Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Dalifati Ziliwu,M.Pd,. M.M.
Nias Utara-suararepubliknews.com – Dalifati Ziliwu angkat bicara terkait Dampak dari pada bocornya Kapal MV Aasih Yang Terdampar di perairan Nias Utara Baru baru ini (01/03/2023)
Dalifati Ziliwu yang juga Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Nias Utara menuturkan bahwa kapal tanker dengan nama MT AASHI itu mengalami kebocoran dan terdampar di Desa Faekhuna’a, Kecamatan Afulu, Kabupaten Nias Utara pada Sabtu (11/2) lalu, sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan dan dampaknya terhadap para Nelayan.
Menurut Dalifati Ziliwu,
akibat terdamparnya Kapal MV Aasih berbendera Negara Gabon itu, yang bermuatan aspal di perairan laut Wilayah Kabupaten Nias Utara pada 11 Februari 2023 lalu, dampaknya sangat besar kepada para nelayan akibat berserakan aspal di atas laut dan juga di bawah laut. Sehingga sangat berpengaruhi pada ekosistem di laut dan juga terganggu kegiatan para nelayan dan menimbulkan tangkapan ikan dapat berkurang sebagai penghasilan laut Nias Utara, pungkasnya.

Kapal MV Aasih berbendera Negara Gabon terdampar di perairan Nias Utara Baru baru ini (01/03/2023).
Lanjut ketua HNSI Nias Utara, hal ini termasuk pencemaran atau rusaknya lingkungan akibat bocornya kapal pembawa aspal di wilayah Nias Utara bahkan terancam hilangnya mata pencaharian. “Ada beberapa alat tangkap nelayan rusak seperti jaring menempel aspal dan alat-alat mesin ikut rusak termasuk merusak terumbuk karang didaerah lokasi yang tercemar”.
Hal ini diperkirakan nelayan yang berdampak 200 kk yang didalamnya ikut nelayan tradisional, jelasnya.
Lebih rinci diuraikan wakil rakyat yang sudah 4 (empat) periode itu bahwa dampak bocornya kapal tersebut;
1. Hasil tangkapan nelayan berkurang atau bahwan tidak berhasil lagi mendapatkan ikan sebagai akibat pencemaran bocornya kapal pembawa aspal di wilayah Nias Utara bahkan terancam hilangnya mata pencaharian nelayan
2. Ada beberapa alat tangkap nelayan rusak seperti jaring menempel aspal dan alat-alat mesin ikut rusak akibat pencemaran.
3. Rusaknya terumbuk karang didaerah lokasi yg tercemar. Diperkirakan nelayan yang berdampak 200 kk yang didalammnya ikut nelayan tradisional.
Ketua HNSI Nias Utara mendesak dan memohon kepada pemerintah / OPD terkait mulai baik didaerah Kabupaten dan Propinsi serta Kementerian terkait terlebih lebih Perusahaan pemilik kapal ini dapat membantu nelayan sekitar, yang mendesak bantuan sembako disalurkan kepada nelayan serta meminta agar dilaksanakan rehabilitasi terumbuk karang yang telah rusak, juga memberi bantuan kepada nelayan sebagai bentuk bantuan tunai karena hilangnya mata pencaharian mereka juga memberi bantuan kepada nelayan berupa alat tangkap untuk mengganti alat tangkap nelayan yang sudah rusak. “Kita berharap agar ekosistem didaerah yang tercemar bisa dikembalikan kembali sebagai wujud kepedulian kita membantu nelayan dan membentuk kembali ekosistem yang lestari, harapnya.
Ditambahkannya, juga meminta perhatian Pak Gubenur Sumatera Utara melalui OPDnya serta kementerian PKP dan Kementerian Lingkungan Hidup mengalokasikan anggaran di Nias Utara khusus lokasi yang tercemar, mengakhirinya.
(ML/Junhar)