Kolaborasi Wanita Katolik Republik Indonesia & Komisi Eco Enzyme
( Dok : LSAP Pendidikan )
Jakarta, April , Suara Republik News (SRN). Sejarah peringatan hari Bumi, Hari Bumi diciptakan untuk memperingati hari lahirnya gerakan lingkungan modern pada tahun 1970. Dilansir dari laman resmi Earth Day, peringatan ini secara luas diakui sebagai hari aksi untuk mengubah perilaku manusia dan menciptakan perubahan kebijakan, baik lokal, nasional hingga global di seluruh dunia. Earth Day dicanangkan oleh pengajar lingkungan di Amerika Serikat, Gaylord Nelson, pada 1970. Isu pencemaran lingkungan diusulkan dalam agenda nasional hingga akhirnya jadi perhatian hingga saat ini.
Dikutip dari laman EPA, pada tahun 1960-an sampai 1970-an, masyarakat Amerika mengisap gas bertimbal dalam jumlah besar akibat asap dan lumpur dari pabrik-pabrik yang tak terkontrol.
Sebagian besar masyarakat tidak menyadari masalah lingkungan dan bagaimana lingkungan yang tercemar mengancam kesehatan manusia. Bahkan, banyak masyarakat Amerika yang tidak mengenal istilah daur ulang. Hingga tahun 1962, Rachel Carson memutuskan untuk menerbitkan buku berjudul ‘Silent Spring’ yang menyoroti masalah lingkungan, terutama bahaya pestisida di pedesaan Amerika. Buku tersebut pun berhasil membantu meningkatkan kesadaran publik terhadap organisme hidup, lingkungan, dan efeknya pada kesehatan. Tak berhenti hanya di sana, kerusakan akibat tumpahan minyak besar-besaran tahun 1969 di Santa Barbara, California, juga membangkitkan ide pembentukan hari nasional untuk fokus pada lingkungan dalam benak Senator AS Gaylord Nelson. Ia pun kemudian membentuk aksi unjuk rasa pada Earth Day pertama yang pertama kali dilakukan pada 22 April 1970.
Hari Bumi 1970 pun berhasil menyuarakan kesadaran akan bahaya pencemaran dan menempatkan masalah lingkungan di garda paling depan. Setiap tahunnya, Earth Day memiliki tema tersendiri dengan tujuan yang berbeda, seperti tema Earth Day tahun ini.
Hari bumi tahun ini mngangkat tema: ‘Invest In Our Planet’ ( menjadi ‘Berinvestasi di Planet Kita)’, Kita dengan sub tema “Nature in the Race to Zero” atau Alam dalam Perlombaan Menuju Nol Earth Day tahun 2022 berfokus untuk meningkatkan kesadaran tentang kelebihan populasi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan penurunan kualitas lingkungan. Miliaran orang di seluruh dunia memperingati Hari Bumi pada 22 April 2022. Selama kurang lebih 50 tahun terakhir, setiap tahun pada 22 April, orang-orang berdiri bersama mempromosikan kesehatan lingkungan.
Mengapa Hari Bumi perlu diperingati? Karena masih banyak masalah lingkungan di Bumi. Perlu ada kesadaran serius tentang lingkungan yang terus mengalami perubahan. Pada hari ini, para aktivis lingkungan mengajak semua orang di Bumi untuk menjaga kelestarian lingkungan dan beradaptasi dengan cara hidup yang lebih ramah lingkungan. Kita perlu mencapai nol emisi gas rumah kaca pada pertengahan abad untuk menjaga suhu global di bawah 1,5°C. Sementara fokus utamanya adalah pada pengurangan ketergantungan bahan bakar fosil.
4 Cara Menjaga Bumi dalam Rangka Memperingati Hari Bumi Sedunia 2022, Seperti Apa?
Dilansir dari GridKids.id
1.Mengurangi Menggunakan Kendaraan Pribadi. Berdasarkan penelitian, untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan meminimalisasi penggunaan kendaraan pribadi, Kids. Kita bisa bepergian dengan menggunakan kendaraan umum yang telah tersedia.
