Suararepubliknews, Tangerang – Memasuki Hari kedua Pekan Olahraga Pelajar Daerah ke X Provinsi Banten 2022 sudah berjalan baik dan lancar.
Untuk itu Cabang Olahraga Bola Volly Indoor untuk pertama kali dipertandingkan menggunakan GOR Ciceri Serang Banten.
Yan Sandi penasehat Club Volly Tower 14 Tangerang mengatakan, menurutnya kekalahan bagi Tim Bola Volly Indoor Putra Kota Tangerang pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah ke X Provinsi Banten 2022 di Serang Banten suatu yang wajar karena dari hasil pantauannya dari awal seleksi nya saja sudah banyak kekurangan, Ujar Yan Sandi, Jumat 3/6/2022.
Seperti dalam seleksi awal penjaringan Atlit Popda Volly Putra yang di lakukan PBVSI Kota Tangerang pada Minggu tanggal 27 Februari 2022 di Gedung GOR Dimyati Kota Tangerang yang di ikuti oleh 90 orang Atlit Pelajar dengan menghasilkan 28 orang Atlit Pelajar dari tingkat SMP dan SMA untuk Putra sebanyak 14 orang, ujarnya.
Akan tetapi setelah 14 Atlit yang lolos masuk kedalam Puslatcab dihari ke 4 latihan disusupi dengan seorang atlit yang tidak lolos seleksi dan terkesan sangat dipaksakan menurut nya disini kelemahan awal bagi sebuah Tim ditambah lagi tidak adanya ketegasan dari Ketua PBVSI Kota Tangerang dalam mengambil sikap sehingga membuat mental para Atlit muda Kota Tangerang ini menjadi labil karena ada nya bahasa dari seorang pelatih pada saat itu mengatakan bahwa akan ada penambahan lagi entah itu Libero, Setter, spiker, dll, imbuhnya.
Lagi menurut Sandi seharusnya yang di seleksi bukan pencarian Atlit dulu akan tetapi yang patut di seleksi adalah para penyeleksiannya yang bersertifikat agar mendapat hasilnya lebih professional dan bukan Abal Abal seperti sekarang ini, ucapnya.
Sehingga wajar jika para Atlit Bola Volly Indoor Putra Kota Tangerang mengalami kekalahan sebab penjaringan nya tidak professional, kalah melawan Tim dari Kabupaten Tangerang 3 – 0 dan kalah melawan Tim dari Kota Serang juga 3 – 0 jadi sangat sangat wajar jika mengalami kekalahan tersebut, ditambah lagi dari data yang ada dalam menentukan nama nama pelatih dan asisten pelatih terkesan asal tembak saja, tandasnya
Yang patut di pahami disini Atlit yg di susupi atau terkesan dipaksakan itu dibayar memakai uang negara melalui Dispora jadi menurutnya bukan sembarangan main susup menyusup aja, itu uang rakyat loh yang harus di pertanggung jawabkan, tutupnya.
(Margareth)