Sedikitnya 530 warga Mesir telah meninggal dunia saat menunaikan ibadah haji, sementara 31 lainnya dilaporkan hilang akibat cuaca panas ekstrem yang melanda Mekkah
Mesir, suararepubliknews.com – Informasi ini disampaikan oleh sumber-sumber medis dan keamanan kepada media, pada Kamis (20/06).
Ratusan jamaah dari berbagai negara juga telah meninggal dalam beberapa hari terakhir di kota Arab Saudi tersebut, di mana suhu udara kadang mencapai 51 derajat Celcius (124 Fahrenheit).
Sumber medis, yang merupakan bagian dari delegasi resmi haji Mesir, mengungkapkan bahwa sebagian besar jamaah yang meninggal tidak terdaftar secara resmi pada pihak berwenang, sehingga mereka tidak dapat masuk ke dalam area yang disediakan. Seorang saksi mengatakan bahwa ribuan jamaah berbaring di jalanan, terpapar sinar matahari, saat mendaki Gunung Arafah, salah satu ritual penting dalam ibadah haji.
Dilansir dari Media Reuters, Jenazah jamaah yang meninggal kemudian ditutupi dengan kain Ihram, yaitu pakaian sederhana yang dikenakan oleh jamaah haji sampai kendaraan medis tiba, menurut saksi tersebut.
Sebagai rukun Islam kelima, ibadah haji diwajibkan sekali seumur hidup bagi setiap Muslim yang mampu dan merupakan manifestasi paling signifikan dari iman dan ikatan umat Islam. Acara tahun ini, yang dimulai pada hari Jumat minggu lalu, diperkirakan akan diikuti oleh hampir 2 juta jamaah.
Para pakar perubahan iklim mengatakan bahwa peningkatan suhu udara menjadi tantangan yang semakin besar bagi pelaksanaan ibadah haji, meskipun kasus kematian akibat suhu panas bukanlah hal yang baru dan sudah pernah terjadi pada tahun 1400-an.
Pihak berwenang Mesir belum mengkonfirmasi jumlah korban tewas. Kementerian luar negeri dan kementerian emigrasi menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan pejabat Arab Saudi untuk menindaklanjuti pencarian warga Mesir yang hilang dan laporan-laporan mengenai korban jiwa. (Stg)