Suara Republik News.Lebak – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menyiapkan relokasi lahan kepada warga terdampak bencana pergerakan tanah segera dibangun untuk pembangunan hunian tetap (huntap).
Pembangunan huntap untuk warga Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten yang terdampak bencana pergerakan tanah Februari 2022.
“BPBD sudah menyiapkan lahan seluas 1,2 hektare yang merupakan milik desa setempat”, ujar Kepala BPBD Lebak, Febby Rizky Pratama dikutip Suara Republik News dari Antara, Rabu 21 September 2022.
Koordinasi antara BPBD Lebak dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten digeber untuk mewujudkan pembangunan huntap.
Pembangunan huntap dirancang dengan konstruksi rumah instan sederhana sehat (Risha),yang rencananya dapat diisi warga korban bencana pergerakan tanah Desember 2022
Sebanyak 56 Unit huntap dengan konstruksi Risha,Sesuai didasarkan pengajuan oleh warga yang terdampak bencana pergerakan tanah di kampung Cihuni.
Perangkat desa Curugpanjang Menyiapkan 1,2 hektar yang 3.000 meter digunakan untuk pembangunan huntap sedang sisanya untuk sarana umum dan rencana pengembangan pemukiman baru.
Realisasi pembangunan huntap dengan konstruksi Risha itu dibutuhkan waktu selama 14 hari telah selesai dan dapat dihuni.
Bagi warga yang akan mengisi huntap harus memenuhi syarat yakni membuat pernyataan, fotokopi KTP, fotokopi kartu keluarga, dan fotokopi buku tabungan atau rekening.
Surat pernyataan harus berisi pernyataan bahwa warga tidak akan mengisi rumah di lokasi lama dan bersedia direlokasi di lokasi tempat huntap tersebut.
Kami (BPBD Lebak) tentu berkomitmen untuk membantu masyarakat korban bencana alam agar kehidupan mereka lebih baik lagi,ucapnya.
Kami berharap pelaksanaan pembangunan huntap berjalan lancar”harap Febby.
Seiring dengan itu,seorang warga korban pergerakan tanah,Yusup,Mengaku merasa lega adanya relokasi warga agar dapat menempati huntap.
“Kami warga berharap Desember 2022 sekeluarga bisa mengisi huntap dengan konstruksi Risha di lahan desa itu”.
(Iwan)