang luas, diharapkan dapat memanfaatkan koneksi tersebut untuk memperkuat kerja sama pertahanan dengan negara-negara lain, terutama dalam hal pelatihan dan pertukaran pengetahuan di bidang siber. Hal ini akan membuka peluang bagi TNI untuk memperkuat sistem pertahanan digitalnya.
Kehadiran Angkatan Siber diyakini akan memperkuat kemampuan pertahanan Indonesia, terutama dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks di masa depan. Namun, tantangan besar menanti, dan pemerintah harus bersikap serius dalam membangun fondasi yang kuat bagi matra keempat ini.
Editor: Stg
Copyright © suararepubliknews 2024