Jakarta, Agustus, Suara Republik News (SRN), Kabiro SRN Jakarta Timur mengikuti Webinar KamisTanggal : 25 Agustus 2022 Jam 18.00 WIB, sekelumit ringkasannya :
Groundswell Report menulis, di tahun 2050 diperkirakan 216 orang mengungsi karena Climate Change (perubahan iklim). Dampak perubahan iklim akan semakin terasa di dasawarsa 2030-2050. Di tahun 2050 perubahan iklim akan mendorong 86 juta orang di Sub Sahara Afrika mengungsi, Asia Timur dan Pasifik 49 Juta orang, 40 juta dari Asia Selatan, 19 juta dari Afrika Utara, 17 Juta Amerika Latin, dan Eropa Timur & Asia Tengah sekitar 5 juta orang. Bagaimana tanggapan Gereja menghadapi hal ini ? Pada 30 Maret 2021, Paus Fransiskus melalui Migrant and Refugee Section dari Dicastery for Promoting integral Human Development meluncurkan Arah Pastoral Tentang Pengungsi Korban Perubahan Iklim. Apa dan bagaimana dokumen ini bisa mengantisipasi tantangan perubahan iklim ke depan ? Mari bergabung bersama kami dalam :
Acara : Bedah Dokumen Arah Pastoral Tentang Pengungsi Korban Perubahan Iklim.
Pembicara :
1. Rm Eko Aldi, O. Carm (sekretaris eksekutif KKP PMP KWI) sebagai keynot speaker.
2. Rm Ignatius Ismartono, SJ (penerjemah buku Sri Paus)
3. Anis Hidayah (Board Migrant Care)
4. Daniel Murdiyarso P.hD( Guru besar, Pakar Perubahan Iklim dan lingkungan Hidup IPB)
Arah Pastoral tentang pengungsi korban perubahan Iklim, sebuah buku kecil berisi sebuah fakta,tafsiran, kebijakan dan usulan yang relevan… tetapi, sebagai langkah awal , agar kita mengangkat perkataan hamlet yang terkenal, menjadi atau tidak menjadi,dan menegaskan melihat atau tidak melihat , dari mana itu dimulai, adalah dari penglihatan kita masing-masing,penglihatan saya dan penglihatan anda kata Rm Ignatius Ismartono, SJ (penerjemah)buku tesebut.kita tertimbun dalam berita dan gambar tentang semua orang tercerabut karena perubahan besar-besaran perubahan iklim kita. dipaksa bermigrasi.Tapi apa pengaruh ceritera-ceritera itu pada diri kita dan bagaimana kita menangapinya ?tanya romo Ismartono SJ. apakah itu mnyebabkan tanggapan sekilas atau memicu sesuatu yang lebih dalam diri kita,tergantung dari upaya kta melihat penderitaan yang ditimbulkan setiap cerita untuk menjadi sangat sadar, berani mengubah apa yang terjadi menjadi penderitaan kita pribadi sendiri dan akhirnya dapat menemukan apa yang dapat kita lakukan tentang itu ( Laudato Si’19 )
Romo Ignatius Ismartono, SJ (penerjemah) buku Sri Paus : “ARAH PASTORAL UNTUK PENGUNGSI KORBAN PERUBAHAN IKLIM”
Disisi lain, Rm Eko Aldi, O. Carm (sekretaris eksekutif KKP PMP KWI ) ada sepuluh cara(baru) Kelola Kawasan Konservasi yaitu. 1. Masyarakat sebagai subjek. 2. Penghoratan pada HAM 3. Kerjasama antar lintas eselon I 4. Kerjasama lintas kementerian 5. Penghormatan nilai budaya dan adat 6. Kepemimpinan multilevel 7. Pengambil eputusan berbasis sains 8. Pengelolaan berbasis resort 9. Penghargaan dan pendampingan 10.Organisasi pembelajar. Disisi lain, Rm Eko Aldi, O. Carm (sekretaris eksekutif Komisi keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau( PMP)KWI mengatakan Magisterium gereja Katolik telah meninjau penderitaan para pengungsi dalam negeri bersama dengan kategori migran lainnya.dan telah menghasilkan refleksi dan instruksi mengenai reksa pastoral mereka dan tercermin khususnya dalam surat Ensiklik Laudato Si. Arah Pastoral Bagi Pengungsi Korban Perubahan Iklim ( APBPKPI) memusatkan perhatian secara eksklusif
