Home / Metropolitan

Sabtu, 30 Juli 2022 - 18:13 WIB

ADA APA DI “SD KANISIUS KENALAN”, UNESCO MENDATANGI SEKOLAH TERSEBUT?

Bersama rombongan UNESCO, Trie Utami berkunjung ke “SD Kanisius Kenalan” sambil menari mengikuti kodrat membangun adab

Jakarta, Juli , Suara Republik News (SRN), United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) merupakan organisasi PBB yang bergerak dibidang pendidikan, keilmuan dan Kebudayaan yang berdiri pada 16 November 1945 di London Britania raya. Indonesia menjadi anggota Unesco 27 Mei 1950. Keanggotaan ini tidak terlepas dari pandangan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta pandangan bahwa multilateral menjadi sandaran Indonesia dalam mengembangkan kerjasama global. Baru-baru ini Rombongan UNESCO hadir menyapa para siswa di sekolah “SD Kanisius Kenalan” yang terletak di lereng Gunung Menoreh kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Apa yang disaksikan di SD Kenalan ini menjadi salah satu elemen penting dalam kolaborasi sektor pendidikan dan kebudayaan. Kegiatan ini jadi wujud nyata yang ditempuh dari berbagai pihak, yakni Global Compact Network (IGCN) dan KUPUKU Indonesia atau sarana pengembangan kapasitas dan berbagi pengalaman untuk para guru, orangtua dan kepala sekolah yang dapat membebaskan mereka dari keterbatasan biaya,waktu,tempat dan ijin untuk memperoleh pengetahuan serta ketrampilan untuk mulai berubah,, Jabar Masagi, merupakan program yang bertujuan menguatkan pondasi generasi muda di Jabar dengan nilai-nilai Pendidikan karakter. Sound of Borobudur, ini merupakan Gerakan yang berfokus pada revitalisasi warisan bangsa,khususnya Candi Borobudur.Karenanya dukungan dari berbagai pihak diperlukan agar misi kebangsaan tersebut dapat terwujud bersama dengan UNESCO,”ujar Trie yang sejak kecil asuhan/bimbingan dari Ibu Kasur, Ibu Sud, dan A.T. Mahmud

Penyanyi kenamaan Indonesia Trie Utami yang akrab disapa “Mbak Iie” bersama rombongan dari UNESCO saat berkunjung di “SD Kanisius Kenalan” belum lama ini. Foto : Istimewa


Trie Utami yang pernah juara dua saat mengikuti lomba menyanyi lagu-lagu perjuangan di Bandung, hadir mewakili Sound of Borobudur mendampingi kunjungan dari perwakilan UNESCO di SD Kenalan dilansir dari JOGLOSEMARNEWS.COM. Untuk diketahui, Trie Utami merupakan penggagas utama Sound of Borobudur yang merupakan ‘Gerakan Kebangsaan’ melalui bidang budaya. Dalam keterangan tertulisnya, Trie Utami yang pernah dilamar’ oleh Krakatau, grup band menyampaikan, ada apa di SD Kenalan? Kenapa UNESCO merasa perlu untuk datang dan mengunjungi sekolah yang berada di perbukitan Menoreh Borobudur itu?. “Ketika dunia tersadar kata Trie Utami yang pernah meraih sejumlah penghargaan, diantaranya runner-up dalam ABU (Asia Pasific Broadcasting Union) Golden Kite World Song Festival di Kuala Lumpur tahun 1990 dan Grand Prix Winner di ajang The Golden Stag International Singing Contest, kata dia melanjutkan bahwa sistem pendidikan berbasis Sience Teknologi Enginering Math (STEM) tidak menjadikan dunia sebagai tempat hidup yang lebih baik,” papar Trie Utami yang akrab disapa Iie.

Baca Juga  Launching Buku “ Catatan Merah “ dari Guntur Sukarno Putra

UNESCO berkesempatan untuk menyaksikan secara langsung lanjut Trie, bagaimana sebuah proses pendidikan yang memiliki kontrak sosial,” ujarnya lagi. “Ruang pendidikan dibuka, tak hanya di ruang kelas, lingkungan dan masyarakat menjadi bagian dari rangkaian proses pembelajaran,” imbuh dia.
“Perang, korupsi, kelaparan, kemiskinan, eksploitasi alam dan berbagai masalah, menjadi realita dunia saat ini. Karena pendidikan berbasis budaya dan kemanusiaan, terpinggirkan, ditinggalkan dan tidak dianggap penting,” ujar Lie yang pernah dinobatkan sebagai pemenang dalam ABU International Anthem di Bangkok (2000), serta terpilih sebagai Penyanyi Jazz Wanita Terbaik versi News Music pada tahun yang sama. Nun jauh di perbukitan Menoreh, menurut Iie, SD Kenalan justru melakukan suatu proses pendidikan yang dapat menjadi contoh bagi dunia. Sebuah tawaran nyata yang bisa menjadi solusi global.

