Suararepubliknews.com Tulungagung 01/07/2022,Fenomena positif yang sedang terjadi di kabupaten kita salah satunya adalah menjamurnya pembangunan tempat tempat wisata lokal di desa desa. Memang sudah sesuai anjuran dari kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif. Upaya upaya kebijakan produktif itu juga menyasar para pelaku usaha pariwisata, beberapa waktu yang lalu kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyiapkan bantuan BPUP sebesar Rp 1,8 juta untuk pelaku usaha pariwisata. Harapan dari semua ini adalah tumbuhnya geliat produktifitas masyarakat kita disektor pariwisata dan industri handycraft, dan terlepas dari itu semua harapan mempertinggi PAD (pendapatan asli desa) segera terwujud dengan icon2 wisata tersebut.
Terlepas dari trend positif diatas, agaknya masih ada hal yang perlu disadari, yaitu tentang konsep agrowisata yang ideal. Sebagaimana diketahui, agro wisata tidak dapat dibangun begitu saja, agro wisata juga bukan sekedar didasari motif ketersediaan dana saja, namun sebenarnya perlu juga mempertimbangkan beberapa aspek fundamental dari pengertiannya.
Agrowisata bukan pula sekedar pemanfaatan DD-ADD untuk mengikuti trend desa sebelah dengan cara memanfaatkan tanah kas desa untuk kemudian ditanami komoditas yang tidak sesuai, misalnya tanaman musiman dsb.
Agro wisata yang menjadi konsep haruslah sebuah rangkaian kegiatan pemanfaatan potensi lokal dan kemampuan desa dalam membaca peluang untuk dikembangkan menjadi potensi serta syarat keterlibatan masyarakat yang tidak terbatas dalam pembelajaran dan pengelolaannya. Tujuan pembangunan sektor inipun harus dapat memperluas wawasan, ilmu pengetahuan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Prinsip-prinsip pembangunan agro wisata ini harus dapat dipahami oleh seorang kepala desa secara utuh, hendaknya harus mampu dicapai, yaitu unsur pembelajaran wisatawan, tanpa perusakan alam dan budaya kearifan lokal, harus merupakan kolaborasi pemerintah desa dengan masyarakat dan mendatangkan keuntungan ekonomi melalui manajemen yang profesional. Jadi, pembangunan wisata berbasis agro diharapkan juga mampu menjadi media pengembangan study-study berbasis lingkungan dan sosial.
Dengan demikian unsur konservasi lingkungan melalui pengembangan nilai etika dan estetika secara umum terwadahi.
Sebagai pemikiran pembanding bahwa pertahanan dalam sektor agro sangat perlu seiring dengan antisipasi krisis ekonomi dunia atas perubahan musim global misalnya adalah seperti yang diminta komisi ekonomi eropa diantaranya ketersediaan gula aren 3 ton/minggu, permintaan kayu ringan dari eropa, permintaan import bambu kuning oleh jepang dan korea dan masih banyak lagi potensi agraris kita yang harus digali dan dikembangkan.
Contoh lagi adalah bahwa negara kita memiliki potensi garis pantai produktif terpanjang di dunia tetapi impor garam, hasil riset batang pisang sebagai serat anti peluru, kripik dan seterusnya.Keterlibatan masyarakat desa dan perubahan mindsetnya misalnya keberhasilan pembangunan potensi danau di austria, sungai di jepang yang menjadi komoditas ekonomi pariwisata karena kebersihannya,naah contoh diatas tidak akan dapat dicapai secara optimal tanpa partisipasi yang didasari oleh kesadaran akan sebuah kata yang dinamakan “potensi”, bukan hanya sebuah pemahaman agro wisata secara harfiah saja, namun harus lebih sebagai pengembangan konsep PARIWISATA BERKELANJUTAN dimana pengertiannya lebih kepada pengembangan potensi wisata berdasarkan pada keseimbangan aspek, bukan soal ramai kunjungan atau tidak atau viral tetapi hanya untuk durasi beberapa bulan saja oleh karena karakteristik pengunjung adalah petualang saja.
Dengan demikian melalui opini ini, diharapkan pemerintah desa di kabupaten tulungagung mampu memahami dan memenuhi beberapa prasyarat ideal untuk pembangunan sebuah “proyek” desa wisata khususnya berbasis agro, setidaknya ada 3 aspek yaitu keindahan alam, terpeliharanya seni dan sosial budaya kearifan lokal, serta produk khas Mamin maupun handicrafnya, disamping itu juga terpenuhinya unsur pemberdayaan dan penambahan wawasan ilmu pengetahuan.
Wassalam,