Home / tulungagung

Jumat, 18 Maret 2022 - 09:23 WIB

Jangan Gantikan Wajib Belajar ‘Menjadi’ Wajib Korupsi

Suararepubliknews.com Tulungagung 18/03/2022, ‘Ironi, Korupsi Sektor Pendidikan di Tulungagung’
(Terpujilah wahai engkau Ibu, Bapak Guru….
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku…
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku…
S’bagai prasasti t’rima kasihku ‘tuk pengabdianmu…..)

Rasanya masih teringat dengan baik ketika kita dengan sikap santun menyanyikan lagu “pahlawan tanpa tanda jasa” yang dinobatkan sebagai hymne guru. Dan, saat itu adalah masa masa indah kita disekolah. Saat itu pula barangkali dari kita masih memakai seragam bergantian dengan saudara kita, mungkin pula ada yang memakai atasan pramuka tapi bercelana pendek merah hati.

Tapi sekarang pertanyaan yang merasuk hati nurani kita adalah apakah saat ini situasi sekolah masih damai seperti dulu,?! Apakah masih ada hati hati yang tulus dan ikhlas untuk sebuah kata pengabdian, ataukah malah sudah berganti menjadi bussines minded?
Waallohualam

Namun, sungguh ironis, tatkala perilaku korupsi sudah merambah dunia pendidikan kita, khususnya di Tulungagung. Dalam beberapa bulan ini, sebagaimana mendapat perhatian kita bersama bahwa kota ini dipenuhi dengan berita berita dugaan korupsi pengadaan seragam sekolah bertajuk BSM (bantuan siswa miskin). Sedang menjadi trending topik bahwa program yang menelan biaya dari APBD senilai 45 Milyard rupiah ini diduga tidak sesuai dengan ketentuan terkait standart harga dan produk, distribusi, sarat monopolistik dan lain sebagainya.

Lebih lanjut soal ini, ICW telah mencatat 240 kasus korupsi di sektor pendidikan yang pernah ditangani penegak hukum di Indonesia, yakni sejak awal 2016 hingga pada September 2021 lalu. Korupsi di sektor pendidikan tercatat pada 2007 sampai 2021.Korupsi di sektor pendidikan ini dalam lima tahun terakhir disinyalir merugikan negara kisaran Rp1,6 triliun.

Baca Juga  kurangi Pupuk Kimia, NPK Organik dan Pupuk Organik Hayati Denmas Tani Bantu Kesejahteraan Petani

Namun demikian, menurut jubir ICW, menduga bahwa kerugian yang lebih besar masih sangat terbuka, mengingat pengawasan ditingkat pemerintah daerah masih dalam standart minimum. Lebih lanjut mantan penyidik KPK Yudi Purnomo mengatakan, sektor pendidikan adalah salah satu sektor rentan terhadap perilaku koruptif karena terdapat dana yang cukup besar dan adanya kewenangan dalam mengelola dana tersebut. Lalu mengapa demikian?

Dan, mengapa sektor ini menjadi salah satu lahan basah korupsi, diantaranya adalah dipengaruhi oleh faktor internal organisasi pendidikan itu sendiri (dalam hal ini pengorganisasian oleh diknas kabupaten, red) diantaranya adalah kurang adanya sikap keteladanan pimpinan, kultur organisasi yang patut dipertanyakan, sistem akuntabilitas, sistem pengendalian maupun pengawasan yang lemah.

Betapa masifnya perilaku potensial korupsi dalam pengadaan seragam siswa miskin ini di Tulungagung,
perencanaan awal dalam pembagian BSM Bantuan Siswa Miskin yg berupa seragam dan perlengkapannya adalah melalui e-money yg berbentuk kartu pelajar/kartu pelajar pintar.

Namun, dalam pelaksanaannya ternyata bantuan tersebut diserahkan langsung pada siswa dan ini menyisakan masalah besar karena ketika bantuan diterima kemudian dicocokkan dengan list harga (belum harga riil di pasaran, red) terdapat selisih sisa yang seharusnya menjadii saldo pada e-money hak tiap pelajar penerima bantuan, dan tentu saja apabila diakumulasikan sisa saldo selisih harga tersebut akan sangat besar.

Ini akan menjadi awal pembuka masalah untuk pengadaan BSM di kota disamping masalah kualitas bahan, ukuran dan lain sebagainya yang menyertai program ini.

Secara umum, harus disadari bahwa perilaku korupsi pada sektor ini akan berdampak sangat prinsipil bagi perkembangan kualitas pendidikan kita. Kemerosotan kualitas dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan kita dan hilangnya keadilan sosial disamping kerugian finansial.

Baca Juga  Lomba Gerak Jalan di Kecamatan Tanggunggunung: Semangat Kemerdekaan yang Membara

Adanya praktek monopoli pengadaan dan distribusi seragam BSM ini juga akan berdampak pada daya saing UKM kita, padahal seharusnya mereka terlibat dalam proses ini. Ironis memang, ditengah upaya peningkatan anggaran pendidikan kita masih diwarnai praktek seperti ini.

Akhir kata, ternyata idealism umar bakri, sosok guru bersepeda kumbang menenteng tas kulit usang itu benar benar tidak tersisa diantara kita untuk saat ini, stage selanjutnya tinggal menunggu perubahan makna “guru kencing berdiri murid kencing berlari”..wassalam.

Oleh: Roney

Share :

Baca Juga

tulungagung

Masyarakat Mulai Sadar Akan Pentingnya Penghijauan

tulungagung

26 KPM Terima Penyaluran BLT DD dari Pemdes Pakisrejo

tulungagung

Diduga Ada Pungutan Berkedok Sumbangan, Pelajar SMKN 1 Boyolangu Tulungagung Demo

tulungagung

Korupsi Sebagai Kearifan Lokal…??

tulungagung

Perihal Argo Wilis, Laporan Keuangan Ke BPK Disulap Oleh Disbudpar dan Bapenda Kabupaten Tulungagung

tulungagung

Pemdes Ngepoh Gelar Peningkatan Kapasitas Satlinmas

tulungagung

Berbagai Elemen Masyarakat Padati Bersih Desa Tanggunggunung, Menyongsong Hut RI 79 Tahun

tulungagung

Musdes Fasilitasi Pendaftaran Badan Hukum Bumdes ‘Arta Bumi Pertiwi’ Desa Ngepoh

Contact Us