pada.Pengungsi Korban Perubahan Iklim( PKPI). Menyoroti tantangan baru yang ditimbulkan rancangan global. APBKKPI, Arah Pastoral Bagi Pengungsi Korban Perubahan Iklim ( APBPKPI) menyoroti sepuluh tantangan yang berkaitan dengan pengungsi akibat perubahan Iklim.tantangan-tantangan ini bersama dengan tanggapan gereja katolik yang disarankan sebagai penanda peta jalan dalam perencanaan pastoral untuk PKPI dan dengan dokumen ini,mereka memperluas perhatian pastoral Paus terhadap PKPI.Adapun kesepuluh tantangan yang berkaitan dengan pengungsi akibat perubahan Iklim.tantangan-tantangan ini bersama dengan tanggapan gereja katolik yang disarankan sebagai penanda peta jalan dalam perencanaan pastoral untuk PKPI dan dengan dokumen ini,mereka memperluas perhatian pastoral Paus terhadap merupakan kunci penyampaian pelayanan yang efektif dan efisien untuk PKPI yaitu 1. Mengakui adanya krisis iklim dengan pengungsian. 2. Mempromosikan kesadaran dan jangkauan keluar 3. Menyediakan kemungkinan-kemungkinan lain untuk pengungsi. 4. Mempersiapkan orang untuk pengungsian. 5. Menganjurkan keterbukaan dan integrasi 6. Berusaha untuk mempengaruhi secara positif pembuatan Kebijakan.. 7. Memperluas perawatan pastoral. 8. Kerjasama dalam perencanaan dan Tindakan srategis. 9. Mempromosikan pelatihan profesional dalam ekologi integral\
10. Menganjurkan penelitian Akademis
PESERTA WEBINAR BEDAH BUKU ARAH PASTORAL UNTUK KORBAN PERUBAHAN IKLIM
penanggab lainnya ialah Anis Hidayah (46) S2, hukum internasional, Universitas Gadjah Mada. Anis Hidayah merupakan Boar Migrant Care mengatakan bahwa buku ini( Arah Pastoral untuk pengungsi korban perubahan Iklim dari Sri Paus) memanggil dan mengajak kita peduli dan berbuat sesuatu terkait dengan perubahan iklim terlebih korban perubahan iklim tersebut, korban sudah mengungsi, ditimpa tangga lagi seperti yang dikatakan oleh Pak Daniel Murdyarso P.hD. Sudah jatuh ditimpa tangga lagi.Artinya sudah miskin jadi korban pengungsi. Mereka kata Anis yang menjadi Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant CARE (2017-sekarang) ini, korban ketidak adilan dan korban pelanggaran Hak asasi manusia (tidak mendapatkan hak-hak mereka sebagai warga dunia.selain mereka sudah miskin, ,akses nya sangat terbatas dan belum ada pengungsi secara sukarela, harus dibantu Pemerintah melalui migitasi dan adaptasi. Karena itu, disinilah peran gereja kata dia, untuk melakukan Mitigasi dan adaptasi. Untuk melakukan pelatihan-pelatihan bagaimana cara untuk menghadapi kebencanaan termasuk perubahan iklim dan pemanasan global, banjir bencana-bencana lainnya dan Menurut Anis Hidayah yang pernah mendapat penghargaan Yap Thian Hien Award, 2014 ini, mengatakan buku ini mengajak kita untuk bertobat ekologi.
Demikian penganggab dari Ilmuan lainnya: Daniel Murdiyarso P.hD (67) Guru besar, Pakar Perubahan Iklim dan lingkungan Hidup IPB). Beliau berasal dari Cepu. Di tempat saya, kata dia suasananya keras, disitu kehadiran gereja betul -betul mendampingi umat dan warga setempat yang mengalami korban perubahan iklim.yang ingin saya katakan kata Daniel Murdiyarso, P.hD yang pernah peraih hadiah Nobel (2007) di Balai kota Oslo Norwegia ini,perlu ada kolaborasi dari semua Lembaga atau institusi baik dalam maupun luar negeri,untuk bekerjasama guna menghadapi korban perubahan iklim dan pemanasan global. Daniel Murdiyarso P.hD yang pernah menjadi deputi kementerian lingkungan hidup pada masa menteri Sony Keraf,meminta para pakar ,ilmuan serta para aktivis Lingkungan hidup , melakukan dialog guna meminimalisir korban pengungsi sebagai dampak dari perubhan iklim dan pemanasan global ini tutupnya. ( Ring-o) .
PESERTA WEBINAR BEDAH BUKU ARAH PASTORAL UNTUK KORBAN PERUBAHAN IKLIM