“Mereka yang akan menjadi pelopor, pengampu dan tauladan kehidupan. Cerdas dalam bidang sains dan teknologi, cerdas secara sosial dan cerdas berbudaya,” kata dia. “Mereka tak hanya pandai mengukur tingkat keasaman sumber air desa sambungnya , namun peka terhadap orang-orang tua, namun gembira bermain musik sambil menari dan tertawa bahagia,” kata dia. Trie Utami menambahkan, pekerjaan besar ini dilakukan secara intensif dan sistemik selama belasan tahun, dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang gigih dan rendah hati, Yosef Onesimus Maryono, atau biasa dipanggil Pak Simus. Trie Utami juga menyampaikan, tanpa keuletannya, mustahil sistem pendidikan di SD Kenalan dapat menjadi contoh proses belajar yang berbudaya dan memiliki kontrak sosial dengan masyarakat dan kontrak moral dengan lingkungan. Trie Utami juga memaparkan, anak-anak belajar mengenal landscape dimana mereka hidup dan tinggal. Peserta didik diajak untuk peka terhadap alam, belajar menengarai lingkungan: hutan – sumber air – pohon dan cara alam bekerja. Anak-anak diajak untuk mengenal pasar, berkenalan dengan masalah sosial, peka terhadap sistem kemasyarakatan dan belajar untuk menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri.

Baca Juga  Adharta :Vaksinasi Booster ke Dua untuk Lansia Merupakan Toleransi Tingkat Tinggi

Mereka menjadi lebih perduli terhadap lingkungan tempat mereka hidup dan berkehidupan ujar Trie. “SD Kenalan mendidik anak-anak mengenal tahapan hidup, mulai dari Landscape – Lifescape – Cultural Scape (Bentang Alam – Bentang Kehidupan – Bentang Budaya),” kata Trie Utami. Dijelaskan lebih detail oleh Srie Utami, dari model pendidikan semacam itulah akan lahir manusia yang beradab – berbudaya dan berketuhanan. “Mereka yang akan menjadi pelopor, pengampu dan tauladan kehidupan. Cerdas dalam bidang sains dan teknologi, cerdas secara sosial dan cerdas berbudaya,” kata dia. “Mereka tak hanya pandai mengukur tingkat keasaman sumber air desa, namun peka terhadap orang-orang tua, namun gembira bermain musik sambil menari dan tertawa bahagia,” kata dia. Trie Utami menambahkan, pekerjaan besar ini dilakukan secara intensif dan sistemik selama belasan tahun, dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang gigih dan rendah hati, Yosef Onesimus Maryono, atau Pak Simus. Trie Utami juga menyampaikan, tanpa keuletannya, mustahil sistem pendidikan di SD Kenalan dapat menjadi contoh proses belajar yang berbudaya dan memiliki kontrak sosial dengan masyarakat dan kontrak moral dengan lingkungan.

“Apa yang disaksikan di SD Kenalan, menjadi salah satu elemen penting dalam kolaborasi pendidikan dan kebudayaan yang akan ditempuh oleh Indonesia Global Compact Network ( IGCN ), Kupuku Indonesia atau sarana pengembangan kapasitas dan berbagi pengalaman untuk para guru, orangtua dan kepala sekolah yang dapat membebaskan mereka dari keterbatasan biaya,waktu,tempat dan ijin untuk memperoleh pengetahuan serta ketrampilan untuk mulai berubah, dan Jabar Masagi yang merupakan program yang bertujuan menguatkan pondasi generasi muda di Jabar dengan nilai-nilai Pendidikan karakter.

Serta Sound of Borobudur,hal ini merupakan Gerakan yang berfokus pada revitalisasi warisan bangsa,khususnya Candi Borobudur.Karenanya dukungan dari berbagai pihak diperlukan agar misi kebangsaan tersebut dapat terwujud bersama dengan UNESCO,” tutup Srie Utami.( Ring-o)

Baca Juga  Sejuta Doa Untuk Perdamaian Dunia Di Gelar Di Patung Kuda Monas

Share :

Baca Juga

Metropolitan

Yonge Sihombing, SE,M.B.A Direktur Lembaga Bimbel YAI,Sekaligus Bacaleg DPR RI, PKB Dapil II Sumut Mengedukasi para Calon CPNS/ ASN &  PPPK Agar  Dapat Lulus

Metropolitan

Berikan Support, Anggota DPRD DKI Jakarta Kunjungi Rumah RT di Pluit

Metropolitan

FAKIR MISKIN DAN ANAK-ANAK TERLANTAR DIPELIHARA OLEH NEGARA,& SETIAP WARGA NEGARA BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN DAN PEMERINTAH WAJIB MEMBIAYAINYA.

Metropolitan

Oknum Check-In Counter Maskapai Super Air Jet Diduga Lakukan Permainan Curang : Kerugian Mencapai Jutaan Rupiah

Metropolitan

Dewan Pers-Polri Tanda Tangani Kerja Sama Perlindungan Kemerdekaan Pers.

Metropolitan

ACARA PUNCAK HUT KEDUA KILLCOVID DI HOTEL VITRA KRAMAT RAYA,JUMAT 30 SEPTEMBER 2022

Metropolitan

Pemasangan Plang Hak Milik Tanah Hampir Salah Paham Ditempat Paska Kebakaran

Metropolitan

Densus 88 Gagalkan Rencana Bom Bunuh Diri di Malang: Tersangka Berusia 19 Tahun Ditangkap

Contact Us