Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan(KBKK) usai merayakan Misa yang dipimpin Mgr Aloysius Sutrisnaatmaka MSF di Paroki St Yakobus Kelapa Gading.[Dok.KBKK]
Jakarta,April, Suara Republik News( SRN).Kelompok Bakti Kemanusiaan (KBKK) merupan sebuah kelompok awam missioner yang berpusat pada kemanusiaan memberikan pelayanan bagi korban bencana termasuk pelayanan sektor Pendidikan, yang berada di daeran terisolir. Ketika terjadi pergolakan di Timur Leste tahun 1999, seperti di lansir Hidup.com, banyak pengungsi yang dibawa ke Atambua. Mereka banyak kehilangan sanak saudara,rumah dan harta benda lainnya. “Kasih mengalahkan segalanya”Demikian Dr.Irene Setiadi ,Pengamat Pendidikan , dorter sekaligus menjadi ketua Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK).
Hidup ini sebuah pilihan . Maukah kita mengikuti panggilan Tuhan menjadi garam dunia? Tanya nya kepada public. Itulah pergulatan batin dari dr.Irene Setiadi ketika ditantang romo Terry Ponomban untuk membantu sesama di Atambua. Dr.Irene menetapkan bulan Desember 2000 berangkat bersama teamnya ke Atambua. Dalamm kurun waktu 13 tahun KBKK melakukan berbagai kegiatan missioner, diawali dari pengungsi Timtim, korban konflik di Poso,Tsunami di Aceh sampai ke suku Asmat daerah tertinggal dan terbelakang. Mendengar keluh kesah mereka,dr.Irene terketuk hatinya memberikan bea siswa kepada siswa lulusan SMA suku Asmat yang tertingal itu untuk menjdi perawat dan Bidan.
Trik dr.Irene setiap misa pagi, banyak berdoa . menerima ekaristi dan membaca kitab suci, untuk memperoleh kemampuan untuk melakukan tugas kemanusiaan ini. Disamping sebagi pendiri KBKK-red juga mempelopori berdirinya Forum Pelayanan Penjara KAJ.
Kembali ke Pengungsi tadi,yang banyak mengalami penderitaan, kelaparan , sakit dan traumatis, yang semakin menambah penderitaan mereka, manakala sebuah lembaga Sosial seperi United Nation, High Comisioner for Refugees (UNCHR) berhenti beroperasi pasca kerusuhan yang menewaskan beberapa orang Staf UNCHR pada bulan September 2000, tewas. Serta kantornya dan para stafnya dibakar hidup-hidup.
Sehingga mengakibatkan tidak ada lagi yang mendistibusikan menebarkan kasih bantuan. Disaat inilah KBKK, hadir menebarkan kasih kepada para korban.Ceritera dr.Irene penggerak rasa kemanusiaan ini. Bibit-bibit KBKK semakin tumbuh berkembang di Atambua, dari berbagai kunjungan Kasih yang merupakan kelompok awm tahun 2000,sebagaimana dilansir dari Hidup .com dimulai dari Kursus Pendidikan Kitab Suci (KPKS) angkatan ke 8 yang pada saat itu Romo Martin Harun OFM mendorong mereka melakukan kunjungan diawali dengan misa kemanusiaan di Atambua, didukung kelompk missioner perdana pemberangkatan di Shekinah dipimin oleh romo Martin Harun OFM.Inilah yang mengawali lahirnya KBKK tahun 2021 yang banyak peristiwa-peristiwa pengembangan komunitas awam missioner yang ber misi kemanusiaan bidang Pendidikan .
KBKK mengalami perkembangan ujar dr.Irene Setiadi pengamat pendidikan ini,setiap tahunnya melebar, yang pada tahun2010 saat ulang tahun KBKK yang ke sepuluh, dalam konfrensi Nasional nya merekomendasikan dibentuknya program misi , kesehatan, lingkungan hidup, ekonomim dan bantuan pendidikan bagi anak usia 15 tahun. Dr.Irene lebih lanjut menjelaskan bahwa KBKK mempunyai ciri khas selalu behubungan langsung dengan gereja lokal baik Keuskupan maupun Paroki ujarnya.Pada tahun 2010 ketika KBKK berusia 10 tahun mengadakan Konfrensi Nasional di Bali yang salah satu keputusannya ialah, meningkatkan mutu Pendidikan Dasar di kawasan bencana dan daerah terisolllir. Ketua Komisi Pendidikan dilingkup KBKK Marsella Marina mengemukakan bahwa nanti tahun 2011 kata Masella, KBKK memberikan bantuan masyarakat Mentawai.
Karena kata dia, di daerah ini pndidikan sangat memprihatinkan , karena memang daerah ini dalam pembangunan sangat ketinggalan.Akhirnya pada tahun 2012 lanjut Marsella lima orang pemuda Mentawai dikirim ke Jogyakarta untu kuliah di Universitas Sanata Darma dan mengirim anak-anak dari Keuskupan Agata yang bekerjasama dengan konggregasi suster putri Maria dan Yosef ( PMY) Makasar dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Stela Maris Makasar.( Ring-o)