Suararepubliknews, Kota Tangerang – Menghadapi Situasi permasalahan yang dialami Gereja , tubuh Kristus, Umat Tuhan yang sering kali dialami, seperti : Gereja yang ditutup, dikucilkan, dijelekan dan lain sebagainya.
Dalam menghadapi hal itu Gereja tidak berdiam diri, dan tetap mengedepankan Ajaran Tuhan Yesus Kristus, pada Kasih- Nya, yang rela berkorban untuk seluruh Umat Manusia, Yohanes 3 : 16.
Terpanggil Melayani sebagai seorang Gembala di satu – satunya gereja GBI Mawar Saron di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang,
Pdt Sukardi Roni Samatimbang, M.Th memberi pandangan terkait permasalahan yang terjadi bagi Gereja Umat Tuhan.
Hasil Wawancara dengan Pdt Sukardi Roni Samatimbang, M.Th, yang memberi makna, maksud . Langkah – Langkah yang dihadapi, Bagaimana Menghadapi Gereja Tuhan yang Ditutup?
1.
Setiap Pemimpin gereja atau pengurus Gereja, jemaat Tuhan menjadikan Yesus Kristus, Rasul Paulus yang menjadi Teladan, Berkat, Contoh bagi sesama.
Gereja Harus berhikmat.
Belajar untuk membangun kebersamaan dalam keberagaman antar umat beragama, antar suku, antar tetangga dan siapapun yang kita temui dimanapun kita berada.
- Harus Cerdik, tulus seperti Merpati, Ajaran Yesus Kristus.
Seperti Rasul Paulus yang membangun kebersamaan terhadap Orang lain.
Dan jangan merasa diri benar. - Masuk dan Menghargai Budaya Setiap orang yang belum percaya Yesus Kristus.
Masuk ke dunia mereka.
Menjalin Kasih Persaudaraan, menjadi Domba di tengah Serigala.
Bergaul, susah mereka susahnya kita juga, bukan Slogan, mempraktekan di dalam seluruh kehidupan kita, menjadi teladan seperti Tuhan Yesus Kristus. Akhirnya sampai saat ini menjadi Sodara bagi Bapak Haji, Kepala Geng, dimanapun kita berada bisa hidup dengan mereka - Menjadi Catatan.
Di dalam diri setiap pasti ada hal baiknya, yang positif diambil dari diri mereka.
Kita menjadikan mereka seorang Sahabat, Menghormati dan menghargai mereka.
Gereja harus hadir menjadi Ramah, Menghargai, Menghormati, dan menjadi Berkat.
Yakin, Tuhan Yesus Kristus mempunyai cara.
Dan menjadikan Salib di dalam hidup kita
Seperti : Jemaat Tuhan yang dilarang beribadah di wilayah Neglasari beberapa bulan lalu.
Ada Kairos Tuhan.
Saya katakan ( Pdt Sukardi Roni Samatimbang), Neglasari merupakan Indonesia mini.
Antar FKUB terjalin dengan baik. Dari pemimpin Umat Beragama, dari Konghucu, Budha, Hindu, Islam, Kristen Katholik/ Protestan saling Menghormati. Dan selalu mengisi kegiatan – kegiatan FKUB .
Seperti waktu Hari Perayaan Natal, FKUB di wilayah Neglasari datang.
Ormas – ormasnya, Karang Tarunanya, Setiap RT, Rwnya, menjalin hubungan dengan baik.
Dan sebagai Ketua Pengurus Persatuan Gereja Neglasari, saya berusaha untuk mendukung dan membela setiap Gereja yang Bermasalah dan mengikuti prosedur Pemerintah setempat.
Saling bersinerji dengan pemerintahan setempat.
Berani Pikul Salib, Bayar Harga, dan mengikuti teladan Tuhan Yesus Kristus, Ujar Pdt Sukardi Roni Samatimbang, M.Th, Gembala Jemaat GBI Mawar Saron.
Sebagai Gembala Jemaat, Pendeta Sukardi Samatimbang, sebagai
Ketua Persatuan Gereja Neglasari ( PGN), Ketua PGLII Kota Tangerang, Ketua API (Asosiasi Pendeta Indonesia) Kota Tangerang, dan Sekretaris Darerah KNC.
(Margareth)