Home / Nasional

Jumat, 8 April 2022 - 16:01 WIB

Peningkatan Mutu Olahan Sataimo (Talas) UMKM Sesuai Standar Pasar Global

(Ir. Nurlaela Abdulah,  M.S., Dosen  UNHAS & Praktisi Industri)

(Ir. Nurlaela Abdulah, M.S., Dosen  UNHAS & Praktisi Industri)

Jakarta, suararepubliknews.com – Dalam sebuah diskusi zoom yang digelar pada Kamis, 7 April 2022, Ir. Nurlaela Abdulah, M.S., seorang Dosen UNHAS dan Praktisi Industri, menyoroti berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh pelaku usaha food and beverage di pasar global. Diskusi ini juga dihadiri oleh Charles Malelak, SP, M.Si, ahli dalam pembuatan kompos dan NPK Eco Enzyme.

Standarisasi Mutu Produk Olahan

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh pelaku usaha food and beverage adalah standarisasi mutu produk olahan. Menurut Nurlaela, ada beberapa standar yang harus dipenuhi, antara lain:
  1. Japan Industrial Standard (JIS)
  2. Agricultural Standard
  3. Japan Industrial Standard (JIS)
  4. Studi kasus ikan teri nasi yang membutuhkan bahan tertentu
  5. Dokumentasi SOP dari hulu ke hilir

Tren Pergeseran Pilihan Pangan Sehat

Tren pergeseran pilihan pangan sehat telah berkembang pesat dalam dua dekade terakhir, seiring dengan peningkatan penyakit degeneratif seperti hipertensi, obesitas, diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung koroner, dan stroke.
Nurlaela menyoroti bahwa Jepang adalah negara yang paling optimal dalam memanfaatkan Sataimo (sejenis talas) sebagai bagian dari menu makanan keluarga. Pada tahun 2014, Kaisar Jepang mengeluarkan maklumat agar warga Jepang mengkonsumsi Sataimo satu kali sehari sebagai pengganti nasi, berdasarkan uji klinis yang menunjukkan bahwa Sataimo dapat mencegah penyakit diabetes.

Keunggulan Sataimo

Sataimo memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
  • Mengandung serat larut air yang berkhasiat bagi kesehatan
  • Mengandung vitamin C dan vitamin B kompleks
  • Mengandung mineral kalium yang dapat menekan tekanan darah
  • Merupakan sumber karbohidrat rendah kalori dibandingkan dengan beras gluten

Partisipasi Indonesia dalam Pasar Global

Dalam zoominar yang dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari berbagai daerah, Nurlaela menekankan pentingnya peran aktif Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Menurut WHO, ada 10 misi global terkait ilmu pangan dan kebutuhan teknologi proses yang aman dan baik untuk kesehatan. Nurlaela juga menyarankan bahwa tepung talas dapat diproduksi pada level industri setengah jadi baik di hulu maupun di hilir.

Rekomendasi untuk Pengembangan Pangan Lokal

Baca Juga  Kementerian Kominfo Tegas: Bigo Live Terancam Diblokir Jika Tak Segera Hapus Konten Negatif

Nurlaela memberikan beberapa rekomendasi untuk pengembangan pangan lokal berbasis talas:

  1. Diperlukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Indonesia untuk mengenal khasiat pangan lokal berbasis talas agar menjadi pilihan menu makanan sehari-hari.
  2. Diperlukan dukungan pemerintah melalui pemda agar jajanan baku pangan lokal no terigu.
  3. Dibutuhkan dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam memicu pertumbuhan industri tepung Sataimo sebagai cadangan pangan darurat saat krisis.
  4. Hasil penelitian di perguruan tinggi perlu berkolaborasi dengan sektor swasta untuk mengembalikan kesadaran masyarakat mengkonsumsi pangan lokal berbasis talas dengan teknik penyajian setara hidangan hotel dan restoran berkelas tinggi.

Teknik Budidaya Tanaman dalam Konsep Pertanian Eko Enzim

Teknik Budidaya Tanaman

Charles Malelak, S.P., M.Si., seorang ahli dalam pembuatan kompos dan NPK Eco Enzyme, memaparkan tentang teknik budidaya tanaman dalam konsep pertanian eko enzim. Teknik ini menggunakan eko enzim dalam setiap tahapan proses budidaya tanaman, mulai dari pengolahan tanah hingga panen dan pasca panen, untuk menghasilkan produk yang sehat dan ramah lingkungan.

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah adalah langkah pertama yang sangat penting. Menurut Charles, tanah perlu diolah atau dibajak, kemudian disemprot dengan larutan eko enzim (1:500) untuk menghidupkan kembali mikroba tanah. Setelah itu, dilakukan penggemburan sehingga larutan eko enzim bisa masuk dan tersebar merata di dalam tanah. Penambahan kompos eko enzim (5-10 ton per ha) juga diperlukan untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Persiapan Benih dan Penanaman

Benih yang digunakan harus unggul dan bersertifikat. Benih tersebut direndam dalam larutan eko enzim (1:1000) selama 30 menit untuk mempercepat proses pertumbuhan di pesemaian. Media atau lahan pesemaian juga perlu disemprot dengan larutan eko enzim (1:500).

Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah kebutuhan tanaman akan unsur hara. Dalam teknik ini, pemupukan dilakukan dengan penyemprotan larutan eko enzim (1:1000) sebanyak dua kali seminggu, dengan intensitas yang bisa disesuaikan.
Dengan penerapan teknik budidaya tanaman dalam konsep pertanian eko enzim, diharapkan hasil produk pertanian akan lebih sehat, ramah lingkungan, dan dapat meningkatkan laju produksi. (Ring-o)

Share :

Baca Juga

Nasional

Presiden Jokowi Resmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bandar Lampung: Tingkatkan Akses Air Bersih di Lampung Selatan

Nasional

Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan Terima Penghargaan Anugerah Adipura 2022

Nasional

Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Hadiri Acara Zikir dan Doa Kebangsaan di Istana Merdeka

Nasional

Kehadiran 9 Naga di Upacara Kemerdekaan IKN: Makna, Pengaruh, dan Investasi Besar di Nusantara

Nasional

“Jateng – Indonesia Berbasis Kualitas Otonomi Daerah, Sistem Hukum Nasional, Dan Pertahanan Negara”

Nasional

Menaker akan Revisi Aturan Program JHT

Nasional

Duplikat Bendera Merah Putih dan Teks Proklamasi Tiba di Ibu Kota Nusantara dengan Sambutan Meriah

Nasional

Pdt. Dr. Ronny Mandang Ketum PGLII Dengan Penganiayaan Yang Dialami M Kece Harusnya Bebas Murni

Contact Us