2.Mengonsumsi Makanan Berkelanjutan atau Suistainable Foods. Emisi rumah kaca juga disebabkan adanya produksi pangan dalam skala yang besar. Nah, untuk menguranginya kita bisa mengonsumsi makanan berkelanjutan, Kids.
Apa itu makanan berkelanjutan? Makanan ini merupakan hasil tani yang bertujuan melestarikan sumber daya alam.seperti yang pernah dilakukan oleh Yeremian Abatan di NTT,didampingi Charles Malelak SP,M.SI yang mengedukasi masyarakat utk menyukai menanam sayuran dan buah-buahan organik.
3.Reduce, Reuse, Recycle: tentunya sudah enggak asing lagi dengan 3R atau reduce, reuse, recycle atau kuragi, gunakan kembali, daur ulang.
Mendaur ulang sampah bisa membantu mengurangi polusi. Oleh karena itu penting untuk melakukan gerakan 3R dan menghindari penggunaan alat makan sekali pakai, ya.Tentang mengubah sampah menjadi berkat telah dilakukan oleh para anggota sie LH paroki St.Servatius , dengan slogan : “ Ayo ubah sampah menjadi berkat, biru langitku,hijau Bumiku, dan sejahtera keluargaku “

Slogan St.Servatius bersama pastor Paroki & sie LH” “Ayo ubah sampah menjadi berkat, biru langitku,
Hijau Bumiku dan Sejahteta Keluargaku“
Empat Hal yang Bisa Manusia Lakukan untuk Bantu Kurangi Pemanasan Global
1)Mengurangi penggunaan AC : Di hari panas, kita terbiasa menggunakan penyejuk ruangan(AC).Padahal peralatan elektronik ini menyumbang HFC (Hydrofluorocarbon) yang merupakan pendingin utama dalam alat ini. HFC adalah gas rumah kaca yang jauh lebih kuat pencemarannya dibanding karbon dioksida. Selain itu, AC juga bergantung pada listrik yang menggunakan bahan bakar fosil yang tidak bisa diperbaharui.2) Mengurangi penggunaan plastic : Plastik menjadi penyebab polusi dan limbah. Setiap tahunnya manusia menggunakan hingga 5 triliun kantong plastik sekali pakai, di DKI sendiri 8000 ton setiap hari dikirim ke TPA Bantar Gebang yang katanya Pemda DKI akan mengolahnya menjadi bio gas.Tapi realisasinya ? Plastik yang tidak bisa didaur ulang akan menjadi limbah sehingga mengancam kehidupan makhluk hidup di Bumi.Ketika berbelanja di toserba atau supermarket, usahakan untuk membawa tas belanja sendiri. Tas belanja yang bisa didaur ulang lebih baik karena enggak akan menambah limbah plastik yang sudah menumpuk. Selain itu, kita juga bisa mulai berhenti menggunakan sedotan plastik ketika membeli minum. Kita bisa menggantinya dengan sedotan stainless, yang bisa dicuci dan digunakan kembali untuk waktu yang lebih lama. 3) Matikan listrik jika tidak digunakan : Jika kita tidak menggunakan peralatan elektronik tertentu, matikan aliran listriknya. 4) Menanam pohon dan ajak orang lain untuk melakukannya : Tanam pohon sebisanya, kita bisa melakukannya di halaman rumah atau merawat tanaman-tanaman kecil di teras. Ketika berfotosintesis, pohon dan tanaman itu akan menyerap karbon dioksida dan mengeluarkannya menjadi oksigen.Selain itu, tanaman juga berfungsi untuk melawan peningkatan produksi karbon dioksida yang dihasilkan oleh lalu lintas mobil dan aktivitas manusia lainnya. Jangan lupa ajak orang lain untuk menanam dan merawat pohon-pohon ya.(Ring-o)

Komunitas SMA Panca setya menyambut Hari Kartini sekaligus hari Bumi